Begitu sampai di mobil, gawaiku bergetar.
Mikhail memanggil.
"Halo.." sapaku.
"Kamu dimana,Sa? Aku mau ngajak makan siang!" kata Mikhail.
"Masih di daerah kuningan nih!" sahutku.
"Kalau kita makan siang di tempat dulu, bisa?" tanya Mikhail.
"Iya, bisa...." jawabku.
"Oke, see you there!" kata Mikhail.
"Oke, see you!" sahutku sambil mematikan panggilan dan memasukkan gawaiku ke dalam tas.
Lima belas menit kemudian, aku tiba di cafe tempat kami bertemu pertama kali.
Tak lama setelah aku duduk, Mikhail datang."Sorry, udah lama ya?" tanyanya langsung.
"Enggak, baru aja kok...." jawabku."Langsung pesan makan aja, ya?" tanya Mikhail lagi.
Tangannya langsung memberi kode.
Seorang pelayan mendekat.
"Masih suka pasta kan?" tanyanya lagi dengan nada menyelidik.
"Iya," sahutku singkat.Mikhail memesankan penne carbonara dan orange juice untukku. Dia masih ingat makanan kesukaanku. Sedangkan untuknya, ia memesan medium rare tenderloin steak dan apple juice.
Aku merogoh tas, mengeluarkan gawaiku untuk menghindari suasana canggung.
Ternyata malah ada pesan masuk dari Natasya.
Selamat siang, Mbak
Besok bisa ketemu dengan saya di restoran?
Jam 11 ya?
Terima kasih.Aku mengetik balasan.
Oke, Mbak.
Aku menghela napas. Menghadapi Natasya terkadang membutuhkan lebih banyak oksigen supaya tetap waras. Hiks.
"Ada apa, Sa?" tanya Mikhail.
"Nothing," jawabku cepat.
"Kamu tuh gak bisa bohong, your face tells everything," tutur Mikhail sambil menatapku tajam.
"Melihat dari raut muka kamu, pasti kamu harus melakukan sesuatu yang kamu enggak suka," sambungnya.
Aku terdiam dan menggerutu dalam hati, "Damn, he even notices everything about me."
Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di benakku.
"Kenapa bukan kamu saja sih yang dari awal menangani proyek Natasya? Toh kalian kan sepupu!" tanyaku dengan nada ketus dan muka merengut.
Mikhail tergelak.
"Justru karena sepupu, makanya aku malas kerja buat dia!" jawab Mikhail.
Aku masih merengut."Loh, tapi akhirnya mau kan?" cecarku.
"Harusnya dari awal aja, perusahaan kamu kan udah lebih bonafide dari perusahaan tempatku kerja!" sambungku lagi.Mikhail tersenyum lebar.
"Ya, aku mau karena kamu yang handle proyek Natasya. Kamu tahu, sejak kamu menyelesaikan kontrak kerja dan menghilang, aku fokus mengurus kantor cabang di Singapura. So, aku jarang banget ke Jakarta," terang Mikhail.
"Lalu saat aku ke sini dan melihat desain kamu di meja kerja Natasya, aku tahu aku enggak bisa biarkan kamu pergi lagi," sambung Mikhail. Ada nada sendu disana.
"Yah, at least i have to find out whether you're already married or not," Mikhail tersenyum dan menatapku dalam-dalam. Jantungku berdebar gak karuan.
"So, why did you cancel the wedding?" tanyanya lagi.
Aku tersentak dengan pertanyaannya yang tanpa basa-basi.
" Dia bukan laki-laki yang tepat, that's all," jawabku.
"And you need to be his fiancee just to find out?" selidiknya.
"Ya, aku saja yang terlalu buta untuk melihat sinyal buruk yang dia berikan, mungkin karena long distance relationship," sahutku sambil mengangkat bahu.
"Seriously, that's all?" selidiknya lagi.
Aku menghela napas, aku tahu Mikhail tidak akan berhenti bertanya sampai dia puas dengan jawabanku."Dia memiliki kekasih lain di sana, dan aku baru mengetahuinya sebulan menjelang pernikahan," tuturku sambil menatapnya.
Raut muka Mikhail mengeras.
"Dia beruntung karena kamu tidak pernah mengizinkan aku mengetahui rupanya atau bahkan melihat fotonya. Mungkin kalau aku tahu siapa dia, at least i will punch his face!" kata Mikhail dengan sungguh-sungguh."You have no right to do that!" balasku tegas.
"Dan kamu bahkan masih membelanya?" tanya Mikhail.
Tatapannya berubah tajam dan ada kesedihan disana."Kenapa kamu takut sekali untuk menerima perasaanku, Sa?" tanyanya lagi dengan nada getir.
Aku terdiam.
"Entahlah, aku bahkan tidak tahu penyebabnya, Mikhail," bathinku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rancangan Rasa
ChickLitBuat seorang Rasabrina Andrista, kepuasan klien atas hasil kerjanya adalah yang terpenting. Sasa selalu rela jungkir balik koprol agar proyeknya selesai seminggu sebelum deadline, sesuai budget awal dan sesuai ekspektasi klien. Maklum, Sasa punya si...