Aku dan kamu memang akan selalu menjadi kita. Hanya saja wujud kebersamaannya tak bisa kasat mata, hanya cukup dengan kasat rasa.
-Ara-
***
Now playing: Nadin Amizah-Sorai
***
Dear Kak Wira
Hari ini tepat 10 tahun kepergiaanmu, Kak. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya aku tidak pernah absen untuk mengunjungi tempatmu. Betapa setianya aku kan, Kak, saat dunia tempatku berpijak kini banyak mengalami perubahan. Tapi aku masih sama, masih selalu sendu bila melangkahkan kaki di kota kelahiranku ini, Jogja.
Aku tahu banyak yang berubah di sini. Pembangunan yang terlalu cepat itu membuat kota kita jadi nampak asing. Area persawahan yang asri kimi telah menjadi kompleks perumahan mewah atau hotel atau mall atau bangunan besar yang tak lagi menampakkan keromantisan sederhana yang khas dari kota kita. Ya, secara kasat mata memang tak sama. Tapi secara kasat rasa semua tak ada yang berbeda.
Masih saja bayanganmu ada di mana-mana, Kak. Bahkan cerita kita masih jadi topik utama setiap aku berkeliling Jogja. Suara motor Angki, riuh candamu saat bermain Rasta dan kisah-kisah kita tetap bernyawa di sini. Dan jujur aku tak punya niat sedikit pun untuk menghapusnya. Karena bagiku semua tentangmu adalah bagian dari diriku. Dengan menyingkirkannya sama saja, aku seperti tak menerima keseluruhanku. Lalu apa bedanya aku sekarang dengan aku yang dulu bila melakukan itu?
Jadi jangan protes, Kak. Aku tidak menyiksa diriku sendiri dengan mengharapkan hal yang tak mungkin. Sebaliknya dengan mengenang cintamu, kini aku bisa melihat cinta-cinta yang ternyata sejak dulu ada di sekitarku dan datang kemudian dalam hidupku. Rasa kecil yang membuatku buta dan tuli itu, kini telah musnah dan lampionmulah yang membuatku berani melihat ke arah yang gelap dan berjalan untuk menghadapinya. Ternyata semua tidak seburuk yang aku pikir.
Mungkin memang benar dunia yang aku huni selalu gelap dan minim cahaya. Diri kita sendirilah yang memilih untuk merubahnya jadi terang atau berbaur sempuran dalam kegelapan tanpa cahaya. Dulu mungkin aku memilih untuk jadi makhluk kegelapan saja karena menganggap semesta membentukku untuk itu. Terutama dari latar kehidupanku yang tak ceria, tapi semua berbeda semenjak kau ada, Kak Wira. Lampion yang kau nyalakan di jalanku itu berhasil membuatku percaya bahwa aku punya cahaya dan aku harus menggunakannya. Tak hanya untuk diriku, tapi juga untuk orang-orang di sekitarku. Itu yang kau ajarkan padaku, Kak, setelah kepergiaanmu.
Kau tahu, Kak, kepergianmu tak hanya merubah hidupku, tapi juga dua sahabatmu yaitu Kak Lona dan Kak Lutfi. Mereka jadi punya mimpi, Kak, dan menjalani hidup mereka dengan baik.
Kak Lutfi jadi bisa menemukan kecintaannya pada hewan dan bermimpi bisa jadi dokter hewan yang hidup untuk menyelamatkan satwa langka di negeri ini. Sayang, meski niatnya baik tetap saja kemungkinan anak IPS untuk masuk jurusan itu kecil. Dan Kak Lutfi gagal. Sempat dia terlihat putus asa dengan banting setir ke jurusan DKV (desain komunikasi visual). Tapi ternyata setelah lulus dia menggunakan ilmunya untuk membuat film dokumenter tentang satwa langka di Indonesia dan ikut aktif dalam kegiatan kampanye untuk penyelamatan satwa yang makin tersudut nasibnya itu. Jadi bisa dikatakan dia tetap meraih impiannya, Kak. Walaupun caranya tak seperti rencana awal yang dicanangkannya.
Beda lagi dengan Kak Lona. Setelah lulus dia memilih untuk belajar psikologi dan sangat concern terhadap kesehatan mental. Dia aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan itu. Hingga pada akhirnya dia memilih untuk membuat komunitasnya sendiri. Sebuah perkumpulan anak-anak broken home yang kegiatan utamanya adalah membantu mereka untuk bisa menjalani hidup sebaik anak-anak yang memiliki keluarga utuh. Aku beberapa kali ikut kegiatan di komunitasnya ini dan menurutku komunitas ini begitu hangat. Aku yakin setiap anggotanya jadi merasa memiliki keluarga di sini. Keluarga yang bukan karena hubungan darah melainkan tentang sekumpulan manusia yang saling menguatkan dan memberikan rasa pulang. Dan kamu boleh GR, Kak, karena Kak Lona sendiri yang bilang kalau komunitas ini terinspirasi olehmu. Ya, kamu berhasil melahirkan nikmatnya rasa pulang di hati Kak Lona dan kini dia membagikan kehangatan itu kepada siapa saja yang membutuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Happiness
Ficção AdolescenteSurat cinta tugas MOS membawa dunia Ara yang tenang menjadi tak beraturan sebab kakak kelas yang namanya baru diketahuinya beberapa jam lalu dengan seenak udel menerima cintanya. Padahal tulisan itu hanya sebuah coretan biasa yang tidak ada maksud a...