Kesabaran Yang Di Uji

64 21 4
                                    

  Entah sudah berapa lama keduanya berada di pantai itu, namun yang jelas kaki langit sebelah barat Gangneung telah memerah—indah.Jungkook dan Soorin selesai membereskan peralatan piknik dan duduk berdampingan di halte mengistirahatkan diri sejenak.Saling diam.Mengelola pikiran masing masing hingga semilir angin yang berhembus semakin ramai membelai kulit.

"Hari hampir gelap, haruskah kita pulang sekarang?" Jungkook menyela keheningan.Pada akhirnya memaksa kepala Soorin memutar menatapnya.

"Memang kenapa?"

Jungkook menghembuskan napas, memandang sekilas langit yang mulai redup di ujung jalan.

"Jika kita memaksakan pulang maka kita akan tiba di Seoul lewat tengah malam.Lagipula apa kau tidak lelah menempuh perjalanan jauh lagi?"

Manik Soorin bergulir, mengolah kalimat Jungkook matang matang.

"Benar juga katamu.Jadi apa yang harus kita lakukan?"

Rasanya Jungkook tak sanggup menelan liur karena kebodohan yang sangat tampak dari sosok Soorin.Dia masih bertanya apa yang harus dilakukan? Benar benar keterlaluan.

"Kau bodoh atau bagaimana sih? Tentu saja kita harus ke penginapan dan menyewa kamar."

"Haish tapi tak usah mengataiku bodoh juga Jeon." Soorin memukul lengan Jungkook kesal.

Setelahnya bisu kembali.Hanya debur ombak di belakang halte yang memainkan iramanya sendiri.Jungkook dan Soorin tak lagi bertukar kalimat.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Kini ganti Soorin yang merendahkan ego untuk bertanya.

"Tidak, hanya saja aku berpikir apa keputusanku ini memang benar?"

"Aku tidak mengerti maksudmu."

"Lupakan saja."

"Jangan membuatku semakin penasaran.Katakan atau ku bakar semua koleksi manga mu." Ancam Soorin.

"Aku tidak takut lagipula kalian berada di tempat yang berbeda."

"Kenapa sih kau tak berterus terang saja? Kenapa harus menunggu aku kesal dulu?" Soorin mulai dongkol dengan kebiasaan Jungkook yang suka mempermainkan emosinya.

Jungkook terdiam mencerna penuturan Soorin yang cukup serius untuk ia jawab dengan main main.

"Baiklah jika kau ingin tahu.Aku khawatir kau kena masalah karena ku lagi.Seperti kemarin malam di Myeongdong.Aku lihat Donghwa tak terlalu menyukaiku." Tutur Jungkook apa adanya.Soorin menghela napas diam diam.

"Kau pasti tidak nyaman ya dengan kejadian itu?" lidah Soorin menjulur pendek membelai permukaan bibir yang sejatinya tak terlampau kering.

Si lawan bicara tak menjawab namun cukup membuat Soorin mengerti dengan sikap diamnya.Apa yang di katakan gadis itu memang tak salah.

"Aku memang sangat dekat dengan Donghwa, tapi dalam kehidupan ini bukankah setiap manusia diberi hak untuk memilih apa yang ia kehendaki? Yah walaupun kau terkadang menyebalkan tapi kau juga sering membuatku senang.Kau sudah seperti saudara untukku.Dan aku berterimakasih untuk itu."

Soorin menatap langit dihadapannya dengan bola mata yang sayu.Jungkook menuruti arah pandang Soorin sebelum sepasang netra bulatnya menjatuhkan atensi pada si gadis.

"Aku juga berterimakasih padamu." Ujar Jungkook tulus.Sudut bibirnya mengurai senyum teramat tipis.

Soorin balas tersenyum dan mengangguk.Merasakan kelegaan yang cukup berarti.

🍂

     Taehyung mengaduk minuman dihadapannya seraya menatap kosong pusaran yang terbentuk di permukaan gelas.Ia lantas menghela napas, menyenderkan punggung tegap miliknya ke belakang.Mengangkat pandangan hingga ujung matanya dapat melihat seseorang menerobos masuk pintu kafe.Berjalan santai kearahnya.

Let's Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang