47

539 48 4
                                    

Seulgi pov

Aku sedang berdiri di balkon kamar ku, sekarang sudah jam 10.30 malam.

Aku tidak bisa tidur karena aku terus terusan kepikiran tentang hubungan ku dengan Jimin.

Kalau orang orang melihat bagaimana sosok Park Jimin itu pasti banyak yang memuji nya bukan.

Tentu saja karena dia tampan, baik dan ramah.

Namun jauh dari pada itu, sifat yang Jimin tunjukkan di depan umum jauh berbeda dari yang ditunjukkan nya padaku.

Aku percaya padanya karena memang selama kami dekat dia sangat baik padaku.

Kurasa apa salahnya membalas kebaikan nya dan mencoba menjadi kekasihnya.

Tapi sekarang aku agak menyesal.

Memang benar kata orang kalau penyesalan itu datangnya di akhir.

Baru baru ini sifat aslinya keluar, dan aku cukup memaklumi nya karena manusia tak luput dari kesalahan dan kekurangan.

Makanya aku mencoba untuk bisa menerima kekurangannya, dan menjadi kekasihnya yang menjadi pelengkap untuk hidupnya.

Dari awal kalau aku menerima nya, aku sudah memikirkan itu dengan sangat matang.

Aku akan menerima apapun resiko yang ku dapat dari keputusan yang ku ambil.

Memang, cinta itu tak mudah, tak pula selalu berjalan lurus.

Kadang cinta yang terlihat selalu baik baik saja tak akan bertahan lebih lama dibandingkan cinta yang didalam nya selalu bertengkar namun lagi lagi kembali berbaikan.

Inilah, jika kita memilih sesuatu yang telah kita pilih kita akan harus bisa untuk menerima resiko yang kita ambil.

Begitupula dengan hubungan ku, aku sudah tau didalam hubungan dan menyangkut dengan namanya cinta itu tak mudah dan tak selalu enak.

Aku sebelumnya sudah pernah merasakan sakit yang teramat dalam karena cinta.

Dan kini aku memulai cinta lagi.

Aku awalnya tak pernah terbayang lagi akan namanya cinta.

Namun karena Jimin hadir dalam hidupku dan membuat hari hari ku lebih berwarna dan dia terus terusan begitu, aku tentu saja lama lama juga memiliki perasaan lebih terhadapnya.

Aku memang seseorang yang terbilang mudah baper.

Dan itulah salah satu kekurangan pada diriku.

Aku mencoba menahan nya saat itu, perlakuan manis yang Jimin berikan sebelum pacaran, namun aku tak bisa, aku tak bisa menahan nya.

Aku sudah terlanjur cinta pada Jimin.

Akhir akhir ini Jimin makin menjadi kelakuan nya, sudah aku bilang kan kalau aku paling tidak suka kalau dia berkelahi.

Dia sudah pernah berjanji padaku jika tak akan mengulangi nya lagi. Namun itu hanya janji palsu.

Aku sudah beberapa kali mendapati nya yang berkelahi entah itu disekolah ataupun diluar sekolah.

Dan alasan nya berkelahi tetaplah sama, dia tak ingin aku kenapa kenapa.

Karena kebanyakan yang dipukuli Jimin ialah teman ku sendiri, yaa namanya kan juga berteman ya bebas dong mau berteman sama permpuan atau laki laki.

Jimin itu terlalu posesif, bertindak terlalu emosial.

Aku rasanya sudah tak tahan lagi mengingat sifat inya yang seperti itu.

My Possessive Boyfriend [SEULMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang