Minsung sebagai sepasang kekasih.
Lokal au!Dua pemuda tengah berada di gazebo, salah satu dari mereka berada di paha pemuda satunya, memejamkan mata menikmati semilir angin.
Gazebo fakultas fmipa. Tertulis seperti itu di plang gazebonya.
"Dek,"
"Hmm."
Yang lebih mudah hanya bergumam, masih menikmati semilir angin di tempat ternyamannya saat ini.
"Aku kok jadi inget pertemuan pertama kita ya."
Pemuda yang lebih tua menatap langit, entah memandang apa di sana.
"Waktu itu kakak ke sini, di dekat gazebo ini kan dek ketemuannya ? Waktu itu kita tubrukkan dan buku kita ketuker ? Inget nggak ? Aduh kayak drama banget gak sih dek ?"
Di atas paha kekasihnya, pemuda bersurai hitam itu menggeleng kemudian bangkit dari tidurnya untuk berhadapan langsung dengan sang kekasih.
"Kak Minho salah tahu! Bukan itu pertemuan pertama kita."
Minho bingung, alisnya hampir bertautan.
"Terus ?"
"Setahun lebih dua bulan lalu, tepat ketika aku berangkat pkkmb."
Minho mengernyit. Dia merasa tak bertemu dengan kekasihnya ini waktu itu.
"Mungkin hanya Jisung yang inget. Lagian kayaknya kakak gak tahu kalau ketemu aku."
Lelaki yang baru saja menyebutkan namanya itu menepuk paha Minho untuk menyadarkannya.
"Ayo aku ceritain kak."
Mari kilas balik setahun lebih dua bulan lalu seperti perkataan Jisung tadi.
Waktu itu pagi yang cerah, cukup cerah untuk berlari dari indekos Jisung menuju kampus. Salahkan tugas pkkmb dari kakak tingkat yang bejibun membuat lelaki mirip tupai itu harus bangun lebih lama dari ekspektasinya.
Sembari berlari dia melirik jam tangan yang sudah menunjukkan jarum panjang di pertengahan antara angka 11 dan 12 artinya tinggal lebih kurang dua menit lagi ia harus sudah sampai di lapangan kampusnya jika tidak ingin dimarahi oleh panitia.
Kemarin hujan, membuat jalanan di sekitar kampus menjadi becek dan mau tak mau Jisung harus berlari dalam kehati-hatian, takut jika kemeja putihnya terkena kotoran kubangan air hujan itu.
Fokus pada lari dan menghindari kubangan menjadikan Jisung tak fokus dengan hal lain, dia lupa jika harus menghindari kendaraan-kendaraan yang akan mengancam kemejanya.
Splash!!!
Naas, fokusnya menghindari kubangan serasa sia-sia saat menyadari kemeja putih bersihnya kini sudah tercampur dengan bercak berwarna cokelat.
"ASYEM!!!! JAMBUUU!! AAAAARKKKHHH!!"
Teriakan Jisung secara spontan. Dia dari desa bukan asli kota ini sehingga ucapannya juga tidak begitu kasar seperti penghuni asli kota ini.
Dia melihat plat nomor mobil tersangka utama aksi penyemprotan ke kemeja Jisung.
"L xxxx xx."
Beruntunglah Jisung anak biologi yang pandai menghafal. Jejeran nama latin tumbuhan dan binatang saja dia hafal apalagi hanya plat nomor saja, gampang baginya.
Bukan kok, Jisung bukan pendendam. Ya untuk jaga-jaga saja...
Dan Jisung pun mendapat hukuman hari itu sesampainya di kampus.
Kembali ke masa sekarang dengan tawa kocak Minho yang menganggu pendengaran Jisung.
"Kak Minho iihh kok ketawanya ngakak gituuu!!" Jisung memukul badan Minho berulang sampai kekasihnya itu mau berhenti tertawa.
"Aduuh perutku sakitttt!!"
"Terus aku nemu mobil itu parkir di parkiran fbs, rencananya mau balas dendam minimal ngempesin bannya gitu eh pas lihat kakak keluar dari mobil itu aku malah gak jadi ngelakuin niatku."
"Kenapa ?" Minho menatap sang kekasih dalam.
Dirinya beruntung memiliki Jisung.
"Kakak terlalu ganteng. Aku jadi gak tega."
"Kok gak lihat kamu pas aku keluar ?"
"Aku langsung terjatuh dan tak bisa bangkit lagi saat lihat kakak eh gak lah, aku langsung lari lihat kegantengan kakak."
Jisung senyum malu seraya menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangannya.
"Ya ampunn pacar aku kok imut bangettt. Jadi pengen nyiummmm."
Sebelum bibir Minho yang sudah maju ke arah wajah Jisung, Jisung menghentikannya menggunakan tangannya.
"Ingat lagi di kampus!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melebur bersama Minsung✓
Fanfic(💋) Mari kita bahagia bersama Minsung~ (26012019ㅡ26012020)