The Perfect Surprise

60 24 0
                                    

  Bagaimanakah sebuah kebahagiaan itu terjadi? Pertanyaan semacam itu selalu saja muncul di kepala Jungkook tiap petang.Tepat di penghujung harinya yang senantiasa tampak monokrom.Itu dulu, jauh sebelum Soorin mencuri masuk kisah hidup yang ia lindungi rapat rapat.Menari nari di dalamnya, menumpahkan cat warna dengan langkah kecil sehingga dunia tak lagi membosankan di mata Jungkook.

Soorin serupa sungai dengan aliran tenang yang menyampaikan sebuah harapan pada muara tujuannya.Membuat Jungkook tak harus mempertanyakan kembali perihal kebahagiaan karena ia tidak lagi memiliki alasan untuk itu.Jungkook sudah bahagia.

Berjam jam berlalu dan aroma matahari mulai menata mimpi mimpi dari tiap insan yang menunggu untuk diwujudkan.Jungkook membuka mata dan langsung mengeja nama Soorin dikepalanya.Sejak hari itu Jungkook tak pernah bertemu Soorin.Bahkan ketika ia pindah ke Gangnam dua minggu lalu, sekedar berpapasan tanpa sengaja pun tidak.Seolah dunia keduanya dibelah dengan lembah berkabut tebal yang memisah.Karena sekuat apapun mencari, mereka tak akan bisa saling menemukan.

   Jungkook mencomot ponsel dari atas nakas.Membolak balik benda tersebut seraya berpikir dalam.Ego telah terlalu lama mendoktrinnya agar tak menggunakan ponsel untuk berkabar dengan Soorin.Jungkook terlalu gengsi sekedar memulai.Namun hari ini sepertinya dia harus rela mengalah.Jungkook sadar ia belum memberikan suatu hal yang pantas untuk Soorin.Sebagai tanda terima kasih atas semua perhatian dan motivasi yang membantunya bangkit.Kali ini mungkin saatnya, Jungkook memutuskan untuk mengirim pesan pada Soorin.

Hai

Sesingkat itu kata yang dikirim dan sialnya membuat Jungkook menjadi gulana.Cukup lama ia menunggu balasan.Mengisi waktu menunggunya dengan melakukan aktivitas lain.Tepat ketika Jungkook selesai membasuh badan, pesan balasan dari Soorin sudah masuk ponselnya.

Hai juga

Kau sibuk?

Memang kenapa?

Bisa temui aku nanti?
Jam 2 siang di Sungai Han

Biar ku tebak

Kau merindukanku kan

Jungkook mengernyit heran.Kenapa gadis itu masih narsis saja? Namun setelahnya Jungkook tersenyum.Tak terpungkiri ucapan Soorin ada benarnya.Sedikit rindu memang tengah bergelegak dalam diri Jungkook.

Ck terlalu besar kepala

Kkkkk
Baiklah aku akan datang

Segaris senyum simpul terbit menyempurnakan wajah berseri Jungkook.Hari ini mereka akan bertemu lagi.Namun sekarang ada hal penting yang harus dilakukan.Menyiapkan hadiah.

🍂

  Korea sedang berada di penghujung musim gugur.Suhu udara menurun gila gilaan hingga membuat siapapun akan menggigil kedinginan jika keluar rumah tanpa memakai baju tebal.Soorin melangkah tergesa, berkali kali mengadu kedua telapak tangan lalu meniupnya pelan.Kegelisahan semakin membuat ia kedinginan.Memikirkan bagaimana Jungkook berusaha bertahan ditengah kepungan hawa dingin karena menunggunya.

Bahu Soorin melemas turun dengan satu hembusan napas panjang.Akhirnya ia sampai ditempat Jungkook menunggunya.Pemuda itu bangkit saat melihat Soorin datang.Kedua pangkal alis tertaut menahan bingung.

"Wajah kamu, kok—"

"Stop.Aku tau kamu mau bilang apa," cepat Soorin mencegah Jungkook mengeluarkan komentarnya,"Aku tadi buru buru kesini sampe salah pake fondation.Jadinya ya keputihan kek gini.Eh, jangan ketawa kamu."Soorin protes melihat Jungkook yang menertawainya.

Let's Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang