Part 43; Curhat

3.2K 393 132
                                    

Pagi itu Yoongi merasakan pipinya di tepuk pelan. Ia membuka kedua matanya, dan menemukan sosok yang ia tunggui sejak semalam.

Mimpi buruknya karena takut ditinggalkan gadis itu langsung sirna ketika melihat Jennie yang berjongkok di hadapannya, tersenyum manis membangunkan Yoongi dari tidurnya.

“Cepat pindah ke kamarmu, Oppa. Disini dingin.” ujarnya.

Yoongi mengerjap kecil. Ia yakin ini bukanlah mimpi. Ia masih di tempat yang sama, bersandar pada dinding di samping pintu kamar Jennie. Namun yang aneh adalah ketika dia dapat melihat Jennie tersenyum manis padanya, padahal semalam gadis itu mengunci pintu rapat-rapat, juga menangis di dalam kamar.

“Jennie?” tanya Yoongi pelan.

“Ya, ini aku. Sudah hampir pagi, Oppa. Cepat pindah ke kamarmu, sebelum Rose atau bahkan Heeyeon eonnie melihatmu tertidur di lantai seperti ini. Aku tidak mau mereka menyalahkanku karena hal ini.”

Yoongi tersenyum. Ya, ini memang benar-benar Jennie-nya.

“Maaf.” ucap Yoongi.

Bukannya menjawab, Jennie malah bangkit berdiri. “Itu hanya salah paham bukan?”

Yoongi mengangguk, lalu ikut berdiri. “Kau mau memaafkanku?”

Jennie hanya tersenyum. Senyum yang terlalu cantik dan apik untuk disebut senyum palsu. Membuat Yoongi dengan segera memeluk tubuh gadis itu dengan erat.

*

Yoongi menyelesaikan makan siangnya tanpa minat. Bagaimana Yoongi bisa makan dengan lahap dan tenang jika bayangan di pagi itu terus menghantuinya? Yoongi menghela nafasnya, seraya mengusap wajahnya dengan kasar.

Jennie memaafkannya bukan? Tapi yang terjadi selama tiga hari terakhir ini, Yoongi merasa ada perubahan pada sikap Jennie. Padahal Yoongi sudah mati-matian menepikan gengsinya demi kembali mendapat perhatian Jennie. Namun gadis itu hanya bicara secukupnya, dan bersikap sewajarnya.

Hoseok bilang mungkin Jennie sedang menunjukkan sisi dewasanya. Tapi bagi Yoongi itu adalah hal yang aneh. Dan jujur saja, Yoongi jauh lebih menyukai sikap bar-bar juga berisik Jennie dibanding gadis itu menjadi pendiam.

“Argh, kau kenapa sih?!” Yoongi mengerang, lalu menjatuhkan kepalanya pada meja kerja.
Pria itu bahkan tidak menyadari bahwa Hoseok sudah berdiri di dekat pintu, memandangi atasan sekaligus sahabatnya itu.

“Kau yang kenapa, masa kau masih tidak menyadarinya sih?”

Yoongi dengan cepat melirik pada pria yang setahun lebih muda darinya itu. “Kau tidak mengetuk pintu, ya!”

Hoseok mengedikkan bahu acuh. “Aku sudah mengetuknya, tapi kau malah bengong seperti kambing.”
Setelahnya Hoseok menyimpan berkas di atas meja Yoongi, tanpa memperdulikan tatapan tajam dari pria itu.

“Hyung, kau tahu apa kesalahanmu?”

Yoongi mendongak, menunggu Hoseok melanjutkan ucapannya.

“Kau memang sudah meminta maaf, tapi bukan berarti Jennie bisa berdamai dengan hatinya, jika kau masih saja menyakitinya.”

“Menyakiti? Tapi aku—“

Lost and Trapped 📍 [MYG x KJN] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang