Museum

2.3K 289 21
                                    

Berkenalan dengan Jisung selama dua bulan lebih ternyata belum memunculkan niat Minho untuk menembak orang yang akhir-akhir ini dekat dengannya itu.

Kalau dikata nyaman, Minho nyaman sekali dengan pemuda mirip tupai ini tapi entah mengapa belum ada rasa ingin mengikatnya. Ada rasa sedikit takut untuk meminta Jisung menjadi kekasihnya, takut jika adik tingkatnya itu menolaknya. Memang ciut sekali nyali Lee Minho.

Hari ini mereka memutuskan untuk berkencan ㅡtapi tanpa status. Untuk tujuannya, kata Minho sih menyusul, rencananya ke museum, sekalian untuk penelitian tugas kampus Minho.

Nada dering ponsel Jisung berbunyi, menandakan ada pesan yang diterima ponsel bercase bening dengan foto Minho di sana ㅡMinho sendiri yang menaruh swafoto pemuda itu, memang dasar narsis.

Narsis tapi bernyali ciut.

Aku berangkat, Ji.

Isi pesan itu, Jisung lalu membalasnya dengan kalimat untuk berhati-hati di jalan dan pemuda Han itu mulai bersiap-siap.

Selang beberapa menit, Jisung telah siap tepat ketika Minho sampai di depan rumah keluarga Han dengan mobil hitamnya.

Minho keluar dari mobil guna menyambut Jisung.

Sumpah, Jisung tidak bohong. Minho terlihat tampan dengan kaos putih yang dipakainya saat ini. Jaket denim sobek-sobeknya menambah kesal keren. Tapi menjadi imut ketika melihat wajah Minho yang tengah memakai kacamata bulat.

Itulah Lee Minho dan segala keindahannya.

Bagaimana bisa Jisung tidak menyukai pemuda di depannya ini?

"Kok pakai kacamata kak? Tumben," Jisung bertanya.

"Biar couple sama kamu," jawab Minho dibarengi matanya yang mengerling.

"Apasih kak!" Jisung memukul Minho ringan, malu juga digoda seperti itu.

"Kita jadi ke mana?" Jisung bertanya ketika dirinya dan Minho sudah berada di dalam mobil.

"Ke taman dekat pusat kota aja ya? Aku malas mengerjakan tugas di museum."

Tentu Jisung menurut lalu Minho mulai menjalankan mobilnya.

***

Taman nampak ramai dengan orang yang berlalu lalang, ada yang dengan pasangan, keluarga, teman, dan lain sebagainya.

Minho dan Jisung duduk di salah satu bangku dekat air mancur. Digenggaman Jisung terdapat sebuah es krim rasa cokelat, rasa favorit Jisung dalam apapun makanan dan minumannya.

"Kak, untung ya kita tadi tidak jadi ke museum," celetuk Jisung sembari menjilati es krim supaya tidak meleleh lebih banyak.

"Loh kenapa? Tidak seru ya?" Minho bertanya, matanya fokus melihat kelucuan Jisung yang sedang menikmati es krimnya.

Jisung mengangguk, "Selain tidak seru, nanti orang-orang di sana jadi heran saat lihat kakak."

"Heran kenapa?" Alis Minho bertautan, tanda bingung.

Jisung tersenyum manis, sangat manis sampai Minho bisa saja diabetes saat melihatnya, "Nanti orang-orang di sana pada heran saat lihat kakak, mereka bertanya-tanya kenapa karya seni bisa jalan."

Awalnya Minho bingung tapi langsung tertawa ketika menyadari jika Jisung tengah mengombalinya.

"Ya ampuunn Ji!!! Aku bisa melebur ini!" Minho yang gemas pun mencubit pipi gembul Jisung.

Cubitan dari Minho menunjukkan respon pada pipi Jisung, rona merah muda menyeruak menambah kesan manis pemuda Han.

"Ji-" Minho memanggil lembut.

Melebur bersama Minsung✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang