33. Bukan milikku lagi

494 20 1
                                    

Kita adalah bahagia yg dicari oleh perpisahan.
Kita adalah dua kata yang tak berjarak.
Kita diburu kesedihan.
Kita disesatkan kenyataan
Pertemuan kita adalah kutukan
Kalimat sapa mu adalah kesalahan
Dan kita tak perlu lagi disuarakan

***
Dara terdiam dikamarnya, menatap kosong kedepan. Dia sudah lelah menangis seharian.

Tak terasa waktu sudah malam, dan Dara hanya menangis sambil tiduran. Tidak ingat makan bahkan mandi.

Rasa kecewanya pada Aldi masih saja ia rasakan. Mengapa Aldi harus pergi disaat Dara kembali menyayanginya?

Tok tok tok

"Raa.."

"Masuk aja bang, gak di kunci" ucap Dara lemas

"Lo gak cape nangis seharian?" tanya Edgar saat sudah berada disamping Dara

Dara terkekeh pelan

"Gak tau bang" jawabnya pelan sambil tertunduk lesu

"Lo harus ikhlas Ra. Aldi pergi untuk meraih cita cita yang udah dia mimpikan dari dulu" Edgar menatap Dara lembut sambil mengelus rambut Dara

"Tapi kenapa harus ke Amsterdam bang? Amsterdam itu jauh banget" ucap Dara kembali terisak

"Hey.. Dara lihat gue" Edgar menangkup kedua pipi Dara dengan tangannya

"Jarak itu gak akan jadi penghambat. Asal lo percaya bahwa Aldi akan kembali, pasti semuanya bakalan baik baik aja. Dan yang harus lo lakukan adalah percaya." lanjut Edgar

Dara terdiam lalu menghapus air matanya

"Dara egois ya bang?" tanyanya sambil menatap Edgar

Edgar tersenyum tulus

"Iya. Dan lo gak boleh gitu, jangan menghambat mimpi orang. Semua orang berhak buat raih mimpinya kan" Edgar mengambil ikatan rambut Dara yang berada di atas nakas

"Sekarang Dara harus apa?" tanya Dara menunduk lesu

Edar mengikat rambut Dara menjadi satu, digelungkan rambut panjang Dara lalu direkatkan menggunakan ikatan hitamnya.

"Yang harus lo lakukan hanya hadapi. Masih ada hari esok yang harus lo hadapi, perjalanan lo gak cukup sampai disini. Lo harus percaya bahwa dalam kegelapan selalu ada titik terangnya" jelas Edgar lalu mengelus rambut Dara yang sudah ia gelungkan

"Dara takut bang. Takut buat melangkah kedepan" lirih Dara

Edgar memeluk tubuh Dara erat, direngkuhnya tubuh mungil itu

"Jangan takut. Lo masih punya gue, gue bakalan selalu ada disamping lo, jagain lo, dan selalu jadi tameng lo. Gue bakalan selalu temenin lo dan gak akan buat lo sendirian"

Dara mengangguk lalu membalas pelukan Edgar dengan erat

"Makasih bang" ucap Dara tulus

Edgar mengangguk lalu mencium kening Dara

"Udah mendingan sekarang lo cuci muka, bersihin air mata lo. Aldi udah nunggu lo diluar"

Rasa TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang