Hari berganti ,kini tibalah saatnya dimana Mami Nia harus melepas Papi Abbi untuk kembali ke tempat tugas.
Mata wanita paruh baya itu bahkan sudah sejak tadi basah. Pandangannya pudar akibat air mata yang terus saja terjun dengan seenaknya tanpa bisa ia kendalikan.Tyan menghentikan laju mobilnya tepat di parkiran mobil yang berada di terminal 3 penerbangan domestik. Baik Tyan dan Unjin segera menoleh ke kursi belakang tempat Mami Papinya berada. Sekejap suasana haru mulai terasa pasalnya Mami Nia semakin tergugu karena tak rela melepas kepergian suaminya untuk kembali bertugas.
" Sayang, jangan nangis kayak gini. Nanti aku berat ninggalin kamu. Lagi pula kan ada anak-anak yang nemenin dan jagain kamu, jangan nangis lagi yank."
Papi Abbi mencoba menenangkan istrinya. Perlahan ia pun membawa istrinya itu ke pelukannya sambil memberi kode pada kedua anaknya untuk turun dari mobil lebih dulu.
Setelah 5 menit mendekap erat sang istri,Papi Abbi pun mulai membawa Mami Nia untuk turun dari mobil.
" Papi kan masih bisa telepon Mami kayak biasa jadi jangan sedih kayak gini dong Mi. "
Lagi-lagi Papi Abbi mengucapkan kata-kata penenang sambil sesekali mengusap air mata yang masih sesekali turun ke pipi istrinya.
" Mami kan masih kangen Pi, kenapa sih Papi cutinya cuma 2 minggu!" cebik Mami Nia sedikit kesal sambil kembali menghapus air matanya.
" Cutinya kan gantian sama yang lain Mi,lagian kalo cutinya lama yang jaga perbatasan siapa?" sahut Papi Abbi lembut sambil menatap Mami Nia dengan tatapan dalam yang begitu menenangkan.
" Perbatasannya gak akan pindah juga kali Pi!, Sesekali cuti yang lama kek biar Mami puas berduaan sama Papi!,ini masih kangen tapi udah ditinggal lagi, gimana gak sedih!"
Papi Abbi tersenyum kecil,ia mencoba memaklumi sikap istrinya. Lagi pula mau bagaimana lagi, bagaimana pun juga ia harus segera kembali ke tempat tugas.
Melihat Papi dan Maminya belum juga beranjak dari sisi mobil karena sang Mami yang belum juga berhenti ngedumel akan kesedihannya membuat Unjin gregetan lalu mulai meneriaki orang tuanya itu untuk segera bergegas.
" Mami nangisnya di skip dulu kek Mi!, Pesawatnya Papi 10 menit lagi berangkat lho, nanti kalau Papi ketinggalan pesawat gimana?" Suara Unjin sukses membuat Mami Nia menatapnya horor.
Tyan yang melihat raut wajah sang Mami berubah pun langsung menarik adiknya untuk jalan lebih dulu masuk ke dalam bandara. Tak lama dari itu Mami Nia pun mulai melangkah masuk bersama dengan Papi Abbi. Kedua tangan mereka saling menggenggam erat satu sama lain.
🐾🐾🐾
Sesampainya di dalam, Mami Nia semakin berat melepas kepergian suaminya itu. Entah kenapa bayangan masa lalunya saat ia ditinggal ke Libanon kembali muncul membuatnya lagi-lagi menangis tersedu. Pria berkaki jenjang dengan seragam loreng tersebut segera meraih tubuh mungil di depannya itu lalu memeluknya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Moms [END]
HumorThe amazing cover by @suputri21 Cerita ini belum direvisi. Tanda baca dan typo masih banyak bertebaran 🙏 🌠🌠 Ini adalah cerita tentang kami yang begitu disayangi. Disayangi siapa ??? Disayangi oleh ibu KAMI ! Untuk kalian para Army, Nctzen dan Sta...