Terpaksa Menetap

55 18 5
                                    

      Mendung kelabu perlahan menelan mega yang terplakat di cakrawala.Udara kian giat meluruhkan daun daun dari dahan.Barangkali—jika bisa—helaian yang menguning itu akan berteriak meminta untuk tak di pisahkan.Namun begitulah takdir yang harus mereka terima.Terlalu mutlak untuk di sangkal.

Sendi bergemeretak tatkala Jungkook meregangkan otot demi mengusir pegal yang bergelayut seusai insiden perkelahian dengan Donghwa.Ah salah mungkin yang lebih tepat penyerangan dari Donghwa.Sebab jelas sekali Jungkook hanya fokus mempertahankan diri tanpa balas melawan.Bukan ia tak tahu bagaimana untuk balik menjatuhkan lawan, Jungkook tak ingin seseorang tersakiti karena dirinya.

     Bel pintu dibunyikan secara acak.Jungkook memijit pelipisnya seraya mendesah lelah.Bangkit meninggalkan sofa dengan sedikit tak rela lantas membukakan pintu untuk si tamu yang masih ambigu dalam terkaannya.

"Jeon." Seru Soorin lemah.Mata Jungkook memicing mengetahui ada hal yang janggal dari Soorin.Mata gadis itu memerah dan kulit pipinya basah.Apa dia baru saja menangis?

"Kenapa kembali ke sini lagi? Kau tidak pulang?"

Gadis tersebut menggeleng.Selaput matanya berkilat oleh air mata lagi, "Aku khawatir padamu.Kau pergi begitu saja tadi.Aku takut kamu—"

Belum usai Soorin merangkai kalimatnya, bulir bulir bening lebih dahulu jatuh memburaikan rangkuman kata yang telah tersusun di pita suaranya.Sebab satu alasan yang mendadak hadir menyapa dirinya, Jungkook mengulum senyum melihat Soorin yang mengusap air mata asal.

"Masuklah! Jangan menangis disini." Hati hati Jungkook meraih kepala belakang Soorin.Mengajak ia masuk kedalam apartemen dan duduk tenang di sofa.

"Mau ku buatkan minum?" Selayaknya pemilik tempat tinggal yang baik, Jungkook dengan rendah hati menawarkan minuman.Soorin menggeleng, lagi.Kali ini ia mendadak jadi pendiam.

"Kau diam seperti ini aneh tahu.Soorin itu identik dengan berisik dan banyak tingkah."

Pada situasi normal Soorin mungkin sudah memukul pemuda itu atau bahkan menendangnya sampai terjatuh dari sofa, namun kondisi telah berubah.Soorin hanya sanggup menatap mata doe tersebut sambil menahan tangis.Lalu menghambur si tuan dan terisak pelan.Ini berkali lipat terasa menyesakkan.Jungkook berusaha mengubur pesakitannya demi menghibur Soorin.

"Maaf." Soorin memohon kemudian merasakan elusan pelan di pucuk kepalanya.Rengkuhan itu makin menguat pula dengan tangis yang menderanya sejak beberapa menit lalu.

Jungkook belum menghentikan gerak tangannya, ia tatap sekali lagi gadis yang tengah mendekapnya tersebut.Soorin tidak bersalah.Pun dengan Donghwa, bahkan cinta dari pemuda itu yang membuat kisah rumit ini bermula.

🍂

    Rinai membasuh bumi sejak satu jam lalu.Soorin menatap sayu tampias air pada permukaan jendela.Mengeluh.Lantas sosok Jungkook mengejutkannya dengan duduk tanpa permisi di dekat Soorin.Handuk kecil masih mengalung di belakang leher.Rambutnya setengah basah.Pemuda itu baru saja selesai mandi.

"Hujannya semakin deras." Jungkook berujar, menerawang hujan yang dua kali lipat membabi buta ketimbang sebelumnya.

"Lalu bagaimana aku bisa pulang?"

Soorin memelas, menenggelamkan tubuh kecilnya di sofa dalam posisi meringkuk.

Jungkook mengendikan bahu, "Kita tunggu saja.Siapa tahu sebentar lagi hujan reda."

Jungkook itu tidak tahu apa apa dan sepatutnya Soorin memang tak harus percaya dengan apa yang pemuda tersebut katakan.Lama menunggu dan bergelut dengan jemu, tengkuk Soorin bahkan telah menegang namun tiada penurunan berarti dari debit hujan diluar apartemen.

"Bagaimana ini? Belum reda juga." Soorin kembali mengeluh.Merasa dipermainkan cuaca.

Jungkook menghela napas.Mengabaikan sejenak ponselnya yang masih menyala.

"Ya terpaksa."

Ambiguitas muncul.Soorin menatap pemuda itu penuh tanya, "Terpaksa apanya?"

"Kamu nggak pulang."

Respon cepat diberikan Soorin berupa gelengan kepala berulang ulang.

"Nggak mau.Ya kali nginep disini.Males tidur seatap sama kamu."

"Ya udah terobos sana tuh hujan biar demam."

Decakan kesal mencuat.Soorin memanyunkan bibir beberapa senti.Merutuki keadaan.Terutama keterlaluan Jungkook yang tak menyimpan payung maupun jas hujan di tempat tinggalnya.

"Nginep aja deh kalo gitu."

Pasrah.Tak ada pilihan lain yang lebih baik dari itu.Keras kepala hanya akan menambah masalah yang lebih besar.Soorin tak ingin terdampar di tempat para petugas medis lagi hanya karena kali ini ia nekat menerobos hujan malam malam.

TBC

Hallo yeorobun,
Let's Go update lagi.Yah walaupun chapternya pendek semoga bisa mengobati kalian yang masih setia baca ff ini.Satu informasi untuk kalian, akhirnya Let's Go hampir mendekati tamat.Doain ya semoga saya diberi kelancaran ide dan mood yang baik buat nulis.

Seperti biasa saya minta maaf untuk typo dan kekurangan dalam cerita ini.Jangan lupa juga luangkan waktu untuk memberi voment.

Sekian dan Terima kasih😊

#Salam Hangat Dari WahyuTel😉

Tulungagung
Senin, 07 September 2020

Let's Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang