45. Berdamai Dengan Hati

219 13 3
                                    

Malam hari di kediaman keluarga Alcander. Uky dan Domi tampak baru saja membubarkan diri dari kamar Vier dan kini beranjak ke kamar mereka masing-masing. 

Ketiga putra tampan momy Olin itu tampak baru saja melakukan pertemuan serius, entah membahas apa yang jelas sepertinya momy Olin tak tau menahu perihal tersebut.

Domi sedang sibuk memberesi buku-buku tebal yang berserakan di meja belajarnya. Dari banyaknya jenis buku yang Domi baca malam itu, ada satu buka tebal berjudul 'Panduan Sukses SMBPTN yang tampak Domi simpan dengan hati-hati di tempat yang tidak terlihat. 

"Dom ... Momy boleh masuk nak ?" 

Suara panggilan momy Olin itu sedikit membuat Domi terkejut dan jadi kalang kabut. Si bontot pun lalu buru-buru merapikan semua buku-bukunya, kemudian bergegas membuka pintu untuk sang momy. 

"Domdom abis ngapain ? Tumben pintunya dikunci ? Ini momy bawain Domdom susu." 

Momy Olin berjalan tenang memasuki kamar setelah putra bungsunya itu mempersilahkan ia masuk. Ibu tiga anak itu lalu meletakkan susu cokelat hangat buatannya di atas meja belajar putranya, lalu sedikit memperhatikan putra bungsunya yang terlihat salah tingkah.

"Ng ... gak ngapa-ngapain Mom. Domdom udah mau tidur tadi," ujar Domi berbohong.

"Hmm... Momy perhatiin beberapa hari ini, Domdom kok gak bobok sama Momy? Kenapa ? Udah bosan ya bobok sama Momy terus ?" selidik momy Olin mulai baper.

"Gak kok Mom. Domdom lagi pengen tidur sendiri aja. Kasihan juga kalau kamar Domdom jarang ditempati."

"Beneran begitu ? Bukan karena ada yang lagi, Domdom sembunyiin dari Momy?" selidik momy Olin lagi.

"Ng... Iya bener Mom !" jawab Domi sedikit ragu.

Momy Olin kini sedang duduk berdampingan dengan putra bungsunya itu sambil membelai lembut surai coklat Domi yang kini tampak mulai panjang dan menutupi matanya.

"Dom... Domdom udah nentuin pilihan mau lanjut kuliah apa ? Bentar lagi udah pembukaan pendaftaran mahasiswa baru lho ! Domdom udah punya ancang-ancang belum?" 

Pertanyaan momy Olin sontak membuat Domi bungkam dalam beberapa saat. Ia mendadak bingung harus menjawab apa, sebab sampai detik ini ia belum berani berterus terang prihal keinginannya untuk menjadi dokter. Hanya Vier dan Uky yang sudah mengetahui rencananya, namun Domi memohon dengan sangat pada kedua abang untuk tak memberitahu sang momy ataupun daddy-nya terlebih dahulu. 

Syukur saja Vier dan Uky mau mengerti. Mereka pun paham akan situasinya dan keduanya kompak untuk membantu sang adik.

"Domdom masih bingung, Mom. Masih mau pilih-pilih dulu mana yang cocok," ujar Domi berusaha menutupi.

"Yaudah kalau gitu. Momy harap, Domdom cepat menentukan pilihan. Kalau Momy sih pengennnya ,Domdom ambil jurusan yang umum aja. Seperti jurusannya Abang Vier atau Abang Uky gitu, biar nanti pas lulus lapangan pekerjaanya lebih banyak."

Domi tampak terdiam di tempatnya dengan berjuta kegalauan di hatinya. Ia kini hanya sanggup merespon ucapan sang momy dengan segaris senyum tipis, menandakan dirinya tak bisa lagi berbicara apapun.

Entah bagaimana caranya Domi mengungkapkan pada sang momy jika ia saat ini bahkan sudah mendaftarkan diri bahkan siap untuk mengikuti seleksi masuk di dua universitas negeri dan mengambil jurusan kedokteran ?

Ahh, Domi rasanya semakin galau ! Di satu sisi ia takut mengecewakan sang momy karena keputusannya, namun di sisi lain ia begitu menggebu ingin meraih impiannya sendiri.

🐾🐾🐾

Beberapa hari berselang. 2 hari ke depan acara lamaran Vier pada Lea akan diselenggarakan. Keluarga Alcander terutama momy Olin tentu sangat sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk acara tersebut. 

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang