Minggu siang di sebuah basement rumah sakit. Unjin, Domi dan Lulu tampak baru saja keluar dari sebuah mobil yang dikendarai putra bungsu keluarga Nugroho tersebut.
Laki-laki tampan bernama Yujinu itu baru empat hari lalu mendapatkan SIM A-nya dan hari ini ia pun memberanikan diri membawa mobil milik abangnya untuk menjemput para mami yang kebetulan mendapat shift yang sama hari ini.
Siang itu Unjin terlihat menggiring kedua sahabatnya untuk melangkah lebih cepat menuju lobby utama RS swasta tersebut karena terik matahari yang begitu menantang.
Sesampainya mereka di depan lobby utama, seruan penuh kekaguman pun keluar dari bibir tipis Lulu.
"Huahhh ... keren ya RS-nya! Begitu masuk sini gak panas lagi hihi...."
Celotehan Lulu tersebut kontan mengundang tatap dari kedua sahabatnya.
"Jangan norak Lu, macam orang kampung aja sih," celetuk Unjin yang disambut pukulan ringan dari Lulu di lengannya.
"Ihhh ... Unjin nih ya ngeselin banget jadi orang!" sahut Lulu tak terima
"Makanya biasa aja, kayak gak pernah ke rumah sakit aja sih lu, masuk lobby kena AC aja langsung heboh!" balas Unjin lagi, membuat Lulu membrengut sedangkan Domi terkekeh geli melihat ekspresi wajah Lulu yang ternistakan.
Sesaat mata mereka bergerilya ke seluruh penjuru lobby. Sepi sekali tempat itu hanya ada beberapa petugas keamanan yang tengah berjaga-jaga dan beberapa pegawai administrasi yang tengah sibuk melayani satu- dua orang pasien.
"Kok sepi sih Njin?" tanya Lulu kemudian, mengganggu Unjin yang rupanya tengah menghubungi seseorang melalui ponselnya.
"Ini kan hari minggu Lu, gak ada dokter yang praktik. Kalau hari biasanya, ini lobby rame banget dipenuhi pasien yang lalu lalang mau ke lantai atas itu," jelas Domi sambil menunjuk tiga buah lift yang biasa membawa para pasien atau pengunjung untuk naik ke poli-poli dokter tujuan mereka.
"Trus Tante Olin sama Tante Nia di mana dong kalau sekarang polinya tutup?" tanya Lulu penuh rasa penasaran.
"Di unit lah ... gedung ini tuh khusus untuk rawat jalan Lu, bukan untuk perawatan rawat inap. Pasien-pasien yang dirawat atau diopname ada di gedung sebelah sana. Nah Momy-nya Domi sama Tante Nia adanya di gedung sana, di departemen maternity."
Domi menjelaskan dengan begitu detail bak seorang tour guide. Lulu yang sudah cukup mengerti pun hanya manggut-manggut saja.
"Yuk ke Starbucks aja!"
Suara ajakan Unjin tiba-tiba terdengar setelah beberapa saat ia menjauh dari Domi dan Lulu.
"Lah ... kita gak langsung ke tempat Momy kita aja Njin?" tanya Domi bingung.
Biasanya saat Domi dan Unjin datang untuk menjemput para mami, mereka langsung menuju unit departemen tempat sang mami bertugas lalu menunggu di ruang tunggu. Kadang jika situasi tenang, mereka pun bisa ikut masuk ke dalam unit---bertemu dengan perawat dan bidan-bidan cantik yang menjadi junior maminya.
"Mami bilang mereka lagi repot, lagi ada emergency juga jadi kita disuruh nunggu di lobby aja," jelas Unjin yang kemudian membuat bibir kecil Domi membulat.
"Lulu sih gak masalah nunggu di mana aja, di Starbucks oke ... di dalam juga oke!" celetuk Lulu sambil tersenyum imut seperti biasanya.
"Gak ada juga yang peduli lu bermasalah apa gak Lu!" sahut Unjin, lagi-lagi membuat Lulu membrengut.
"Unjin nih ya, kenapa sih kalau sama Lulu kayak gitu! Gak bisa manis sedikit apa! Domi !! Liat tuh Unjin jahat terus sama Lulu!" ujar Lulu mengadu pada Domi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Moms [END]
HumorThe amazing cover by @suputri21 Cerita ini belum direvisi. Tanda baca dan typo masih banyak bertebaran 🙏 🌠🌠 Ini adalah cerita tentang kami yang begitu disayangi. Disayangi siapa ??? Disayangi oleh ibu KAMI ! Untuk kalian para Army, Nctzen dan Sta...