Dulu kita menikmati tanggal merah dengan sangat sumringah.
Detik-detik terdengar indah, sampai pada akhirnya semua berubah.
Kamu tak lagi mengindahkan setiap waktu yang tercipta. Lebih memilih mengundurkan diri lalu lari.Tanpa kejelasan, tanpa kepastian.
Tanpa basa-basi, namun tiba-tiba semuanya terasa basi.
Apa mungkin aku yang terlalu bodoh untuk percaya, dan kamu terlalu mahir dalam berpura-pura?Jangan ingat kembali,
Aku? Tidak sengaja
Hanya memikirkan betapa mirisnya kemanisan yang kamu tawarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Tak Bertuan
PoetrySebuah celotehan perempuan yang sedang menikmati luka dengan istimewa. 🏵10 Okt: 01 - Puisi Amatir