25. Hilang kendali

368 23 0
                                    

" Kita jalanin aja dulu." Tyan menjawab pernyataan cinta Yemi malam itu dengan wajah tertunduk.

" Jadi sekarang kita jadian kan?, Thanks ya Tyan," ucap Yemi yang kemudian memeluk tubuh Tyan membuat laki-laki tersebut tak berkutik. Ia tak membalas dan tak juga menolak perlakuan tersebut.

Perjalanan pulang ke rumah, Tyan sungguh tak bisa berfikir dengan jernih. Hatinya begitu kalut padahal ia baru saja menyandang status sebagai seorang kekasih dari Yemi si putri kampus yang terkenal dengan kecantikan dan kepintarannya.

Kedekatan keduanya memang sudah tercium publik sejak lama,namun tak seperti yang dipikirkan oleh semua orang yang menyatakan bahwa  keduanya saling suka, nyatanya Tyan dekat dengan Yemi karena Tyan menghargai dan menghormati segala sikap baik Yemi padanya. Namun sepertinya itu disalahartikan oleh semua mata yang melihatnya.

" Aissshh!! Harus gimana gue sekarang! Salah gak ya kalau gue bilang kayak tadi?" Racau Tyan di atas motor besarnya di depan mini market yang ada di depan kompleks rumah.

Tyan sungguh dilanda kegalauan yang luar biasa. Sesal pun kini hinggap di hatinya perihal sikapnya yang tak bisa menolak untuk berpacaran dengan Yemi. Belum lagi jika sang Mami tahu mengenai status barunya sebagai kekasih Yemi, sudah pasti sang Mami akan mengamuk seperti sebelum-sebelumnya.

" Ya Allah, harus gimana sekarang!! Kenapa gue sebodoh ini!!" Seru Tyan mengutuki dirinya sendiri

🐾🐾🐾

Pagi itu Mami Nia yang tengah menyiapkan segala keperluan Unjin untuk berangkat sekolah terlihat memperhatikan anak sulungnya dalam diam. Ia memperhatikan Tyan yang sedang duduk di depan televisi.

" Bang," panggil Mami Nia lembut. Si sulung pun segera menoleh ke arah Maminya.

" Semalam pulang jam berapa?, Kok Mami telepon gak bisa?" tanya Mami Nia.

" Hp Abang lowbat Mam, sekitar jam 12 Abang sampai rumah tapi Mami udah tidur," sahut Tyan tanpa menatap sang Mami. 

Melihat sikap putranya tersebut Mami Nia langsung merasa heran pasalnya Tyan tak pernah bersikap seperti itu. Biasanya ia selalu menatap Maminya jika sedang diajak bicara.

Dalam sekejap Mami Nia pun tahu bahwa ada sesuatu hal yang tengah si sulung sembunyikan. Apalagi saat Tyan mengatakan bahwa Mami telah tidur saat ia pulang. Nyatanya Mami Nia belum terpenjam saat si sulung pulang.

" Abang tau dari mana Mami udah tidur?" tanya Mami Nia mengetes kejujuran Tyan

" Semalam Abang ke kamar Mami kok sebelum naik ke kamar." Lagi-lagi Tyan menjawab tanpa memandang Maminya.

" Oh gitu, Mami sampai gak tau lho kalau Abang ke kamar Mami," sahut Mami Nia dengan senyum getir.

Kenapa Abang bohong sih bang?, Mami bahkan tahu saat Abang pulang,abang langsung naik ke kamar. Batin Mami Nia sedih.

" Oia bang, kemarin Mami sempat ketemu Yemi lho di kedai kopi," cetus Mami Nia mencoba mencairkan suasana yang terasa begitu menyesakan hatinya. Sekilas Tyan nampak melirik ke arah Maminya setelah mendengar nama Yemi disebut.

" Mami sempat liat Yemi marahin pelayan di sana lho bang," sambung Mami Nia sambil memperhatikan respon Tyan. Nampak jelas Tyan mencoba mengacuhkan ucapan Maminya,ia bahkan terlihat menghela napas dalam berkali-kali.

" Abang akrab banget ya sama Yemi sampai-sampai kemarin Yemi ngajakin kita ngopi bareng bang."

Tak ada jawaban apapun dari Tyan, namun Mami Nia tak berhenti di situ. Ia yakin ada sesuatu yang tengah mengganggu anaknya tersebut.

My Posesive Moms [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang