16. No Baby No!! [2]

507 28 0
                                    

2 hari berlalu, sejak kejadian saat itu entah kenapa Unjin terus saja rewel pada Mami dan Papinya. Apalagi setelah Uky terus menerus mengatakan bahwa Unjin akan memiliki adik. Sejak saat itulah Unjin selalu saja mengganggu kedamaian Mami dan Papinya. Ia tak akan membiarkan orang tuanya itu berduaan seperti malam ini.

" Adek kenapa tidur di sini sih de?" tanya Mami Nia terheran-heran melihat putra bungsunya sudah asik menjarah tempat tidurnya. Papi Abbi yang berjalan di belakang Mami Nia pun nampak heran pula pasalnya Unjin biasanya paling tidak suka tidur dengan mereka.

" Unjin mau bobo sama Mami. "

Ucapan Unjin sukses membuat Mami Nia terperangah.

" Adek habis salah makan ya? Kok tumben sih mau bobo sama Mami?, biasanya kalau Mami temenin bobo aja gak mau."

" Ya sekarang kan beda, pokoknya malam ini Unjin mau bobo sama Papi sama Mami. Unjin bobo ditengah-tengah sini," ucap Unjin sambil menepuk-nepuk kasur empuk milik orang tuanya dan seketika itu pula Mami Nia serta Papi Abbi saling tatap.

" Kalau adek bobo di sini ya gak muatlah De. Adek bobo di kamar adek aja ya," rayu Mami Nia yang langsung ditolak oleh Unjin.

Papi Abbi nampak menatap anak bungsunya itu dengan serius, ia tahu bahwa ada alasan yang membuatnya berubah seperti itu. Setelah menghela napas panjang Papi Abbi melangkah menghampiri Unjin yang sejak tadi sudah berbaring di tempat tidur.

Dengan penuh kelembutan Papi Abbi pun mengusap surai hitam anaknya lalu mulai berisik pelan di telinganya.

" Unjin boleh bobo sama Papi Mami malam ini tapi besok Unjin harus tidur di kamar sendiri, oke!" ucapnya lembut namun tegas. Manik mata sang Papi bahkan terkesan mengintimidasi, terlihat tenang namun sanggup membuat lawan di depannya itu ciut dalam sekejap. Unjin pun mengangguk seketika lalu mulai menggeser posisi tidurnya agar bisa berbagi dengan Mami dan Papinya.

🐾🐾🐾

Keesokkan harinya di rumah keluarga Nugroho's. Pagi itu Unjin terlihat sumringah karena semalaman ia bisa tidur bersama Mami Papinya. Ia merasa berhasil mengacaukan rencana orang tuanya untuk membuat adik, itulah pikirnya sambil terkekeh sendiri. Tyan yang diam-diam memperhatikan Unjin pun kini mulai curiga pasalnya tiap malam sang adik selalu saja menyambangi kamar Mami Papi sambil merengek seperti bayi.

" Lu semalam tidur di mana?" tanya Tyan pada adiknya yang sibuk menalikan sepatu.

" Kamar Mami," sahut Unjin enteng.

" Lagi?" Tyan memekik tak percaya.
 
" Kenapa sih bang heboh banget, emang salah ya kalau gue tidur sama Mami Papi?"

" Ya salahlah!, lu kan udah gede Njin! Ngapain juga lu tidur sama Mami Papi!, ganggu mereka aja sih!" omel Tyan gemas pada pemikiran adiknya.

" Biarin!, biar Mami sama Papi gak buat adek lagi! "

Tyan mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Unjin dan saat itulah ia tahu bahwa sikap aneh Unjin selama ini didasari oleh alasan tersebut. Tyan menepuk keningnya sendiri, ia sungguh heran dengan sikap Unjin yang sangat kekanakkan itu.

" Dari mana lu tau kalau Mami sama Papi mau bikin adek lagi?" tanya Tyan bersabar.

" Bang Uky."

Tyan seketika gregetan sendiri. Putra Alcander yang satu itu memang banar-benar biangnya jahil.

" Lagian emang kenapa sih Dek kalau Mami sama Papi mau buat adek lagi?" tanya Tyan memancing respon Unjin.

" Gak boleh pokoknya gak boleh ! gue gak mau punya adek lagi ! Nanti Mami sama Papi gak sayang gue lagi!, pokoknya gue gak mau punya adek !" seru Unjin sambil manyun semanyun-manyunnya. Kontan Tyan pun tertawa mendengar alasan adiknya itu. Meski sudah sebesar itu ternyata Unjin begitu takut kehilangan kasih sayang dan perhatian dari Mami dan Papinya.

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang