Myeongdong Night Story

80 24 3
                                    

   Bulan bersemedi di salah satu sudut langit.Barangkali tengah mengawasi aktivitas yang terjadi diatas kerak bumi.Mungkin juga satu pemandangan tak luput dari pengintaiannya, saat gadis dengan sweater bergaris yang kebesaran itu tak hentinya mengedarkan pandang didepan stasiun.

Untuk kesekian kalinya gadis tersebut mengecek ponsel, melihat adakah balasan dari pesan yang ia kirim.Namun kosong, hanya ada layar kunci yang menampilkan sembilan titik pola diatas potret wajahnya.Hah, apakah pemuda itu lupa? Atau malah sengaja melupakan?

          Gadis itu hampir putus asa, membenahi tatanan rambutnya yang dirusak semilir angin.Menyelipkan anak rambut ke masing masing telinga.Kepalanya yang sedikit tertunduk kemudian melihat sepasang sepatu converse berhenti terburu tepat di depannya.Sontak ia mendongak, mendapati pemuda yang ditunggunya ngos ngosan dengan kedua telapak tangan menutup telinga.

"Telingamu kenapa?" Renyitnya bingung.Tak mengerti alasan pemuda itu menutupi telinga.

"Takut budek."

"Karena?"

"Telat." Jawabnya polos.

Alasan tak masuk akal Jungkook yang serta merta mengundang tawa Soorin.Ia terkekeh ringan.

"Nggak jelas kamu, Kook."

Menyaksikan Soorin yang justru tertawa, pelan pelan Jungkook menurunkan posisi kedua tangannya.

"Tadi ku pikir kamu bakalan koar koar karena aku telat dateng, makanya antisipasi dulu."

           Soorin semakin tergelak.
Jungkook sudah seperti peramal atau memang terlanjur paham kebiasaan Soorin yang suka berteriak teriak.Entahlah, tapi malam ini Jungkook selamat dari kebiasaan buruk Soorin yang satu itu.Padahal sebelumnya Soorin sudah bertekad akan mengomel saat Jungkook datang.Namun melihat tingkah dan alasan aneh Jungkook yang dianggapnya lucu, kekesalannya menguap begitu saja.

"Ternyata takut juga ya kamu sama aku." Gadis itu berkacak pinggang.

"Teriakan kamu."

"Iya deh, serah.Yuk keburu larut ntar."

Jungkook hanya pasrah ketika tangannya digenggam dan ditarik pergi oleh Soorin menuju ke pasar malam Myeongdong.

🍂

        Kening sempit itu berkerut, menatap tak mengerti bangunan mewah di hadapannya.Menunduk untuk membaca selarik alamat yang tertera pada kertas digenggaman.Dari Taehyung.

'Benarkah ini rumahku?'

Lucu sekali kala pertanyaan tersebut di ajukan Suga pada dirinya sendiri.Ia tak tahu rumahnya sendiri.Kalau bukan saja karena Taehyung yang membantunya, entahlah mungkin Suga sudah kebingungan malam ini.

      Bel di tekan.Suga memegang erat pegangan tas tangannya, menanti pagar depan di bukakan.Tak lama terdengar kegaduhan dari dalam, suara yang tergesa gesa.Tak berselang lama pagar dibuka.Dari celahnya terselip tubuh kurus seorang wanita tua.Ia nampak sangat terkejut melihat kehadiran Suga.

"Tuan muda?"

Suga balas tersenyum.Sekiranya itu hal yang cukup untuk dilakukan saat ia tak tahu harus balas berkata apa.

"Mari silahkan masuk!"

Wanita tua itu membuka pagar lebih lebar lagi, mempersilakan si tuan muda masuk.Wajahnya tampias oleh beragam perasaan.Lebih dominan rasa bahagia sekaligus terkejut.Ini sudah satu tahun semenjak tragedi di musim dingin dan ia mendapati si tuan muda kembali ke rumah.

"Siapa yang bertamu, bi?" Tuan Jeon berujar manakala mendengar langkah sang pembantu memasuki rumah.Matanya masih sibuk memeta tiap huruf dalam koran harian.

Let's Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang