Apa kamu menikmati fajar yang menyapa?
Pagi yang memendarimu dengan secercah cahaya?
Ayam-ayam yang membangunkanmu dengan gembira,
Serta angin yang tetap megudara.Lalu, masih adakah celah untukmu kembali mengingat luka?
Luka yang itu-itu saja, meskipun dari sumber berbeda dan kadarnya tidak sama.
Jangan terlalu bermain dengan sia-sia.
Jadikan selasamu lebih berharga daripada selasa lainnya.Bukankah kamu sudah berjanji untuk menguntai asa
Bukan malah kalah ditelan rasa yang merusak alur cerita.Jangan lupa sarapan, aku tahu pikiranmu sedang kelaparan karena sisa lembur semalaman. Ragamu tidur, tapi pikiranmu memaksa untuk bertemu mimpi-mimpi. Sedikit mengilusi, tapi mampu meringatkan beban di hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Tak Bertuan
PoetrySebuah celotehan perempuan yang sedang menikmati luka dengan istimewa. 🏵10 Okt: 01 - Puisi Amatir