42. Apa kabar?

310 14 2
                                    

Jangan minta aku untuk melupa, sekalipun tentangmu selalu menceritakan kesedihan


•••

"Dara? Ngapain disini?" Radif menatap heran kearah Dara yang sedang duduk sendiri disebuah bangku di cafe shop langganannya

"Lagi nungguin Aldi" jawaban dara sontak membuat Radif terkejut

"Buat apa? Buat terluka lagi?"

"Engga Dif. Kali ini Aldi benar benar bakalan kembali"

"Maksud lo?" Dara merogoh tas nya mengambil secarik surat yang terbungkus indah dengan amplop berwarna pink

Radif tersenyum miris membaca surat tersebut "gue ikut seneng.."

Tugas gue berarti udah selesai. Selamat tinggal..

"Gue seneng banget Dif Aldi mau kembali"

"Lo gak ngerasa gimana gitu sama dia?" Dara menggeleng pelan

"Setelah apa yang dia lakuin sama lo?" Dara tetap menggelang

Radif mendesah pelan "emang bener ya, kedudukan Aldi dihati lo gak bisa ditembus oleh apapun. Dan oleh siapapun.."

Dara tersenyum tulus
"Sejahat apapun dia sama gue tetep aja gak ada yang bisa tandingin dia buat luluhin gue"

"Cinta emang selalu egois sama dirinya"

"Gue sayang sama Aldi.."

Radif mengangguk mengerti
"I know. Lo gak perlu memperjelas juga.."

"Dif.."

"Gue pamit ya"

•••

Hari sudah berganti malam. Namun Aldi tetap tak datang. Dara tersenyum miris, apa dia tertipu lagi?

Dia melirik ke arah jendela, diluar hujan sangat deras. Dan itu membuat Dara semakin tak tenang. Bagaimana gadis itu akan pulang? Dan lebih buruk lagi Dara tak membawa sepeda motor kesayangannya itu

Ternyata Aldi masih sama. Aldi adalah Aldi yang tak pernah menepati janjinya. Salahnya Dara dengan mudahnya percaya

"Bodoh banget sih gue. Disekolahin tinggi tinggi tapi tetep aja mau dibego begoin sama orang bego!" Hardik Dara pada dirinya sendiri

"Maaf mba, ada yang mau dipesan lagi?" tanya pelayan yang sedari tadi memperhatikan Dara

"Hot caramell nya satu deh" ucap Dara akhirnya. Pelayan itu hanya mengangguk lalu segera beranjak dari tempat Dara

"Hujan makin deras aja deh. Pelanginya tapi gak bakalan dateng"

Tak lama setelah itu pesanan Dara pun datang. Setelah mengucapkan terimakasih Dara segera menyeruput pelan hot caramell nya.

Tangannya terus mengutak ngatik benda pipih yang selalu ia bawa kemana mana.

Sedari tadi perhatian tertuju pada aplikasi Instagram miliknya.

Abangke💕's calling

.
Terima         Tolak

Kenapa bang

Lo dimana cubluk

Ada apa sih emang

Matalo ya ada apa ada apa. Gue panik cariin lo. Pergi dari pagi masa mau pulang pagi

Gue masih dibumi ko bang. Aman sentosa. Kalo kata bucin mah 'Akuh gapapah'

Balik sekarang ra. Gue tunggu

Eh kodok garong. Ini hujan woi, lo pikir gue mau ujan ujanan gitcuh

Gue jemput kalo gitu. Sharelock

Yaelah bang gue main bentar aja udah disuruh balik

Lo pergi dari pagi ra. Idung lo lebar dibilang sebentar

Ckk. Yaudah buru kesini. Gue tunggu

Okey honey


Beep.

Dara mendengus sebal. Selalu saja Edgar overprotektif seperti ini. Dara tau Edgar sangat menyayanginya, tapi Dara juga sudah dewasa, dia pun ingin sesekali merasa bebas dan bercengkrama dengan dirinya sendiri.

Dara pun kembali menyibukan diri dengan ponselnya. Alunan lagu dengan suara Rizky febian memenuhi indera pendengaran Dara.

Dara ikut bernyanyi kecil dengan mata yang tetap terfokus pada gadget

Cukup kau disampingku Sempurnakan langkahku tuk menyusuri waktu

Cukup kau disampingku
Berjalan bersamaku
Pasti kan kau bahagia🎵

Dara melirik kaget ke sumber suara. Dan ternyata suara itu berasal dari sampingnya.

Seseorang kini tersenyum manis ke arah Dara. Senyum yang selama ini Dara tunggu, senyum yang selama ini Dara butuhkan, dan senyum yang selama ini Dara rindukan.

Kini senyuman itu ada dihadapan Dara, dia bisa menikmatinya lagi.

Rasa rasanya Dara ingin waktu berhenti sejenak dan Dara akan mencuri senyuman itu dan membawanya pulang. Sebelum pada akhirnya Dara akan kehilangan lagi

"Apa kabar?" lelaki itu tetap tersenyum kearah Dara

Senyum yang meluluhkan.

Rasa TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang