Salah satu hal yang membuat Jisung sebal di sore hari ini.
Kehabisan sampo.
Kalau kehabisan samponya dia tahu sih tak apa, lha ini dia sudah terlanjur masuk ke dalam kamar mandi eh baru sadar kalau samponya habis.
Kan minta hujat diri sendiri kenapa dirinya tidak mengecek dulu sebelum membasahi rambut cokelatnya.
Mana indekosnya sepi, sedang pada pulang kampung. Jisung jadi tak bisa teriak dan meminta sampo pada penghuni lain.
Akhirnya dia memutuskan untuk tetap melakukan ritual mandi sorenya dengan lengkap kecuali keramas. Tetap keramas sih tapi hanya pakai air tanpa sampo.
Lagu question milik Stray Kids mengalun merdu di kamar Jisung, mumpung tak ada penghuni lain dia gunakan kesempatan itu untuk mendengarkan lagu penyanyi kesayangannya dengan volume penuh.
"Nado molla nareul hyangan question oooooo~~" dia ikut bernyanyi sembari memakai bajunya.
Jisung mengambil jaket yang tersampir di belakang pintu kamar. Dia berencana pergi ke supermarket dekat indekosnya, tentu saja untuk membeli sampo.
Setelah persiapannya siap. Dia matikan lagu dari ponselnya dan menutup pintu kamar guna menuju supermarket.
Lelaki manis itu memutuskan berjalan kaki karena memang tak begitu jauh dari indekosnya, kalau diibaratkan hanya lima langkah.
"Selamat datang, selamat berbelanja," suara petugas kasir menyapa Jisung tapi dia langsung menuju tempat sampo ㅡyang sudah dia hafal di luar kepala karena saking seringnya dia kemari tanpa melihat arah kasir.
Jisung tetap lelaki. Dia tak akan membeli sesuatu yang tidak diperlukan seperti apa yang dilakukan oleh kakak perempuannya. Niat membeli apa jadinya beli apa.
Dasar perempuan.
Setelah berhasil mendapat sampo yang Jisung mau, dia menuju kasir.
Pandangan Jisung mengarah ke petugas kasir.
Kok ganteng?
Selain membatin, Jisung juga baru sadar, suara yang menyapanya tadi bukan suara Changbin ㅡpetugas kasir yang terdahulu.
"Pegawai baru ya?" memang dasarnya Jisung sok akrab jadi dia berani bertanya.
"Iya," pegawai kasir itu menjawab singkat padat dan tepat sasaran.
Jisung mengangguk. Dalam hati membatin lagi, sayang wajahnya datar, mirip dengan kak Changbin.
Padahal tadi Jisung sempat senang karena ada objek cuci mata baru, kok ya ekspresinya datar seperti Changbin.
"Semuanya seribu won," lelaki yang dibilang ganteng oleh Jisung itu membacakan nominal di layar komputernya.
Jisung menyerahkan nominal yang disebutkan lelaki itu.
"Kak Changbin kemana hmm, kak-"
Jisung menjeda pertanyaannya untuk melihat nama sang kasir dalam struk belanjanya."-Kak Minho?"
"Changbin bagian pagi, dia semester ini mengambil kuliah sore," jawab lelaki bernama Minho itu cepat.
Walaupun berekspresi datar, wajah lelaki ini tetap tampan. Kalimat dari hati Jisung.
"Kakak satu angkatan dengan Changbin?"
"Tidak, aku lebih tua darinya setahun."
Jisung mengangguk paham, diraihnya kresek yang telah selesai dikemas.
Rasanya hanya membeli sampo, kok jadi lama begini.
"Kamu Jisung ya?"
Jisung akan pamit keluar supermarket tapi pertanyaan Minho menginterupsi.
"Kok tahu kak?"
Wajah Minho sedikit lega ketika Jisung menatapnya, mungkin lelaki itu tadi takut salah orang.
"Iya kata Changbin, nanti pasti bakal ada lelaki cerewet yang sering pergi kemari. Oh ternyata kamu," Minho tersenyum.
Ulang.
Minho tersenyum.
Jisung mengaruk rambutnya yang tidak gatal, salah tingkah dia disenyumi Minho seperti tadi. Bertekad setelahnya akan sering kemari demi melihat senyum manis pemuda Lee ini.
"Hehe begitu ya,"
Jisung masih cengengesan sendiri, menunduk karena malu.
Lalu muncul kalimat ini dari mulutnya, "Karena sudah mengenalku, boleh minta id kakaotalknya, kak?"
Mulut bodoh milik Jisung.
Semoga tidak malu untuk kembali lagi ya, Han Jisung.
Katanya mau buat cuci mata.
Ciri khas melebur bersama series adalah ajang curhat+ide dari mana saja wkwk
Jadi ya gini deh jadinya, banyak gajenya
Semoga sukakk ♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Melebur bersama Minsung✓
Fanfiction(💋) Mari kita bahagia bersama Minsung~ (26012019ㅡ26012020)