32. I'm Crazy Because Of You

340 22 4
                                    

3 hari pasca rapat pertama, malam ini kelompok karang taruna kembali menyelenggarakan rapat lanjutan untuk membahas segala persiapan acara.

Satu per satu muda-mudi yang terlibat dalam kepanitiaan tampak berdatangan di gedung karang taruna, termasuk juga Tyan dan Uky yang terlihat baru saja memasuki aula.

Kedua putra tampan itu terlihat menyapa akrab para anggota lain yang sudah lebih dulu tiba. Namun seperti biasanya, di saat Tyan harus berhadapan serta menyapa Tami yang ada di sana, ia mendadak jadi gagu dan alhasil hanya Uky sajalah yang bisa menyapa akrab Tami yang kini sedang duduk berdampingan dengan Lea.

Tyan mengambil duduk sedikit jauh dari Tami. Ia memilih memberi jarak dengan gadis itu sebab ia khawatir ia tak bisa konsentrasi saat memimpin rapat nanti. Maklum, Tyan memang terlalu cemen ! Gadis bernama Tami itu adalah kelemahan terbesar putra Nugroho.

Melihat Tyan yang mengambil duduk sedikit jauh itu membuat Lea jadi harus ikut berpindah tempat duduk sebab ia butuh berdiskusi banyak dengan sang ketua panitia. Jabatan Lea sebagai bendahara panitia mengharuskan ia banyak berkoordinasi dengan Tyan demi kelancaran acara yang akan diselenggarakan.

"Bang, kenapa duduknya jauh banget sih ? Kenapa gak duduk di sana tadi sebelahnya Uky ? Kan masih ada bangku kosong !" keluh Lea saat ia sudah menghampiri Tyan di tempatnya.

"Ng, di sini lebih nyaman dek. Adem !"

Alasan Tyan tersebut kontan membuat Lea jadi mengerutkan keningnya. Gadis imut itu bingung mencerna alasan yang Tyan berikan sebab yang ia tau ruang rapat tersebut menggunakan AC dan sudah pasti duduk di sudut manapun akan tetap terasa dingin.

"Terserah abang aja deh," ujar Lea menutup pembahasan.

"Proposal kegiatan kita ada di abang ya ? Kata Sarah abang yang mau cetak dan bawa malam ini ? Mana ?" tanya Lea membuka topik bahasan baru.

"Mampus dek, gue lupa bawa ! Ketinggalan di meja kamar," seru Tyan spontan sambil mengusap wajahnya kasar.

"Yah, gimana donk bang ? Rapat bentar lagi dimulai ni," keluh Lea turut frustasi.

"Ya udah, tunggu sebentar ! Gue suruh orang anterin itu proposal ke sini. Lu tenang aja," ungkap Tyan coba menenangkan. Padahal dirinya sendiri merasa ketar-ketir karena di rumah keluarga Nugroho saat ini tak ada orang sama sekali.

Tadi sebelum Tyan pergi ke tempat rapat, Mamy Nia dan Unjin nyatanya lebih dulu berpamitan padanya. Ibu dan adiknya itu mengatakan akan pergi berbelanja ke supermarket bersama dengan Momy Olin dan juga Domi.

Harapan Tyan satu-satunya adalah Vier. Hanya Vier yang kemungkinan masih tersisa di rumah dan bisa membantunya membawakan proposal penting tersebut. Maka dengan sangat Iincahnya, jari-jemari Tyan memainkan ponsel miliknya, lalu mendial nomor sahabatnya itu

Dengan sedikit perdebatan sengit, Tyan akhirnya berhasil memaksa Vier untuk membantu dirinya. Si tampan Alcander yang tadinya berencana akan mengapeli gebetan barunya itu pun tampak menggerutu kesal karena ulah sang sahabat, semua rencananya malam itu jadi rusak.

"Tiway kampret !! Untung lu sobat gue dari piyik ! Kalau kagak, udah gue sleding lu sampe ke Zimbabwe ! Ganggu acara orang aja dah !!!" Geram Vier sendiri. Kini si tampan itu sudah berada di kamar Tyan dan mencari keberadaan proposal yang tertinggal itu.

Tak usah heran bagaimana Vier bisa masuk ke rumah keluarga Nugroho. Dua tetangga itu sudah saling tahu di mana tempat penyimpanan kunci rumah masing-masing. Maklumlah, sudah bertetangga sejak dahulu kala.

Setelah menemukan benda yang menyebabkan sialnya, Vier pun bergegas memacu laju motornya ke gedung karang taruna untuk mengantarakan proposal tersebut pada Tyan. Namun sebelum Vier tiba di tempat tujuannya, ia mendapat pesan singkat dari Tyan yang mengatakan agar dirinya menyerahkan proposal tersebut pada gadis bernama Lea, sebab saat ini ia sedang menerima panggilan alam di kamar mandi. Efek berdekatan dengan tami sepertinya membuat Tyan jadi mendadak mules-mules Wkwkwk.

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang