Jangan kembali,
Semenyesal apapun kamu ketika sepi, jangan pernah berpikiran untuk datang lagi. Kepergian yang kamu tawarkan sudah sangat menghancurkan, aku sedang dalam proses merayakan.Jangan usik, jangan menelisik, jangan picik.
Tidakkah kamu pikir bahwa jika kamu kembali hadir membuat kebahagiaan yang kubangun sendiri terasa getir. Aku tidak pernah mencegah kepergianmu, aku tidak pernah memaksamu untuk kembali suatu hari nanti tapi bukan berarti aku menerimamu apalagi hanya dengan beralasan rindu.Simpan saja semua bualan, simpan saja kenangan manis. Perasaanku sudah teriris dengan sangat tragis. Kepergianmu dengan wajah yang bengis tak pedulikan sebuah tangis. Dan kini kamu mengemis?
Jangan, jangan lakukan. Itu bukan kamu.
Yang kutahu kamu tidak pernah peduli dengan hari-hariku. Tidak pernah peduli terhadap kehidupanku, dan kamu hanya datang jika kamu mau.Semua permintaan, kamu abaikan
Semua ungkapan, kamu heningkan
Semua yang kuceritakan, kamu balas dengan rasa bosan
Dan yang terakhir, semua kepastian, kan sudah kamu balas dengan pengkhianatan.Apa itu masih kurang?
Menyakitiku?
Yang sudah jelas-jelas sakit saat bertahan, dan ternyata harus sakit sampai penutupan. Mungkin memang sudah takdirnya kisah ini menjemput akhirnya.Tidak perlu pura-pura punya rasa, jika pada perasaan sendiri saja kamu tidak memahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Tak Bertuan
PoetrySebuah celotehan perempuan yang sedang menikmati luka dengan istimewa. 🏵10 Okt: 01 - Puisi Amatir