Sabtu sore di kediaman keluarga Alcander. Suasana kekeluargaan terpancar gembira meliputi ruang keluarga yang berisi momy Olin, Uky dan juga Domi.
Sejak satu jam yang lalu, momy Olin dan kedua putranya itu asik memainkan permainan uno hingga gelak tawa menggelegar ke setiap sudut rumah sebab sejak awal permainan Domi selalu kalah. Entah itu dia memang murni kalah atau terpaksa mengalah demi sang momy.
Vier yang sejak awal memilih mendekam di dalam kamarnya dan tak bergabung bersama keseruan sang Momy dan dua adiknya, kini tampak berjalan tak bersemangat menuruni tangga.
Wajah tampannya seakan terselimuti mendung, bibir sexy-nya membentuk lengkung ke bawah dan kentara sekali kalau si sulung Alcander itu sedang dalam mode frustasi.
Tanpa aba-aba Vier langsung mengambil duduk di sisi momy Olin. Iya kemudian tiba-tiba merebahkan kepalanya ke pangkuan sang Momy dan menyembunyikan wajahnya ke arah perut momy Olin.
"Abang ! Ini kenapa tiba-tiba nyeruduk begini sih ? Abang mau masuk ke perut Momy lagi ?" ujar momy Olin mengeluhkan tingkah aneh sang putra.
Tak ada jawaban dari Vier. Dia tetap dalam posisinya dan justru semakin erat memeluk sang momy.
"Abang ini kenapa sih ? Momy lagi seru main sama adiknya juga ! Ayo bangun, udah dewasa kok malah jadi lebih manja dari Domdom !"
"Abang frustasi Mom ! Abang butuh pelukan ! Momy ni gak ngertiin anaknya !"
Vier mengomel dalam posisi yang masih sama. Ia menyembunyikan wajahnya dan enggan beranjak sedikitpun meski adik bungsungnya mulai ikut mengoceh melihat tingkah sang abang.
"Iiihhh, Bang Vier suka gak ingat umur ! Bangun Bang , Domdom aja udah gak pernah manja lagi sama Momy !" oceh Domi.
"Masa sih? Terus selama ini siapa yang selalu dikelonin sama Momy kalau mau tidur malam Dom?" Sela Uky, menggoda sang adik.
"Siapa? Domdom cuma nemenin Momy tidur, biar Momy gak kesepian. Kan kasihan Momy tidur sendiri," ujar Domi membela diri.
"Kasihan sama Momy yang kesepian apa emang lu-nya yang gak bisa tidur kalau gak ditimang Momy?"
"Ahhh berisik lu berdua !" Hardik Vier di sela perdebatan kedua adiknya.
"Abang ini kenapa sih ? Ada masalah apa ? Kok jadi kumat begini manjanya ?" keluh momy Olin lagi.
Kini permainan uno mereka yang asik jadi terhenti sebab fokus mereka semua tertuju pada Vier.
"Abang tau, si Abang playboy ini kenapa, Mom !" Sela Uky cepat.
Momy Olin dan Domi pun kompak mengarahkan tatapnya pada Uky, seakan menuntut sebuah penjelasan segera.
"Abang Vier itu frustasi karena cintanya ditolak sama Lea ! Ditambah lagi sekarang Bang Tyan udh berhasil jadian sama Tami dan bakal segera nikah ! Jadilah abang Vier nyaris gila !"
Uky tertawa puas setelah ia mengungkap penyebab kegalauan yang melingkupi Vier. Putra kedua keluarga Alcander itu tentu tahu persis apa yang sudah terjadi pada sang abang, sebab semalaman suntuk Vier terus mengoceh pasal kegalauannya hingga adiknya itu bosan.
"Hahahaha ... ternyata Abang Vi bisa ditolak juga ? Domdom kira gak ada cewek yang berani nolak pesona seorang Xavier Alcander !" ujar Domi menggoda.
"Bersik lu berdua !" gerutu Vier dengan wajah tersembunyi.
"Bang, ini malam minggu lho ... Abang gak siap-siap malam mingguan? Abang Tyan di sebelah pasti udah siap-siap mau kencan romantis sama kak Tami...."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Moms [END]
HumorThe amazing cover by @suputri21 Cerita ini belum direvisi. Tanda baca dan typo masih banyak bertebaran 🙏 🌠🌠 Ini adalah cerita tentang kami yang begitu disayangi. Disayangi siapa ??? Disayangi oleh ibu KAMI ! Untuk kalian para Army, Nctzen dan Sta...