Hari hari berikunya Soorin masih mengunjungi Jungkook, membangunkannya tepat pukul tujuh, membersihkan apartemen juga.Sekarang ia lebih pantas dipanggil ART daripada seorang saudara perempuan.Karena kenyataanya meski sudah genap seminggu berkunjung ia lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah dari pada bercengkrama dengan Jungkook.
Siang ini matahari bersinar dengan sangat ceria, sebuah apartemen dikawasan Buam dong terlihat terbuka tirainya selama satu minggu penuh.Yang padahal sebelumnya dapat terhitung dalam setahun gorden tersebut terbuka berapa kali.
Seorang namja tengah menatap fokus layar televisi dengan tanganya yang sibuk mengoperasikan tombol tombol joystick.Tak terlalu ia pedulikan beberapa helai rambut panjangnya jatuh menutup sudut mata.Lalu seorang gadis ikut duduk bersila didekatnya, sekalipun tak berhasil mengalihkan tatapannya.
"Aku ikut bermain."
Jungkook menoleh, menatap horror Soorin.Lalu kembali sibuk dengan permainannya, tak terlalu mengindahkan permintaan Soorin.Dan Soorin menganggap itu sebagai bentuk penghinaan dari Jungkook untuknya.
"Yak kau meremehkanku, eoh?" Soorin kalang kabut meraih joystick yang berada tak jauh dari tumpukan dvd.
"Akan ku buktikan bahwa aku hebat dalam hal seperti ini.Aku taruhan kalau kau akan kalah dariku."
"Kalau ternyata kau yang kalah?"
Soorin mendelik, " Mitos macam apa itu? Aku tak mungkin kalah.Kalau aku kalah aku rela kau mendandaniku seperti badut."Soorin menyombongkan diri, terlalu yakin bahwa Jungkook tak akan mampu mengalahkannya.Dia adalah ratunya game saat SMA.
"Deal."
🍂
Entahlah mungkin hari ini dewi fortuna tengah tertidur sampai tak mendengar doa Soorin.Ia kalah bermain Grand Turismo Sport, itupun dua kali berturut.Soorin kehilangan muka.Ia sudah terlanjur sesumbar namun harus menelan pil pahit kekalahan.Padahal sebelum memutuskan ikut bermain ia memprediksi bahwa Jungkook akan kalah.Kenapa demikian? karena selama Soorin berkunjung, baru kali ini melihat Jungkook memegang stik ps.Ia terlampau yakin pemuda itu jarang bermain playstation.
Soorin merutuki dirinya sendiri, kenapa hari ini ia membawa make up dalam tasnya.Harusnya tadi ia tinggalkan saja barang barang itu agar sekarang Jungkook tak bisa merusak penampilannya.
"Kook?" panggil Soorin.
"Hmmm,"Jungkook hanya menanggapinya dengan deheman.Tangannya terlalu sibuk menyapukan beberapa make up ke wajah Soorin.
"Yak, kau jangan berdehem saja.Kau benar benar sedang merusak wajahku?" Histeris Soorin dan seperti biasa tak terlalu Jungkook perhatikan.
"Wanseong."
Dengan segera Soorin mencari keberadaan bedak padatnya. Membuka benda itu terburu, agar segera mendapat cermin untuk ia melihat apa yang terjadi pada wajahnya sekarang.
"YAK JEON JUNGKOOK KAU MEMBUATKU TERLIHAT SEPERTI RED HEART," Soorin meringis menatap pantulan wajahnya dicermin.
Ia sekarang benar benar mirip ratu jahat dalam film Alice in the Wonderland.Ia merinding melihat lipstik berbentuk hati dibibirnya dan juga eye shadow berwarna biru yang menutup kelopak matanya bahkan sampai ke alis.
"Jungkook, kau.........."
Soorin terpaksa menghentikan kalimatnya.Ada sesuatu yang lebih menarik dari memaki Jungkook sekarang.Senyum Jeon Jungkook.Pemuda itu tersenyum. Menampilkan dua gigi kelinci lucu yang sangat kontras dengan penampilan lusuh nan seramnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go
FanfictionJeon Jungkook hanyalah pemuda kesepian yang terjerat akan masa lalunya yang kelam.Satu tahun berharganya dilewati dengan mengasing seorang diri dalam kesunyian distrik Buam dong. Dunia Jungkook hanyalah mengenal hitam dan abu abu lantas tersentuh...