Jennie menatap ke sekelilingnya dengan gelisah. Air di pelupuk matanya hampir tumpah, belum lagi bibirnya yang terpout serta pipi yang menggembung, menahan tangis.
"Gimana dong..."
Jennie menggigit bibirnya. Tangannya masih setia memegangi gagang kopernya. Sedang tangan satunya sedang sibuk meremas ujung dress kotak-kotak cokelat favoritnya.
Ia menghela nafas dengan kasar. Masih menatap jalanan Seoul yang tengah ramai dengan berbagai kendaraan serta pejalan kaki di sekitar trotoar. Sedang dirinya sibuk melangkah tanpa tau arah.
Gadis yang baru saja menginjakkan kaki kembali ke tanah kelahirannya itu benar-benar merasa sedang sial. Jennie merutuki kecerobohannya. Dia baru saja menyadari ponselnya yang menghilang dari genggamannya. Seingatnya, dia sudah memasukkannya ke dalam tas setelah dari toilet di bandara tadi. Tapi benda mungil itu ternyata telah menghilang. Jennie bahkan sudah berlari kembali ke bandara demi mengecek kembali ke toilet sana. Tapi naas, ia tidak menemukan ponselnya disana.
Kepulangannya ke Korea ini karena ia merindukan sang nenek. Setelah lulus Sekolah menengah pertama, ia ikut bersama kedua orang tuanya untuk tinggal di New Zealand karena urusan bisnis. Namun setelah kelulusannya dari perguruan tinggi, ia memilih untuk kembali ke tempat kelahirannya, Korea Selatan.
Dan masalah yang ia hadapi sekarang adalah, handphonenya menghilang. Ia tak bisa menghubungi siapapun. Bahkan orang tuanya sekalipun. Ia tak tahu harus pergi kemana sekarang, sedangkan alamat rumah neneknya itu ada di memo di ponselnya. Hebatnya seorang Jennie, gadis itu memiliki buta arah yang akut. Mana bisa ia berjalan sendiri ke rumah neneknya, sedang dia sama sekali tak bisa mengingat jalan sekalipun itu jalan tikus yang sering dilewatinya menuju ke kampusnya di New Zealand sana.
"YHA!"
Jennie sontak berteriak ketika seorang lelaki tiba-tiba menabrak bahunya, membuat tubuhnya hampir tersungkur ke depan.
Lelaki dengan setelan jas rapi itu menoleh sebentar, lalu terus berjalan dengan tergesa-gesa.
Jennie hanya menatap punggung lelaki itu dengan kesal. Lalu matanya beralih ke minimarket yang baru saja ditinggalkan lelaki tadi. Kakinya melangkah masuk ke minimarket tersebut.
Senyumnya mulai mengembang.
"Makan dulu sepertinya ide bagus."
***
Yoongi berjalan dengan gusar setelah menutup pintu mobilnya. Setelah menerima telfon dari Heeyeon sang kakak, ia yang sedang sibuk di kantor memilih bergegas untuk pulang ke rumah.
Yoongi melangkahkan kakinya dengan lebar dan cepat menuju kamar yang berada di lantai dua rumahnya. Tangannya sibuk menenteng kantung belanja kecil yang berisikan cokelat favorit gadis kecilnya.
Heeyeon sudah menunggu disana, duduk di samping ranjang, sambil menatap gadis kecil yang sedang terlelap di kasur tersebut.
"Eoh, kau sudah datang?" ucapnya saat menyadari Yoongi yang membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.
Lelaki itu mengangguk seraya ikut duduk di pinggiran ranjang tersebut.
"Dia merengek lagi. Sepertinya merindukan ibunya." Ucap Heeyeon.
Yoongi menatap gadis kecil yang tertidur di kasurnya dengan manis. Ia mengulurkan tangannya, dan mengusap kepala gadis itu dengan lembut.
"Percaya pada Appa, Mommy-mu pasti segera kembali, sayang."
***
HALLO!!!
Selamat Ulang Tahun untuk Rapper swag and savage kita, Min Yoongi aka SUGA aka AgustD! 🔥🖤
Doaku simple, harapannya, semoga Yoongi selalu sehat dan selalu bahagia, dan bisa menghasilkan lebih banyak karya yang bagus lagi, serta bisa selalu menginspirasi banyak orang. Amiiin 💕💕💕
Oh iya! Perkenalkan ini project pertamaku di wattpad sekaligus project pertama yang berbau Kpop hehe. jadi mohon dukungan dan bantuannya yaa, aku sangat menerima kritik dan saran buat work ku ini 😊
Terimakasih sudah mampir 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Trapped 📍 [MYG x KJN] ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Kim Jennie hanyalah seorang gadis polos yang benar-benar tersesat di negara kelahirannya sendiri. Beruntung ia di tolong oleh Min Yoongi, pria dingin tampan yang menyebalkan. Dan sadar atau tidak, Jennie malah harus terseret ke dalam keh...