Keesokkannya di sekolah, kedua remaja tampan nan mengemaskan yang tak lain adalah Domi dan Unjin terlihat melipat wajahnya sambil menyangganya dengan kedua tangan. Mereka tak berniat untuk pergi ke kantin sekolah hanya untuk sekedar membuat gaduh tempat itu atau pun membeli sesuatu. Keduanya tampak lesu bagai tak bertenaga.
" Gue bete nih Dom di rumah!" keluh Unjin memecah keheningan di antara mereka
" Sama gue juga!" sahut Domi membuat Unjin meliriknya cepat.
" Lu kenapa?" sambung Unjin penasaran. Dengan malas Domi pun menceritakan perihal yang membuatnya bete setengah mati berada di rumah, begitu pula dengan Unjin dengan penuh semangat ia mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini bersarang di hatinya.
Setelah keduanya saling bertukar cerita, kemanyunan kembali melanda mereka tapi bedanya kali ini sepertinya mereka tengah memikirkan sesuatu untuk mengatasi masalah mereka itu.
" Dom, pulang sekolah nanti jangan langsung pulang ya, kita ke rumah bang Lino dulu yuk!, malas nih gue kalau langsung pulang tar gue pasti di suruh tidur siang mulu sama Akung gue, trus sorenya gue pasti suruh ikut pergi ngaji barengan anak-anak TPA di masjid deh, alamat gak bisa latihan dance gue! " keluh Unjin panjang lebar.
" Tapi kalau kita main tar Momy nyariin gue gimana?, kalau Momy khawatir sama gue gimana? "
" Yakin nyokap lu khawatirin lu sementara di rumah lu ada si Daniel hahaha! "
Godaan Unjin itu sukses membuat Domi membrenggut kesal. Sejenak Domi berpikir apa yang dikatakan Unjin memang benar, Momy nya pasti asik sendiri karena kehadiran Daniel.
" Okelah kita main ke tempat bang Lino aja nanti, sorenya langsung cus ke sanggar! " Domi setuju dengan ucapan Unjin tadi mereka pun sepakat untuk tak pulang ke rumah setelah jam sekolah selesai.
🐾🐾🐾
Di rumah keluarga Nugroho's, Mbah Kakung terlihat tengah bersantai di kursi goyang yang ada di teras belakang. Hingga suara motor membuatnya terkesiap dan segera melangkah ke depan. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 16:30, Akung berpikir bahwa itu suara motor milik cucu kecilnya yang nakal yaitu Unjin tapi ternyata itu adalah Tyan sang cucu kebanggaan.
" Akung kenapa buru-buru gitu sih?, mau kemana?" tanya Tyan sambil melepas helm full facenya yang keheranan melihat kakeknya tergopoh-gopoh menuju teras.
" Mbah kira Unjin, gak taunya kamu tho le."
Raut wajah Tyan pun berubah, kenapa pula Akung menunggu Unjin apakah Unjin belum juga pulang dari sekolah? Selintas pertanyaan menyerang di pikiran Tyan.
" Adek blm plg Kung?" Tyan mencoba memastikan
" Belum, gak tau kemana anak itu padahal udah waktunya ngaji sore ini. Liat tuh anak-anak kecil udah pada berangkat ke masjid."Tyan menoleh ke luar pagar rumahnya dan melihat kumpulan bocah-bocah imut berbaju koko dan sarung yang ditangannya membawa al-quran maupun Iqra.
" Kemana nih anak, tumben jam segini belum pulang? " Monolog Tyan pelan sambil mengeluarkan benda pipih dari saku celananya. Tak berapa lama benda itu pun ditempelkannya di telinga.
Setelah beberapa saat menunggu, Tyan pun mematikan panggilan telepon yang tentunya tertuju pada sang adik.
" Piye?, isoh di telpon ( gimana bisa di telpon) ?"
" Nomernya gak aktif Kung."
Helaan nafas pun keluar dari mulut Akung. Karena penasaran Tyan pun melangkah ke rumah sebelah untuk memastikan keberadaan Domi dan ternyata Domi pun belum juga pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Moms [END]
HumorThe amazing cover by @suputri21 Cerita ini belum direvisi. Tanda baca dan typo masih banyak bertebaran 🙏 🌠🌠 Ini adalah cerita tentang kami yang begitu disayangi. Disayangi siapa ??? Disayangi oleh ibu KAMI ! Untuk kalian para Army, Nctzen dan Sta...