Datang hanya untuk memastikan luka sudah benar-benar tertanam dengan sebaik-baiknya. Melerai kisah-kisah lama nan manis hingga meringis.
Menyamarkan kecewa, membangkitkan pilu lama lalu meninggalkan untuk kedua kalinya. Begitu banyak cadanganmu untuk meluka.
Mungkin aku pantas mendapatkannya, tapi aku percaya semua luka yang kamu lakukan pasti akan ada balasannya. Tinggal tunggu waktu yang tepat, sampai kamu tidak lagi sempat.
Aku bukanlah pendendam hanya saja bersama rasa yang terbenam akibat ditelantarkan dengan rasa sakit yang berhasil kamu ungkit kembali menjangkit. Pulanglah, ke tempat di mana kamu merasa bahagia. Sebelum bahagia menandaimu untuk tak lagi berhak merasakannya.
—Di sudut temaram,
17 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Tak Bertuan
PoezjaSebuah celotehan perempuan yang sedang menikmati luka dengan istimewa. 🏵10 Okt: 01 - Puisi Amatir