Chapter 37

6.6K 559 3
                                    

Aku kembali bertanya pada Layla," Gila?"

"Nate, apa istilah penyakitnya Aldo? Aku lupa,"
Layla justru bertanya pada Nate.

"OLD" sahut Nate singkat.

"Hah, apa maksudnya? Tua?" tanyaku bodoh.

"Aduh, Nate darlingkuh yang super pinter, tolong ngomongnya pake bahasa awam, karena kami semua lebih bodoh dari kamu," kata Layla sambil mencubit gemas Nate.

Aku tertawa, "dasar pasangan aneh!"

"Obsessive Love Disorder, " jawab Nate singkat.

"Hah, jadi dia terobsesi gitu?" kataku singkat.

"Coba Nate kamu kasih seminar sama kita apa itu artinya," perintah Layla lagi.
Nina kemudian sibuk mengeluarkan gawainya dan berkata," Daripada aku dengerin Nate ceramah dengan bahasa planet , lebih baik aku googling aja sebentar."

Nate tampak gugup dan bingung memilih antara mau menjelaskan atau diam saja.

"Ga pa pa sayang, kamu tetap aja jelaskan. Kami bisa mengerti kok! Nina kan yang paling bodoh diantara kita," sahut Layla kalem yang langsung diserbu oleh cubitan Nina.

Kami terbahak-bahak.
Dasar emang ancur semua, ini belum lagi kalau April juga ikut nimbrung ke sini.

"Iya, jadi OLD itu...." kata Nate.
Nate menghela napas.
Tapi Nina kemudian mengambil alih penjelasan.

"Okay, be quite everyone!" perintah Nina.
"Ya gak bisalah, dodol... orang segini banyaknya!" protes Layla.

Nina melotot," Sst... yaelah kalian aja keleus yang penting!"
Nina kemudian berdehem, sebelum berkata,
"Jadi itu suatu penyimpangan kepribadian dimana si penderita akan mengalami obsesi yang berlebihan terhadap orang yang dicintainya. Ditandai dengan kecemburuan yang berlebih,"

Nina kemudian terdiam dan malah asyik membaca sendiri.

"Terus Nin?" tanyaku.
"Ya gitu pokoknya, susah aku jelasinnya soalnya artikelnya pake bahasa inggris!" kata Nina sambil nyengir.

"Kan, sotoy sih! Tadi mau dijelasin Nate malah nyelak!" protes Layla membela Nate.

"Nate, coba tolong jelaskan!" titah Layla.

"Jadi, Obsessive Love disorder itu biasanya ditandai dengan keinginan memiliki seseorang secara berlebihan, kecemburuan yang tidak masuk akal, bahkan cenderung sampai berdelusi segala.
Seseorang dengan OLD juga bisa berlaku kasar dan merusak, karena penderita OLD tidak menerima penolakan. Kurang lebih begitu," jelas Nate.

Aku bergidik dan menoleh ke arah Mikhail yang fokus menatap Nate.

"Oh, okay," sahutku singkat.

"So, kenapa kamu nanya-nanya Aldo?" tanya Nina dengan antusiasnya.

"Iya, Aldo kan waktu itu ke kantor, trus aneh gitu deh!" kataku.

"Emang Aldo udah berlebihan gitu, Sa?" tanya Layla serius.

Aku mengangguk," Iya udah gak wajar gitu sih,"

"Lagian kamu kenapa bisa ketemu lagi sama Aldo sih?" selidik Nina.

"Iya, karena Lucia tuh maksa supaya aku nangani proyek kliniknya yang udah aku tolak awalnya, tapi rupanya dia langsung ke kantor dan request sebagai klien aku,"

"Nah, Aldo sekarang maksa juga minta aku nangani proyek rumahnya dan bilang itu rumah masa depanku,"

"Whaat!? Seremin deh!" seru Nina kaget.

Layla juga terlihat kaget.

"Kamu harus hati-hati, Sa! Jangan sampai dia tahu apartemen kamu," kata Layla.

"Iyaa, jangan kasih tahu Lucia juga," tambah Nina.

"Kayaknya Aldo terobsesi sama kamu karena mirip Aida deh! Sepertinya sekarang Aldo udah kehilangan jejak Aida, jadi make sense kamu yang disasar!" Layla menyimpulkan.

"Penderita OLD juga sering memata-matai sumber obsesinya," kata Nate pelan.

"Okay, stop it guys, i think i'm starting to freak out!" pintaku dengan nada panik.

Aku melihat ke arah Mikhail, Mikhail balas menatapku.

"Mungkin baiknya kamu bilang sama Lucia aja, Sa," kata Mikhail.

"Iya, bilang kalau kamu udah tahu masalahnya OLD nya Aldo!" tambah Nina.

"As soon as possible, Sa! Nanti aku temani kamu, Sa!" kata Mikhail.

Aku bergidik sendiri. Apes banget rasanya sampai ketemu sama Aldo dan Lucia lagi. Pengen nangis rasanya!
Emang aku semirip apa sama Aida yang bahkan mukanya aja gak jelas di ingatanku! Hiks.
Sepertinya aku memang harus segera berbicara dengan Lucia.

"Benaran ya, kamu temenin aku?" pintaku pada Mikhail.
Mikhail mengangguk mantap dan menggenggam tanganku," I will, Sa!

Ada kelegaan yang mengalir dalam hatiku. Setidaknya aku enggak akan sendirian dalam menghadapi Lucia dan mungkin saja Aldo.

Rancangan Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang