40. Brondong Gondrong

258 17 0
                                    

Sore itu momy Olin tampak sibuk berdandan di depan cermin ruang ganti---tempat ia bekerja. Setelah menyelesaikan shift paginya hari itu, momy Olin terlihat bergegas mengganti pakaian dan begitu bersemangat memoles diri hingga mengundang tanya sang sahabat yang hari itu mendapat jatah shift sore. 

"Lu mau ke mana sih Lin ? Kok dandan kece banget ?" tanya mami Nia saat ia tiba di ruang ganti untuk mengambil sesuatu di loker miliknya. 

"Mau jalan donk, cuci mata !" jawab momy Olin santai sembari masih terus mematut diri di cermin. 

"Mau jalan ke mana lu ? Sama siapa ? Biasanya juga lu ke mana-mana sama gue ?" cecar mami Nia, mulai kepo. 

"Mau jalan sama brondong ! Gue bosan jalan sama lu mulu ! Lagian salah sendiri kerja kok dapat shift sore terus...."

"Yee, emang gue yang mau ! Lu jangan keganjenan Lin, ntar gue laporin si Dami lho !" ancam mami Nia. 

"Iihhh, norak deh mainannya lapor-laporan. Lu iri kan sama gue ? Udah sono kerja, malah gangguin gue di sini lagi. Gabut lu !" 

"Iihhh Olin lu ya ! Bilang sama gue lu mau jalan sama siapa ? Gue pites lu ya kalau aneh-aneh. Ingat udah tua Lin, anak-anak udah pada gede ! Astagfirullah...." 

Momy Olin seketika tertawa terbahak-bahak melihat mami Nia yang begitu posesive pada dirinya sampai mengingatkannya untuk tak aneh-aneh. Mami Nia memasang wajah cemas yang penuh selidik dan ia benar-benar mencurigai Momy Olin yang sore itu berdandan sangatlah kece. 

"Lin, seriusan lu mau ke mana dan sama siapa ? Jujur dulu sama gue," cecar mami Nia sembari mengikuti langkah kaki sahabatnya yang akan meninggalkan unit kerja mereka. 

"Gue mau nge-mall sama brondong gue Nia ! Noh lihat di sana brondong gue udah nungguin gue !"

Mata Mami Nia langsung mengarah ke mana jari Momy Olin menunjuk. Dari tempat kedua ibu itu berdiri saat ini, terlihat seorang laki-laki muda bersurai ikal dan sedikit panjang berdiri, menunggu di depan lift.

Pakaian serba hitam dan tas besar yang bertengger di pundaknya memberikan ciri yang sangat khas di mata Mami Nia. Apalagi setelah laki-laki itu menoleh ke arah mami Nia dan momy Olin. 

"Astafirugllah ! Itu tuyul imut gue kapan mau potong rambutnya sih Lin ? Mau sepanjang apa dia pelihara itu rambut ?" oceh Mami Nia spontan saat mengetahui brondong yang dimaksud oleh sahabatnya itu adalah putra momy Olin sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astafirugllah ! Itu tuyul imut gue kapan mau potong rambutnya sih Lin ? Mau sepanjang apa dia pelihara itu rambut ?" oceh Mami Nia spontan saat mengetahui brondong yang dimaksud oleh sahabatnya itu adalah putra momy Olin sendiri. 

"Udah gak ada lagi tuyul imut lu itu Nia ! Sekarang udah berganti jadi si gondrong yang udah dewasa ! Gue juga gak tau kapan tu bocah mau potong rambutnya, biarin aja lah selagi dia senang dan gak merugikan orang lain !" ucap Momy Olin sembari menatap lurus pada putra keduanya yang begitu cepat bertumbuh dewasa itu. 

"Iya sih. Anak kuliahan kalau gak gondrong gak afdol kayaknya ya ? Apalagi Abang Uky anak teknik !" 

"Ya udah sono lu pergi ! Gue kira lu beneran punya simpanan brondong tadi !" ujar mami Nia menggerutu.

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang