10. Pesan Sayang Akung

460 31 0
                                    

Gema azan subuh berkumandang membangunkan para kaum muslimin untuk segera menunaikan kewajiban mereka. Tak terkecuali Keluarga Nugroho's, mereka pun bergegas untuk melakukan kewajiban mereka tersebut. Seperti biasanya Tyan bahkan sudah melangkah ke masjid bersama bapak-bapak komplek rumahnya. Mami Nia sudah melaksanakan sholat di dalam kamarnya sementara Unjin?

" Le, bangun le sholat subuh dulu nanti telat," ucap Akung lembut sambil mengusap kepala Unjin. Unjin mengeliat malas lalu tersentak kaget saat melihat Akungnya. Susah payah ia menelan salivanya, di detik berikutnya ia tahu bahwa Akung akan mengomelinya seperti biasa. Namun

" Tangio Le, sholat sek yo ( bangun nak, sholat dulu ya)," ucap Akung lembut sambil tersenyum lalu melangkah keluar kamar Unjin.

Unjin mengucek matanya, memastikan bahwa sosok barusan benar Akungnya. Setelah memastikannya ia pun yakin bahwa yang bicara padanya tadi memang Akungnya. Tapi kenapa Akung tak marah padanya bahkan bersikap lembut? Itulah pertanyaan yang muncul di benak Unjin.

Matahari mulai menunjukan pesonanya saat jam mengarah ke angka 6 pagi. Para keluarga Nugroho's pun sudah berada di meja makan. Unjin yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya, saat itu duduk di samping Akung. Ia sesekali nampak mencuri pandang ke arah Akung. Entah apa yang ada di pikiran bocah SMA itu, tapi ia masih merasa heran dengan sikap Akung subuh tadi. Terlebih saat ini Akung tengah menyodorkan segelas susu coklat pada Unjin.

" Susunya dihabisin jangan kayak kemarin disisain."

Unjin mengangguk kaku sambil menatap ke arah Abang dan Maminya yang duduk di sebrangnya. Sang Mami dan Abang hanya tersenyum manis padanya membuat ia makin bertanya-tanya.

" Adek hari ini masih latihan dance nak? " tanya Mami Nia sambil menyodorkan piring berisi nasi goreng pada Tyan tapi matanya terfokus pada si bontot Unjin.

" Iya, besok baru gladi resik Mi."

" Tar pulang sekolah lu pulang dulu atau langsung ke sanggar?" kali ini suara Tyan terdengar.

" Mmmm kayaknya langsung deh, tenang aja, kali ini Unjin ngabarin kok!" sahut Unjin sambil sekilas melirik ke arah Akungnya. Nyindir nih ye 😂

" Jangan lupa sholat!, kamu itu paling susah kalau suruh sholat!, apa-apa harus diingatin!" oceh Akung membuat Unjin mulai menaikkan bibirnya malas.

" Udah gede itu harus tau kewajiban sendiri, waktunya sholat ya sholat jangan apa-apa harus diperintah!, kalau diingatin marah tapi kalau gak diingatin terlena sama kebiasaan yang gak baik," sambung Akung memberi petuah.

" Iya Akung, Unjin sholat kok!, ya walau gak serajin Abang tapi Unjin sholat kok Kung! " sahut Unjin dengan wajah menahan kesal. Hampir saja Mami Nia dan Tyan tertawa tapi untungnya mereka bisa menahannya.

🐾🐾🐾

Selepas pukul 11.30 siang Mami Nia pun bersiap untuk meninggalkan rumah untuk bekerja. Sebelum berangkat, Mami Nia sempat memberi wejangan pada Tyan untuk mengurus Akungnya. Tyan pun mengiyakan sambil sesekali sibuk dengan ponselnya.

" Bang, dengerkan apa yang Mami bilang?"

" Denger Mi," sahut Tyan masih fokus mengetik sesuatu di ponselnya.

" Mami lagi ngomong kok malah sibuk sendiri sih Bang!, Abang lagi smsan ya sama cewek?" Kontan Tyan langsung melirik Maminya.

" Mulai deh su'uzon, Abang lagi chat sama temen abang Mi soal jadwal sidang."

" Wahh udah keluar bang jadwal sidangnya?" tanya Mami Nia antusias.

" Udah nih, Abang dapat jadwal minggu depan, doain ya Mi. "

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang