Pohon pohon kembali meranggas, meninggalkan potret batang sunyi yang tak berpenghuni.Helai daun kering menumpuk diatas tanah, sesekali terburai ketika hembus angin menyeretnya.Satu tahun telah berlalu, banyak segala sesuatu yang berubah.Seperti tatanan kota yang menjadi lebih baik atau bahkan boyband BTS yang kian melebarkan sayap mereka sebagai artis internasional.
Diantara pembaharuan yang terjadi, ada beberapa hal yang masih tak berubah, selalu sama saat hal tersebut didapatkan satu tahun lalu.Kesedihan Jungkook dan rasa cintanya pada seorang wanita yang begitu berpengaruh pada kehidupannya.Itu menjadi cerita lama yang terbawa dan jadi bagian dari masa depan.
Setelah kepergian Soorin Jungkook berusaha melanjutkan hidup secara normal, namun pukulan atas kejadian tersebut belum juga sembuh kendati berkali kali berusaha Jungkook timbun dengan segala kesibukan di dunia nyata.Ada sesuatu yang mengganjal di inti dada Jungkook.Dan karena hal itu ia tak bisa menangis, namun juga tak bisa tersenyum bebas.Hidupnya kosong, terjebak dalam cahaya remang remang.
Mata doe itu mengerjap pelan, menatap pucuk pucuk kepala hadirin yang duduk dalam barisan dengan rapi.Jungkook dapat melihat Yoongi tersenyum padanya diantara para penonton, juga ayahnya yang hari ini bolos kerja untuk melihat dia bernyanyi.Panggung megah tempat ia berdiri senyap, hanya Jungkook seorang yang mengisinya.Debar dadanya menggila, siapapun yang berada di posisi Jungkook pasti akan merasakan hal yang sama.Grand final memang terasa seperti pertarungan besar antara hidup dan mati.Cukup untuk membuat kegugupan yang dahsyat.Benar, Jungkook tengah mengikuti kontes menyanyi.Dan selangkah lagi—jika takdir memang memihaknya—Jungkook akan pulang membawa kemenangan.Namun lebih dari itu, Jungkook sama sekali tak berambisi untuk menjadi sang juara.Ia tak butuh segala keuntungan yang ditawarkan dari memenangkan kontes tersebut.Jungkook hanya ingin merealisasikan janji yang tanpa sengaja ia buat dulu.
Lampu lampu studio di matikan hanya menyisakan satu lampu gantung yang tengah menyorot tepat ke arah Jungkook.Tuts piano mulai di mainkan.Nada nada lembut menguar diantara tepuk tangan para penonton.Jungkook menarik napas dan mulai bernyanyi.
Sayonara no mae ni let go
(Sebelum mengucapkan selamat tinggal, akan ku lepaskan)Demo kokoro no meiro no naka de mayou
(Tapi aku tersesat di tengah tengah labirin hatimu)Stereo kara mono e
(Dari stereo ke mono)Wakaremichi wa sou
(Begitulah jalan kita terpisah)Korega chiriyuku sadame naraba my last letter
(Jika takdirku harus menghilang seperti ini, inilah surat terakhirku)Tsudzuru kotoba kaite wa keshiteru
(Kata kata yang dulu ku tulis dengan pena ku hapus lagi dan lagi)Kimi e no omoi wa so many to let go
(Ada begitu banyak perasaanku padamu yang harus ku lepaskan)Unpuzzle my lego
(Membongkar legoku)Moto no katachi ni modorenqi level
(Berada dalam level dimana susunan itu tak bisa kembali ke bentuk semula)So be it don't cry
(Biarkan saja, jangan menangis)I'mma let you go and fly
(Akan ku biarkan kau pergi dan terbang)Suara lembut khas seorang Jeon Jungkook lagi lagi membuai penonton.Juri pun begitu, terlihat menikmati lagu berbahasa jepang yang tengah di nyanyikan.Lagu dari boyband kesukaan Soorin yang hari ini akan menemani perjuangannya.Dan memang lagu beserta penampilan ini khusus Jungkook persembahkan untuk Soorin, menjelang peringatan satu tahun meninggalnya gadis itu besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Go
FanficJeon Jungkook hanyalah pemuda kesepian yang terjerat akan masa lalunya yang kelam.Satu tahun berharganya dilewati dengan mengasing seorang diri dalam kesunyian distrik Buam dong. Dunia Jungkook hanyalah mengenal hitam dan abu abu lantas tersentuh...