27. Mari Selesaikan Semua!

324 23 2
                                    

Ucapan Uky kini sukses membuat Tyan tak bisa memejamkan mata padahal jam telah menunjuk ke angka 2 malam. Bukan hanya karena kehadiran Tami kembali tapi karena ucapannya mengenai dampak negatif yang dibawa Yemi akan hubungannya dengan sang Mami.

Tyan mengusap wajahnya kasar setelah menyadari belakang ini ia telah menyakiti perasaan Maminya, terlebih ia telah berbuat kasar hanya demi membela Yemi dan hal yang tak masuk akal. Tak hanya sampai di situ rasa sesal Tyan, ia sadar bahwa untuk pertama kalinya ia membuat sang Mami menangis padahal tugasnya adalah menjaga Mami untuk tak sedikitpun terluka bahkan menangis saat sang Papi tak ada di dekat mereka.

" Akhhh! Durhaka banget gue sama Mami!, Kalau Papi tau gue bikin Mami nangis habis gue di eksekusi mati!" racau Tyan penuh sesal.

Wajah tampan Tyan begitu didominasi kefrustasian. Ia merasa harus segera memperbaiki semuanya seperti apa kata Uky dan Vier.

" Gue harus selesaiin semuanya sekarang juga!, Gue gak bisa terus begini!" ucap Tyan penuh tekad. Di menit berikutnya, Tyan nampak melangkahkan kakinya keluar kamar, ia berniat untuk menyambangi kamar Mami Nia.

Sesampainya di depan kamar, Tyan terlihat ragu-ragu untuk membuka pintu kamar Maminya itu, berkali-kali ia terlihat mundur dari depan pintu tapi kembali lagi. Akhirnya setelah memantapkan diri,dengan perlahan ia pun membuka pintu kamar Maminya dan melangkah masuk dengan begitu senyap.

Sesampainya ia di sisi tempat tidur sang Mami, hatinya merasa penuh rasa bersalah. Wajah lelah sang Mami membuatnya tertunduk sesaat. Bagaimana bisa ia menyakiti Maminya dengan ucapan kasar hanya karena seorang gadis yang bahkan ia tak cintai.  Hanya karena rasa tak enak hati pada si gadis ia membiarkan wanita yang selalu mendampinginya sejak kecil itu terluka.

Tyan mengutuki sikap bodohnya tersebut sambil kemudian duduk di sisi tempat tidur Maminya. Di pandanginya wajah cantik sang Mami dengan perasaan bersalah yang begitu mendalam.

Entah telah berapa lama Tyan berdiam diri menatap Maminya yang tertidur pulas hingga di menit berikutnya sang Mami terbangun akibat bunyi alarm yang menunjukkan waktunya beliau untuk shalat malam. Di saat Tyan terkejut karena mendengar suara alarm, sang Mami pun terkejut karena kehadiran putra sulungnya yang entah sejak kapan ada di kamarnya.

" Astaghfirullah Abang, bikin Mami kaget aja," seru Mami Nia sambil meraih ponselnya dan segera mematikan alarm.

Setelah Mami Nia berhasil mematikan alarm di ponselnya,ia pun segera menatap kembali pada putra tampannya yang masih tertegun tak bersuara.

" Abang kenapa ada di kamar Mami?" tanya Mami Nia lembut sambil mengusap surai anaknya. Tyan tak menjawab ia hanya terus menatap Maminya dengan tatapan penuh arti.

" Abang sakit?" lagi-lagi Mami Nia bertanya tapi kali ini sambil memeriksa suhu tubuh anaknya dengan telapak tangan. Wajahnya tergurat kekhawatiran yang membuat Tyan menelan salivanya susah payah.

Di saat itu ia sungguh-sungguh menyadari bahwa Maminya begitu menghawatirkan dirinya meski dalam hal sekecil apapun. Di detik berikutnya Tyan meraih tubuh Maminya dan membawanya dalam pelukan. Kontan Mami Nia pun melongo dibuatnya.

"Mi, maafin Abang Mi udah buat Mami kecewa,udah buat Mami nangis karena sikap Abang yang kasar ke Mami. Abang minta maaf ya Mi," ucap Tyan lembut namun terdengar sedikit tercekat. Sang Mami pun nampak tersentak atas permintaan maaf putra sulungnya. Dengan jiwa besar Mami Nia segera mengusap bahu Tyan dengan lembut dan menerima permintaan maaf tersebut

" Mami udah maafin Abang kok, lagi pula mungkin benar apa yang Abang bilang kemarin kalau Mami terlalu ikut campur dengan hidup Abang, bikin Abang jadi bosan dan jengah sama sikap Mami." Tyan melepas pelukannya dan menatap Maminya sambil menggeleng pelan " gak Mi, Abang sama sekali gak merasa begitu, entah setan apa yang kemarin ngerasukin Abang sampai Abang ngomong kasar ke Mami. Abang gak maksud begitu kok ke Mami beneran!" Jelas Tyan dengan wajah sungguh-sungguh.

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang