28. Isi hati Vier

354 25 0
                                    

Selepas menyelesaikan sengketanya dengan Yemi, Tyan akhirnya memilih pulang tanpa peduli lagi pada gadis yang telah membohonginya itu. Tapi Tyan tidak langsung pulang ke rumahnya sendiri, melainkan pulang ke rumah Vier sahabatnya. 

Perasaanya sedang kacau, ia diliputi kekesalan dan si sulung tahu saat ini ia butuh sahabatnya untuk tempat bercerita. 

Di sinilah Tyan sekarang, di kamar Vier, menjarah tempat tidur sahabatnya itu sambil meracau kesal ditemani oleh Vier dan Uky. 

"Najis !!! Malu banget gue Wai ! Ini namanya merusak citra kita sebagai primadona ! Masa lu bisa sampe dijadiin bahan taruhan begini !" ujar Vier mengocehi Tyan. 

"Ya mana gue tau kalau dia jadiin gue taruhan ! Emang siapa yang bisa memprediksi ? Gue bukan cenayang Xavier !!!" oceh balik Tyan. 

"Hahhaha Bang bang kasihan banget sih hidup lu ! Niatnya sih baik gak pengen melukai perasaan cewek, tapi ujung-ujungnya diri sendiri yang dilukai !!! Inilah definisi sesungguhnya, sakit tapi gak berdarah ! Hahhaa."

Uky menggoda Tyan diiringi gelak tawa yang tak dapat ia tahan. Hal yang dialami Tyan sungguh-sungguh di luar prediksi dan sangat mengejutkan. Seorang primadona kampus yang terkenal baik dan sangat mempesona bisa jadi bahan taruhan para wanita. 

"Diam lu Ky ! Ketawa lu itu semakin melukai hati gue !" rutuk Tyan kesal. 

"Ohh, hati abang Tiwai terluka ya ? Yang sebelah mana yang terluka ? Sini Uky sembuhkan," sambung Uky menggoda sambil mengelus-elus dada Tyan. 

"Sial !!! Jangan elus-elus gue Ky, geli ! Minta ditabok lu ya ?!"

"Lebih baik adek ditabok sama abang, daripada adek dijadiin bahan taruhan bang !!!" Sambung Vier ikut menggoda sahabatnya tersebut.

"Sial !!! Emang terkutuklah kalian berdua !!!"

Tyan pada akhirnya ikut tertawa mendengar segala candaan Vier dan juga Uky. Ia tak pernah ambil hati karena memang begitulah persahabatan mereka sejak dahulu. Tyan tahu keputusannya datang dan bercerita pada Vier dan Uky adalah pilihan yang tepat. Ia jadi tak terbebani sendiri meski nyatanya ia harus mendengar bullyan dari kedua Alcander bersaudara itu. Bagi Tyan itu tak mengapa, toh pada akhirnya ia juga jadi tertawa dan lupa akan masalahnya. 

🐾🐾🐾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐾🐾🐾

Hari berlanjut, waktu merajut tiap detik tanpa henti hingga tak terasa sepekan telah berlalu lagi. 

Malam itu di kediaman keluarga Alcander, Uky dan Domi tampak seru bermain kartu bersama sang Daddy di ruang keluarga diiringi dengan gelak tawa dan candaan yang terdengar begitu bahagia.

Adapun Vier yang sedang menuruni tangga itu ikut tertawa melihat keseruan Daddy dan adik-adiknya. Namun Vier tak berniat untuk bergabung bersama mereka, ia memilih untuk menemui sang Momy yang kini sedang membaca novel di ruang khusus miliknya. 

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang