Dimana ada Soorin dan Jungkook di situlah kegaduhan akan tercipta.Apartemen yang semula damai berubah selayaknya tribun yang riuh sesak oleh teriakan keras para penonton.Berisik.
Pagi ini dapur apartemen Jungkook yang menjadi lokasi kegaduhan.Bahan makanan tersebar di sepanjang pantry.Lantai dipenuhi bercak tepung terigu dan panir, sementara itu ada sepasang manusia berbeda gender yang tengah cekcok di dekat kompor.Saling adu cacian dan argumen.Tak ingin mengalah.Hanya demi memperebutkan satu spatula."Menyingkirlah Jeon! Kau mengganggu, biarkan aku memasak." Dengan menggunakan siku, Soorin mendorong tubuh Jungkook menjauh.
"Aku tidak yakin dengan masakanmu." Jungkook bersikeras berusaha mencomot spatula yang digunakan Soorin menggoreng udang tempura.Namun lagi lagi di gagalkan oleh tangkisan siku gadis tersebut.
"Jangan meremehkanku.Aku jagonya memasak makanan Jepang dan Korea."
"Ya, kau memang jago, bila itu dalam mimpi."
"Kau mau ku hajar?" Soorin berbalik seraya mengangkat spatulanya yang baru ditarik dari dalam minyak panas.Sontak Jungkook mundur, takut terkena cipratan minyak.Dan memanglah Jungkook beruntung pagi ini karena kulit pualamnya tersebut tak jadi cacat sedikitpun, karena tetesan minyak panas dari spatula itu justru terjun mengenai tangan Soorin.Gadis itu memekik, melempar spatula ke lantai.
"Aduh panas." Rintihnya seraya mengibaskan tangan.Kedua matanya memerah dengan kilatan air mata—hampir menangis.
Dengan sigap Jungkook mematikan kompor dan langsung menarik pergelangan tangan Soorin lantas membawanya mendekat ke arah wastafel dapur.Memutar penuh kran hingga air dingin mengalir deras membasuh luka tangan Soorin yang memerah.
"Selain bodoh, ternyata kau juga ceroboh." Tukas Jungkook dengan nada bicaranya yang teramat santai.Wajahnya yang berada di dekat telinga Soorin mempermudah pendengaran gadis itu menangkap cibiran tersebut dengan sangat gamblang.
Ini jelas penghinaan!
"Ini semua gara gara kau.Jika kau tidak sok hebat dan terus merecoki pekerjaanku aku pasti tidak—"
"Shuut diamlah." Jungkook melingkarkan sebelah lengannya di belakang tengkuk Soorin hingga telapak tangan kekar itu berhasil membekap mulut Soorin.Sementara tangan yang lain digunakan untuk memegang tangan Soorin yang masih terulur dibawah guyuran air kran.Sekarang Soorin merasa sedikit risih.Sungguh.
"Sekarang ikut aku, biar aku obati lukamu."
"Tidak mau."
"Keras kepala."
"Kau juga," balas Soorin tak ingin kalah," pokoknya aku tidak mau tahu setelah ini aku minta ganti rugi."
"Kau terluka karena kecerobohanmu sendiri."
"Bukan.Ini karena kau—"
"Baiklah baiklah aku akan ganti rugi.Kau ingin apa?" Jungkook mengalah tak kuasa bila harus mendengarkan Soorin berkicau yang mungkin bisa mengalahkan kecepatan rap Suga BTS.
Gadis itu terdiam sejenak dengan mata menyipit yang menandakan pikirannya tengah bekerja keras, namun tak dipungkiri bias gembira tak luput terlukis di wajahnya.Soorin tak sengaja menerawang jendela dapur yang memperlihatkan senyum hangat sang mentari.Ia pun turut tersenyum.
"Aku ingin piknik."
🍂
Yoongi berjalan gusar menuju petugas resepsionis yang berjaga di lobi.Untuk pertama kalinya Yoongi datang ke gedung ini, yang begitu asing dalam penglihatannya.Namun mau apa lagi, ada hal yang harus ia lakukan di sini.
![](https://img.wattpad.com/cover/178784002-288-k223249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go
Fiksi PenggemarJeon Jungkook hanyalah pemuda kesepian yang terjerat akan masa lalunya yang kelam.Satu tahun berharganya dilewati dengan mengasing seorang diri dalam kesunyian distrik Buam dong. Dunia Jungkook hanyalah mengenal hitam dan abu abu lantas tersentuh...