Rencana Yang Gagal

51 19 8
                                    

Setelah malam itu—tepat ketika Soorin jujur pada Jungkook, sama sekali tak ada yang berubah.Pemuda penyuka manga tersebut tak menjadi pribadi lembut nan manis dalam sekejap.Ia tetaplah Jungkook yang menguras emosi dan berbicara sesuai moodnya.Hanya saja hari ini ia mencegah Soorin untuk datang ke apartemen pagi pagi.Merekomendasikan berkunjung siang saja.Soorin tak tahu apa yang sedang pemuda itu kerjakan.Yang padahal di hari terakhirnya menjadi saudara sewa Jungkook, ia ingin mengajak pemuda tersebut berkeliling kota seharian penuh.

Dan yang terjadi sebenarnya yakni Jungkook tengah sibuk bertempur dengan peralatan dapur.Meracik beragam bumbu sesuai apa yang ia lihat dari youtube.Acuh pada kondisi dapur yang rusuh.Ia fokus terhadap satu hal yang harus dicapai, menyediakan makan siang untuk Soorin.Terdengar aneh barangkali, mengingat kejadian ini tak pernah berlangsung sebelumnya.Namun hari ini Jungkook rela demi sebuah momentum manis melepas saudara sewanya.

Dengan hati hati Jungkook membawa sup yang masih menyeruakkan uap ke udara untuk kemudian meletakkannya di atas meja makan.Menyunggingkan senyum lega dengan tangan meraba raba kantung celana.Dari dalam ruang kecil itu jemarinya menemukan dua buah sobekan kertas berwarna kuning.Jungkook menarik garis bibirnya menyamping, mendoktrin otak untuk memproyeksikan raut gembira Soorin tatkala mendapatkan tiket konser boygrup kesayangannya nanti.

        Bel terdengar dibunyikan berulang ulang, Jungkook yang tengah candu dengan imajinasi mengerutkan alis.Mengulik kedua jarum hitam pada jam dinding.Soorin mungkin terlalu bersemangat hingga datang lebih cepat dari yang Jungkook perkirakan.Kembali Jungkook simpan tiket di bawah vas bunga sesuai dengan yang ia rencanakan.Lantas tumitnya bergerak mendekati pintu; membukanya.

Jungkook seketika terlempar dari dunia nyata.Terseret mengikuti arus waktu yang membawanya pada kejadian beberapa tahun silam.Jantung dia berdetak kencang hingga berhasil melemaskan sekujur tubuh.

Seseorang dihadapannya hanya diam.Mengagumi wajah Jungkook yang kini ia lihat secara nyata.Melahirkan perasaan suka cita di lubuk terdalam.

"Kook–ah." Ucap Yoongi.Menenggelamkan seluruh dunianya pada mata bulat Jungkook.Niscaya pemuda itu akan mengerti betapa Yoongi begitu terharu atas pertemuan tersebut.

Akan tetapi Jungkook kian gelisah dengan selaput mata merah membendung tangis.Berkali kali ia kesulitan bernapas.Bak saluran pernapasannya di jejali sesuatu.Sesak sampai ke dada.Satu detik kemudian Jungkook membanting pintu— menguncinya—kemudian tergugu dengan tubuh yang merosot.

Kendati masih sangat terkejut, Yoongi jelas tak tinggal diam.Mengetuk pintu apartemen itu seraya memanggil nama si pemilik.

"Jungkook buka pintunya! Hyung ingin bicara denganmu."

Jungkook tak menjawab dan kian ketakutan.Bibirnya memucat tak berhenti gemetaran.

"Jungkook." Yoongi masih berusaha kendati hanya berakhir menjadi abu.Sia sia.

Jungkook memeluk lututnya erat, menenggelamkan wajahnya disana sambil terisak, "Maafkan aku, Hyung.Jangan benci aku."

🍂

     Situasi memenjarakan Yoongi bagai seorang buronan yang harus di hukum setimpal dengan apa yang telah ia perbuat.Namun ironinya Yoongi tak tahu dosa apa yang telah dia lakukan hingga tuhan ringan tangan mengutuknya dalam satu episode kehidupan yang menyesakkan.Yoongi hanya ingin bertemu adik manisnya bukan untuk melihat pemuda itu menangis ketakutan.Dan semakin ia bersuara kian banyak pula suara barang dijatuhkan dari dalam.

Bingung harus berbuat apa, Yoongi menghempaskan punggungnya ke dinding.Menangkup wajah yang tergambar garis pahit kehidupan.

"Kau siapa?"

Lorong telinga Yoongi tersengat suara lembut dari seseorang.Ia lekas menoleh, mendapati seorang gadis cantik berdiri di dekatnya dengan raut penasaran.

"Soorin," dengan cepat labium Yoongi mengeja nama itu, "namamu Soorin kan? Aku membutuhkan bantuanmu."

Mendapat serangan dadakan seperti itu tak ayal membuat Soorin terkejut, "Kau tahu namaku? Sebenarnya kau ini siapa?"

"Aku Yoongi, kakak Jungkook.Dan kau harus menolongku."

🍂

  Jungkook.Pemuda itu bak sebuah misteri yang cukup mustahil untuk dipecahkan.Terlalu banyak rahasia yang dia kumpulkan sampai tak terhitung berapa kali Soorin jatuh penasaran padanya.Dan kali ini, Soorin justru dibuat kaget dengan kemunculan pria yang mengaku sebagai kakak Jungkook.

"Sebentar biarkan aku berpikir.Kau kakak Jungkook?" ulang Soorin.

Yoongi mengangguk cepat.

"Jika kau kakak Jungkook, kenapa selama ini Jungkook tak pernah memberitahu ku tentang mu? Tuan Jeon pun tidak.Kau penjahat kan, mengaku!"

Tatapan penuh selidik Soorin menghujam tajam ke arah Yoongi.Tak akan semudah itu untuk membodohi Soorin.Ia tak percaya pada bualan Yoongi yang sejatinya adalah fakta.

Jika boleh jujur, Yoongi ingin sekali merutuki kebodohan Soorin.Apa perlu dalam situasi genting ia harus membicarakan omong kosong tentang yang gadis itu tuduhkan.Namun Yoongi memilih menekan egonya.Dilihat dari kepolosan berbicara, Soorin tak tahu menahu lubuk dari permasalahan.Maka dengan berat hati Yoongi memutuskan untuk bercerita singkat perihal ia dan Jungkook.

     Tercenung dengan kepala yang diserbu keterkejutan dari setiap penjuru.Soorin meniupkan udara keras lewat hidung, satu misteri terpecahkan lagi.Pertanyaan yang bergaung memenuhi jiwanya telah terungkap, alasan mengapa Jungkook berubah jadi manusia yang tak tersentuh.

Soorin hendak bersuara, merespon Yoongi yang usai bercerita.Namun wacana sudah, kata katanya lesap ditelan suara benda pecah belah dari dalam apartemen si bungsu Jeon.

"Jungkook!"

TBC

Assalamu'alaikum yeorobun
Malam ini Lets go update lagi.Maaf untuk segala kekurangan yang masih ada ya
Jan lupa vote dan komennya

Sekian dan Terimakasih😊

#Salam Hangat Dari WahyuTel😉

Tulungagung
Minggu, 20 September 2020

Let's Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang