Pretty Boy

28.7K 2.9K 296
                                    

"Kenangan itu mistis. Mereka tak bisa tertangkap mata, tapi bisa gentayangan di mana saja dan kapan saja."

-Ara-

***

Siang mendekati sore yang panas itu, motor Kak Wira membawa kami menembus jalanan yang macet menuju tempatku mendaftar les. Sebenarnya aku sudah melakukan pendaftaran beberapa hari lalu, hari ini aku ke sana untuk mengikuti tes masuknya. Akhirnya setelah berjuang melawan macet sampai juga kami di sana.

Masih ada waktu sekitar 30 menitan, aku ditemani Kak Wira berkeliling mencari ruang ujian. Sungguh sejuk hawa ruangan oleh AC membuat mood-ku yang awalnya kacau karena macetnya jalanan jadi membaik. Setelah menemukan ruangan yang aku cari, aku duduk di depan ruangan itu untuk menunggu. Sebuah bangku panjang aku pilih sebagai tempat untuk mengulang materi yang semalam aku pelajari. Kak Wira pun duduk di sebelahku. Jujur beberapa menit lalu karena panik aku jadi melupakan keberadaannya.

"Kamu belajar?" sapanya untuk menghentikan kediaman yang sejak tadi memenuhi jarak kami.

"Iyalah Kak, kan mau ujian." Dia pun tertawa mendengar jawabanku entah apa alasannya.

Melihatku yang merasa aneh. Dia pun menghentikan tawanya dan berkata, "bukannya harusnya kamu biasa aja, ini ujian untuk mengukur kemampuanmu kan? Kalau kamu belajar ala kebut semalam gini, palsu dong hasilnya. Nggak bener-bener ngukur kemampuanmu."

"Tapi kalau hasilnya jelek kan saya takut ibu kecewa."

"Ini bukan ujian kelulusan, Aksara. Hanya ujian masuk doang. Nggak usah sepanik itu deh. Santai kayak di pantai."

"Gitu ya kak?"

"Iya." Dia pun tertawa.

"Kenapa Kakak ketawa?"

"Ngaca deh, wajahmu lucu banget."

"Kenapa emang?"

"Panik kayak besok bakal ada bencana alam aja." Dia tertawa lagi. Mungkin benar aku terlalu tegang.

Dia mengeluarkan headset dari tasnya dan memberikannya kepadaku, "udah mending kita ndengerin musik aja, biar pikiranmu jadi lebih tenang."

Aku mengambil headset yang diberikan Kak Wira dan memasangnya di telinga kiriku dan Kak Wira memasang headset lain di telingan kanannya. Alunan musik dari Ipod (seperti mp3 player yang dikeluarkan oleh perusahaan apple dan sangat terkenal pada tahun 2005-2008) Kak Wira pun merambati telingaku dan aku terhanyut oleh lagunya.

"Kakak suka lagu ini?" tanyaku setelah mengenali lagu yang diputarkan.

"Iya, kenapa?"

"Ini kan lagu lama, Kak?" Lagu pretty boy yang dirilis pada tahun 2000, jadi bisa dibilang umur lagu ini sudah 8 tahun dan Kak Wira masih mendengarkannya.

"Iya sih, tapi aku masih tetep suka." Aku pun tertawa geli.

"Kamu kenapa?" tanyanya yang mendapatiku tertawa.

"Saya nggak nyangka aja, Kak Wira ternyata selera musiknya se-melow ini."

"Emang kamu pikir aku bakal dengerin musik kayak apa?"

"Nirvana, Metallica, Megadeth, Lamb of God...."

"Maksudmu musik cadas?"

"Ya semacam itu."

"Emang aku kelihatan secadas itu ya?"

"Yang pasti saya nggak ngebayangin Kak Wira punya lagu M2M." Aku meneruskan tawaku.

Stairways to HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang