Sumpah, semalaman aku gak bisa tidur nyenyak, karena memikirkan dua orang klienku ini. Pikiran-pikiran buruk silih berganti datang dan berhasil membuat mataku sulit terpejam.
Jadilah, pagi ini kepalaku berat dan tubuh serasa melayang.
Hari ini aku membuat janji pertemuan dengan Natasya, dan aku berharap yang datang adalah sosok asing yang sama sekali belum kukenal. Walau nama belakangnya sama, Aku masih berharap tidak mengenalnya sama sekali.
Sekali lagi, memikirkan hal itu membuat kepalaku semakin berat. Aku meraih tasku dan mengeluarkan pouch hijau, kemudian mengambil vitamin. Aku butuh suplemen tambahan, saat aku kurang tidur. Seperti saat ini.Tak sabar, aku melirik jam tangan berwarna coklat yang melingkari pergelangan tanganku. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.39, Natasya sepertinya belum datang di cafe ini.
Sebuah pesan masuk ke gawaiku.
Mbak, mohon maaf saya agak telat setengah jam ya. Terima kasih. -Natasya-Benar saja, setengah jam kemudian seorang wanita cantik berparas indo, rambut yang tertata sempurna, tubuh bak peragawati yang dibalut dress merah dilengkapi syal dan tas berwarna senada datang menghampiriku.
"Mbak Sasa ya?" Dia bertanya kepadaku.
Aku, yang begitu terpesonanya, hanya bisa mengangguk pelan.Oke, high class perfomance klien, semoga resenya enggak high class juga! Bathinku berkata. Semoga juga nama belakang kamu tidak ada hubungannya dengan masa laluku.
"Maaf terlambat ya, Mbak," katanya lagi sembari duduk di kursi hadapanku.
Natasya kemudian mengangkat tangannya untuk memberi kode pelayan agar datang mendekat.
"Kita pesan makanan dulu ya, Mbak!" perintah Natasya. "Mau pesan apa?"
Seusai pelayan mencatatkan dan membacakan ulang pesanan kami, Natasya menatapku dan langsung membahas kerjaan.
Oke, straight to the point and a little bit bossy.Ups, aku memang sering melihat pesan tersirat dari setiap pribadi klienku. Maksudnya sih, supaya aku bisa lebih jeli dalam memprediksi detail rancangan yang akan aku kerjakan nantinya dan bisa sesuai dengan kepribadian setiap klien.
Katakanlah, walaupun konsep interior yang dipilih sama, aku selalu berusaha agar setiap hasil rancangan akan sesuai dengan ciri khas pribadi klienku. Maka dari itu, penting banget untuk mendalami setiap sisi kepribadian klienku. Itu juga yang menjadi alasan aku lebih suka mengajak makan siang bersama, ketika pertama kali berjumpa. Aku jadi bisa melihat seleranya dalam memilih makanan, tempat makan, caranya berpakaian, dan sisi kepribadiannya yang menonjol.
Yaa...kurang lebih seperti itu deh. Sebagai bahan referensi untuk mengerjakan detail interiornya."Gini, Mbak...konsep restoran saya itu fine-dinning. Sedangkan, untuk design interior saya memilih french style dengan kesan luxury yang terlihat jelas." Natasya menjelaskan.
"Oke, Mbak. Kalau untuk bangunan restorannya sendiri sudah ada atau masih dalam tahap pembangunan?" tanyaku.
"Akan saya renovasi dulu, Mbak...dan saya butuh Mbak untuk mengerjakan proyek renovasinya juga," jawab Natasya cepat.
"Oke, Mbak," sahutku mencatatkan poin-poin penting. Aku baru berpikir hendak bertanya, ketika Natasya berkata, "Kalau Mbak ada waktu setelah ini kita bisa langsung meninjau lokasinya."
Aku berpikir sebentar sebelum menjawab dengan pasti, "Oke, bisa, Mbak."
"Mbak Sasa bawa kendaraan sendiri atau mau bareng saya aja?" tanya Natasya terkesan basa-basi.
"Saya bawa kendaraan, biar nanti saya sendiri saja, Mbak." jawabku.
Dalam hati, aku juga bingung keleus kalau satu kendaraan sama Natasya dan kesannya kok ya enggak profesional banget."Oke, saya share lokasinya, ya!" lanjut Natasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rancangan Rasa
ChickLitBuat seorang Rasabrina Andrista, kepuasan klien atas hasil kerjanya adalah yang terpenting. Sasa selalu rela jungkir balik koprol agar proyeknya selesai seminggu sebelum deadline, sesuai budget awal dan sesuai ekspektasi klien. Maklum, Sasa punya si...