Hari yang cerah di kediaman keluarga Alcander. Pagi itu setelah Vier dan Domi meninggalkan rumah untuk kuliah dan sekolah, Momy Olin terlihat sibuk mencuci pakaian seorang diri.
Usai rampung membilas, Momy Olin yang terlihat sudah lelah itu mulai berjalan ke lantai dua rumahnya meninggalkan pakaian yang baru saja selesai ia bilas. Momy Olin ingat, ada satu lagi putranya yang masih berada di rumah.
Lucky Alcander alias Uky. Masih mengurung diri dalam selimut tebal dan menutup rapat kelopak matanya sebab hari itu Uky memiliki jadwal kuliah di siang hari.
Putra kedua Momy Olin itu masih terlihat begitu lelap saat Momy Olin datang menghampirinya di kamar.
"Abang ! Abang Uky bangun nak, ini udah jam 9 pagi," ujar Momy Olin membangunkan sang putra.
Tak ada respon berarti yang Uky tunjukkan. Ia hanya terdengar menggumam dan tetap setia menutup matanya.
"Abang Uky ayo bangun ! Ayo bantuin Momy jemur pakaian. Momy capek ni abis nyuci," keluh Momy Olin sambil mengguncang-guncang tubuh Uky.
"Lima menit lagi Mom. Uky masih ngantuk. Nanti Uky jemurin pakaiannya," respon Uky dengan suara berat khas orang bangun tidur.
"Gak pake lima menitan Abang ! Ayo bangun sekarang bantuin Momy ! Abang Uky tega biarin Momynya kecapekan ngerjain kerjaan rumah sendirian ?" Kini giliran Momy Olin yang mulai merengek pada sang putra.
Siapa sangka, siapa duga ? Rengekan Momy Olin itu sukses membangunkan Uky yang tadi masih terlelap menutup matanya. Drama yang Momy Olin lakoni, sungguh ampuh membuat putra nomor duanya itu seketika beranjak dari tempat tidur dan langsung mencuci muka lalu menunaikan tugas yang Momynya berikan.
Uky terlihat begitu cekatan mengerjakan pekerjaan yang Momynya perintahkan. Usai menjemur pakaian, ia pun langsung bergerak mengerjakan pekerjaan lain seperti menyapu dan mengepel rumah.
Setelah semua pekerjaan beres dan rumah sudah rapi, Uky mulai celingak-celinguk mencari keberadaan sang Momy yang tak terdengar suaranya sejak tadi.
"Momy ke mana ya ? Kok tiba-tiba sunyi gak ada suaranya ?" tanya Uky bermonolog sambil mulai mencari sang Momy di setiap sudut rumah.
Setelah ia tak berhasil menemukan Momy Olin di dalam rumah, Uky berinisiatif mencari Momynya ke luar area rumah. Ia menaruh kecurigaan bahwa sang Momy sepertinya sedang berbelanja sayur mayur sambil bergosip ria dengan ibu-ibu komplek di depan rumah sana.
"Nah kan, apa gue bilang. Si Momy pasti nyangkut di tukang sayur. Pasti lagi ngegosip deh itu," ucap Uky bermonolog. Ia kini berhasil menemukan sang Momy yang sedang asik memilah sayur di tukang sayur keliling sambil ngerumpi seru dengan para ibu-ibu.
"Momy !" pekik Uky dari teras rumah.
"Ehh anak Momy. Udah selesai beberesnya nak ?" tanya Momy Olin dengan santainya.
"Udah. Momy lama banget sih milih sayurnya. Ayo buruan masuk Mom," ujar Uky mulai berkeluh.
Sesungguhnya Uky adalah anak yang paling sebal jika melihat sang Momy sudah mulai ngerumpi ngalur-ngidul tak jelas bersama ibu-ibu komplek yang comel itu.
Uky tau jika sudah asik ngerumpi, hal yang dibicarakan oleh ibu-ibu tersebut pasti tak jauh-jauh dari menyinyiri tetangga kanan dan kiri.
"Sebentar, Momy belum selesai milih sayurnya," seru Momy Olin tak hirau pada titah sang putra.
"Iya Uky. Biarin aja dulu Momynya pilih-pilih sayur sambil ngerumpi sama kita," ujar salah seorang ibu-ibu yang dandanannya terlihat menyeramkan bagi Uky.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Moms [END]
HumorThe amazing cover by @suputri21 Cerita ini belum direvisi. Tanda baca dan typo masih banyak bertebaran 🙏 🌠🌠 Ini adalah cerita tentang kami yang begitu disayangi. Disayangi siapa ??? Disayangi oleh ibu KAMI ! Untuk kalian para Army, Nctzen dan Sta...