Sepotong Tanya

48 21 1
                                    

    Tidur Jungkook terganggu.
Rasa nyeri tiba tiba berkelana memeta sekumpulan syaraf yang menyusun wajahnya—terutama pipi sebelah kiri yang mendapat tinjuan keras semalam.Pemuda itu pada akhirnya terbangun dan mendapati Soorin duduk di dekat tubuhnya yang semalaman terbaring di sofa.Pantas saja Jungkook merasakan sakit, ternyata gadis itu tengah menekan nekan kulitnya yang pagi ini sedikit membiru.Lebam.

"Wajahmu kenapa? Apa kau semalam baru saja berkelahi?" Soorin berinisiatif menggeser duduknya ketika Jungkook bersusah payah menegakkan punggung.

"Ya aku semalam memang berkelahi."

Kedua mata Soorin melotot sempurna, "Dengan siapa? Dan kenapa kau berkelahi?"

Jungkook mengusap kepala belakangnya, mengangkat dagu ke arah meja di depan.Barangkali rasa belas kasihan Soorin sedang tidak timbul sehingga Jungkook harus merasakan pukulan di lengan kirinya.

"Aku bertanya serius.Jangan bercanda."

Dengan sangat sadar Jungkook tahu bahwa Soorin sedang tak ingin bercanda, begitupun dengan dirinya.Hanya saja sedikit manipulasi fakta mungkin adalah hal yang baik untuk di lakukan.

"Semalam aku terjatuh dan wajahku membentur meja."Bohongnya.Menurunkan letak kaki menggesek karpet yang terasa lembut.

Terdengar Soorin berdecak, "Kau tidak bisa berhati hati ya?"

"Tidak usah menghakimi ku.Lebih baik masaklah.Aku lapar."

Jungkook bangkit, berjalan gontai menuju kamar mandi.Mengabaikan begitu saja Soorin yang melongo di tempatnya atas perintah yang pemuda itu berikan.

"Enak sekali.Kau pikir aku pembantu."

Setengah malas Jungkook menoleh, "Tidak.Aku sedang mengajarimu menjadi saudara yang baik.Lagipula kau bilang pintar memasak kan?"

Soorin merengut atas kalimat yang entah itu terdengar seperti penghinaan untuknya.Apa apaan, Jungkook tengah memanfaatkan keadaan.

🍂

      Matahari berseru panas menggapai celah celah sempit kepadatan kota Seoul.Soorin mengelap telapak tangannya yang basah seusai mencuci piring.Berjalan pelan ke ruang tengah lantas melempar tubuh ke sofa yang sama tempat Jungkook duduk khidmat dengan sebuah manga di tangan.

"Komik baru lagi?" Soorin mencuri lirik.Jungkook mengangguk mengiyakan.

Setelahnya Soorin terdiam, Jungkook dan manga memang sudah menjadi suatu kesatuan.Hanya dengan kertas kertas bergambar itu, Jungkook akan betah berjam jam duduk dengan tenang.Oleh karenanya Soorin memilih mencomot ponsel dan gulungan headset dari tas.Menyumpalkan dua bulatan putih itu kemasing masing telinga.Menciptakan dunia sendiri serupa yang di lakukan Jungkook.

Sandaran sofa terasa nyaman di punggung yang berkali kali harus berusaha kuat di tempa beragam beban kehidupan.Soorin nyaris terlelap oleh suara emas dari boyband BTS kesayangannya.Hampir kesadaran memutuskan kinerjanya, sebelah headset tercabut paksa dari telinga sehingga bulatan manik itu membeliak.

Tak perlu di tanya siapa pelakunya, Soorin hanya menatap malas kearah sosok itu yang kini berhasil menguasai sebelah headset miliknya.Teramat santai dengan masih mempertahankan minat membaca.

  Lagu Let Go mulai terputar pelan menyiram saluran pendengaran.
Jungkook menurunkan letak manga dengan kening yang berkerut.

"Bahasa Jepang?" Monolognya mengetahui perbedaan kosakata yang terucap dari lagu sebelumnya.

"Memang." Sahut Soorin refleks.Meletakkan ponsel di samping tubuh.

"Kau menyukai lagu Jepang?"

"Aku menyukai lagu BTS.Karena lagu ini milik BTS aku menyukainya." Menoleh sebentar untuk memberi sedikit penjelasan pada si penanya, Soorin kembali menumpukan kepalanya pada sandaran sofa dalam posisi miring.Memberikan akses lebih pada sepasang irisnya yang senantiasa berbinar terang mengorek rupa langit yang nyaris memutih oleh sekumpulan awan.

"Cih, bucin." Jungkook mencecar.

"Biar saja.Kau iri?"

"Jangan bercanda.Ada banyak pekerjaan yang bisa ku lakukan selain iri padamu."

"Tapi kau kurang kerjaan."

"Kau bahkan lebih kurang kerjaan dengan terus berulah setiap hari.Apa dengan begitu kau merasa puas?"

Detik detik terasa bisu, menumbuhkan suasana sayu yang sekejap merangkul Soorin dalam satu perasaan aneh.Susunan lirik lagu yang terus merangsek masuk koklea berkamuflase menjadi sengatan yang menusuk nusuk kecil ulu dada.Soorin mengatupkan kedua kelopak matanya rapat.

'Dan apakah dengan semua itu kau akan mengingat ku?'

TBC

Annyeong yeorobun,
Hehehe chapter hari ini pendek banget dong.Bukan sengaja emang otaknya udah mentok aku romusha buat mikir.Biar cerita ini cepet kelar dan nggak on going mulu.Kendati demikian semoga masih bisa menghibur kalian semua ya.

Jika suka ff ini jangan lupa vote dan komen nya biar saya semakin semangat update

Sekian dan Terimakasih😊

#Salam Hangat Dari WahyuTel😉

Tulungagung
Jum'at, 28 Agustus 2020

Let's Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang