Soorin baru saja keluar dari gedung bertingkat perusahaan tempat ia bekerja.
Seusai menghabiskan beberapa menit berharganya untuk memperdebatkan suatu hal yang memuakkan dengan Jung Hoseok.Kaki jenjangnya melewati ubin terakhir teras bangunan tersebut hingga kedua indra penglihatannya menangkap sosok Lee Donghwa yang bersandar pada mobil seraya menatap sekeliling.Pemuda itu lantas tersenyum tatkala melihat presensi Soorin di tempat itu."Donghwa apa yang kau lakukan disini?"
"Tentu saja menemui mu." Jawabnya senang.
"Tapi aku sedang sibuk.Aku harus berangkat kerja."
"Aku akan mengantarmu."
Langsung saja Soorin menggeleng menanggapi tawaran Donghwa, "Tidak perlu.Aku tidak mau merepotkan mu.Bukankah kau punya kesibukan sendiri?"
"Sok tau kau.Sudahlah aku tak menerima penolakan.Ayo masuklah ke dalam." Donghwa mendorong tubuh Soorin melesak ke dalam mobil yang telah ia buka pintunya.
"Kau sedang mencoba menculikku, eoh?" Soorin terkekeh.
"Dan kau adalah orang yang beruntung karena di culik pemuda imut sepertiku." Dan dia mulai membual.
"Tolong aku mau muntah."
Candaan berakhir dengan Soorin yang berakting seolah sesuatu merangsek naik ke tenggorokan sehingga Donghwa tertawa dan sesegera mungkin berlari menuju sisi mobil.Di pagi yang lengang itu, mobil Donghwa membelah jalanan kota dengan suasana hangat yang melingkupi cengkrama keduanya sepanjang perjalanan.
🍂
"Jadi hari ini agenda kita apa?"
Mendengar kalimat itu kening Jungkook berkerut membentuk tiga lipatan dalam, "Agenda kau bilang, kau pikir aku sekretaris mu?"
"Jeon ini masih pagi, please jangan membuatku berteriak teriak." Mencoba meredam emosi dengan menghembus napas berkala, Soorin memperingatkan Jungkook agar tak memancingnya untuk menggila pagi ini.
"Ya ya Noona Direktur."
Soorin tersentak, menatap Jungkook penuh penasaran.Seperti ada hal besar yang telah menghantam akal sehatnya, sementara itu si pemuda Jeon sedikit menelengkan kepalanya bersamaan dengan mimik wajahnya yang berangsur berubah bingung, "Apa? Cara bicaramu seperti bos asal kau tau."
"Dan kau seperti bawahan yang durhaka.Kenapa sih kau begitu senang melihatku kesal?"
"Aku hanya memberi respon sesuai apa yang ku tangkap.Itu saja."
Soorin cemberut, menatap tak suka ke arah Jungkook.
"Bukankah aku pernah bilang kalau kemampuan bahasamu itu buruk? Seharusnya kau memperbaikinya." Dia justru menambah kadar kedongkolan Soorin.
"Baik tuan muda, besok aku akan kembali ke sekolah dasar untuk belajar bahasa yang baik dan benar.Puas kau."
Jungkook tertawa, terlampau puas menyaksikan Soorin yang kepayahan menahan emosi untuk tak meledak.Dasarnya dia sangat suka menjahili Soorin, mulutnya pun kembali berkomentar.
"Seharusnya taman kanak kanak saja.Pasti akan sangat menyenangkan melihatmu memakai seragam dengan rambut yang di kuncir dua.Ah dan juga tas ransel yang ditinggikan hampir menyentuh tengkuk."
"Sial kau membuatku membayangkannya, Kook."
Kedua mata Jungkook semakin menyabit dengan dua gigi seri panjang yang nangkring manis di urutan paling depan.
Barangkali hormon bahagianya tengah naik ke titik kulminasi akibat berhasil membuat gadis itu kesal seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go
FanficJeon Jungkook hanyalah pemuda kesepian yang terjerat akan masa lalunya yang kelam.Satu tahun berharganya dilewati dengan mengasing seorang diri dalam kesunyian distrik Buam dong. Dunia Jungkook hanyalah mengenal hitam dan abu abu lantas tersentuh...