5. Satu Sama !

908 55 6
                                    

Pagi ini Unjin nampak tak bersemangat untuk sarapan pagi. Ia duduk dengan lesu di meja makan hingga Abangnya bersuara untuk memintanya segera menghabiskan sarapannya itu.

Lagi dan lagi Unjin merasa bersalah dan menyesal dengan sikapnya kemarin pada sang Mami. Ia belum sepenuhnya percaya bahwa Maminya akan sekecewa ini dengan sikap usilnya hingga berujung perginya Mami Nia dari rumah.

"Dek, nanti begitu selesai pelajaran sekolah, langsung pulang ya jangan pergi ke mana-mana, Abang hari ini akan pulang agak malam karena mau kejar dosen untuk konsul skripsi," ucap Tyan memberi wejangan pada Adik semata wayangnya.

Unjin sendiri hanya mengangguk lemah dengan tatapan lesu. Helaan nafas keluar dari bibir Tyan, ia tahu betul Adiknya ini tengah galau karena ketidakhadiran Maminya.

"Jangan lesu kayak gitu terus Dek, nanti Abang coba buat hubungi Mami lagi dan minta Mami untuk pulang, semoga aja kali ini hp Mami aktif." 

Tyan mengacak puncak kepala Unjin dengan senyum manisnya, seakan berkata bahwa semua akan baik-baik saja.

Setelah menyelesaikan sarapan paginya yang terasa hampa, Unjin pun segera berangkat ke sekolah bersama dengan Domi. Tyan pun juga mulai melajukan motor sportnya keluar dari halaman rumah untuk bergegas mencari keberadaan dosen pembimbingnya.

Jam istirahat siang di sekolah. Domi terlihat tak bersemangat dan enggan untuk mengikuti teman-temannya yang begitu menggebu pergi ke kantin. Si bungsu yang polos itu lebih memilih merebahkan kepalanya di atas meja dan memejamkan matanya. 

Domi tidak sedang mengantuk, ia hanya sedikit malas dan terasa lemas karena tubuhnya terasa tak nyaman dan suhu tubuhnya sepertinya sedang meningkat.

Sejak tadi pagi Domi sudah merasa tak enak badan, kepalanya sedikit pusing dan tubuhnya seperti tak bertenaga. Mungkin Domi sedang terserang demam.

"Dom, lu gak mau ke UKS aja ? Ntar lu pingsan lagi di sini," ujar Unjin menasehati sahabat sekaligus teman sebangkunya itu. 

Domi tampak tak merespon, ia hanya menggelengkan kepala dan tetap konsisten pada posisi awalnya.

"Apa mau gue telponin bang Vier atau bang Uky biar jemput lu pulang aja ?" anjur Unjin lagi namun respon Domi tetap sama. Hanya menggeleng saja. 

Unjin menghempas napas berat melihat respon Domi yang hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sahabatnya itu memang batu, tapi Unjin juga tak ingin memaksa Domi untuk mengikuti anjuranya.

Biarlah terserah apa yang Domi mau saja, asal Domi bahagia. Wkwkwk....

🐾🐾🐾

Siang harinya sepulang sekolah. Setelah membuka pintu rumah yang masih terkunci seperti tadi pagi, Unjin segera melangkah masuk menuju dapur dan langsung menenggak sebotol air mineral dalam sekejap.

Setelah puas, Unjin pun melangkah menuju tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas. Tapi langkahnya terhenti saat ia melewati kamar Maminya.

Pintu kamar Mami Nia tertutup rapat. Masih sama seperti semalam, saat ia meninggalkan kamar tersebut. Unjin terlihat menghela nafas panjang dan seketika itu rasa rindu menyelinap masuk ke dalam hatinya, membuatnya begitu melow. 

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang