6. Momy Gak Sendiri

941 51 4
                                    

Sabtu subuh yang sunyi, kia-kira sekitar pukul tiga pagi. Momy Olin tampak telah terjaga dari tidurnya. Ia bergegas  bangun dan langsung menuju ke dapur untuk memulai kegiatan rutinnya sebagai seorang ibu yang baik.

Pagi ini Momy Olin harus mempercepat pergerakannya agar ia tak terlambat untuk pergi kerja.

Wanita berusia kepala empat itu terlihat sibuk mempersiapkan sarapan untuk ketiga putra tercintanya. Usai menu sarapan selesai, Momy Olin berlanjut mempersiapkan masakan untuk makan siang, kemudian mencuci pakaian, berberes rumah, lalu membangunkan putra bungsunya yang pagi ini harus berangkat ke sekolah.

Begitulah paginya Momy Olin. Jika si Momy sudah mendapat jadwal shift pagi di rumah sakit,  maka segala kegiatan pagi Momy Olin pasti akan terasa sangat tergesa-gesa. Ia harus berpacu dengan waktu agar bisa menyelesaikan rutinitasnya sebagai seorang ibu dan juga tak terlambat tiba di tempat kerjanya .

Setelah memastikan Domi sarapan dengan baik, Momy Olin pun bergegas pamit pada putra bungsunya untuk berangkat kerja terlebih dahulu. Tak hanya pamit pada Domi. Momy Olin juga tak lupa memberi kecupan hangat untuk dua putranya yaitu Vier dan Uky yang masih tertidur pulas di kamarnya karena pagi ini kedua putra Alcander itu tak memiliki jadwal untuk ke kampus.

🐾🐾🐾

Menjelang sore hari, sekitar pukul 14.30. momy Olin terlihat baru saja tiba di rumah dengan wajah kusut dan kelelahan yang terpancar jelas di wajah keibuannya.

Merawat jumlah pasien yang tidak sedikit di bangsal tempat ia bekerja,  sudah pasti membuat seluruh tenaga Momy Olin terkuras habis. Kepalanya pening, kakinya terasa pegal dan kantuk pun tak mau tertinggal untuk menyiksa tubuh si Momy.

Momy Olin berjalan gontai memasuki rumah dengan sisa semangatnya hari itu. Meskipun demikian, ibu tiga anak itu tetap menebar senyumannya saat ia disambut oleh sapaan ceria ketiga putranya yang terlihat asik bermain games di ruang keluarga.

Shallom Momy. Selamat  sore…” Sapa ceria Domi saat melihat sang Momy yang baru saja memasuki ruang keluarga.

“Sore Mom…” Timpal Vier dan Uky ikut menyapa sambil masih terus fokus dengan games yang mereka mainkan.

“Sore juga sayang…” Ucap Momy Olin balas menyapa ketiga putranya. Momy Olin terlihat mengacak gemas rambut anak-anaknya lalu kemudian beranjak ke kamar untuk memebersihkan diri.

Setelah mandi dan tubuhnya menjadi sedikit segar, Momy Olin bergegas keluar dari kamar untuk menemui ketiga putranya kembali.

“Kalian udah pada makan nak ?” Tanya Momy pada ketiga jagoannya.

“Udah Mom,” jawab Alcander bersaudara serempak. Ketiganya masih terlihat asik memainkan games sambil sesekali tertawa dan saling menjahili satu sama lain.

Melihat anak-anaknya yang masih asik bermain, Momy Olin pun memutuskan untuk menuntaskan pekerjaanya rumahnya hari itu dan mengesampingkan rasa lelah yang menyapanya.

Ia bergegas mengangkat jemuran yang sudah kering, menyetrika pakaian yang sudah menanti dan usai menyetrika nanti Momy Olin berencana akan masak untuk makan malam ia dan anak-anaknya.

Tapi sepertinya rencana tinggalah rencana, karena baru saja Momy Olin mulai menyetrika beberapa helai pakaian, rasa kantuk tanpa ampun justru menyerang dirinya.

Berkali-kali Momy Olin menyadarkan diri dan berusaha membuka lebar-lebar matanya agar tak terlena pada kantuk. Dalam dirinya ia bertekat untuk tetap terjaga agar bisa segera menyelesaikan seluruh pekerjaan rumahnya. 

Helai demi helai pakaian berusaha Momy Olin selesaikan. Alcander bersaudara masih terdengar heboh memainkan gemes di ruang keluarga. Domi yang untuk kesekian kalinya kalah oleh kedua abangnya, merutuk kesal dan memutuskan untuk berhenti bermain games.

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang