Sebagai anak rantau yang tergolong baru, Minho bisa dikatakan belum bisa memasak. Mafhum saja, dia tumbuh besar di Busan. Bahkan kuliah pun di tanah kelahirannya sana. Jadi urusan masak memasak hanya diambil alih oleh sang mama, dia hanya tinggal makan.
Maka ketika dia tahu jika diterima di perusahaan besar semacam CF di ibukota negaranya ini, hal yang paling dia khawatirkan adalah urusan makan.
Dia takut kelaparan karena tidak ahli memasak.
Ingat kejadian tabrakan roti bakar?
Minho ini memegang motto, sarapan harus menggunakan nasi.
Sarapan roti bakar di hari pertama itu sebenarnya terpaksa, dia belum tahu seluk beluk wilayah distrik Seoul jadi belum tahu banyak tempat-tempat yang menjual sayur jadi.
Nah, Minho mendapat masalah itu lagi hari ini yang membuat dirinya kalang kabut di pagi hari. Kemarin kan dia pulang bersama Jisung jadi lupa membeli sayur untuk sarapan hari ini.
"Apa harus sarapan puding?" gumam Minho yang ditujukan pada dirinya sendiri. Dia sudah berkemeja rapi siap untuk pergi ke kantor.
"Tapi kurang puas," lagi dia bergumam.
Ting tung
Bel berbunyi bertanda ada yang bertamu.
Siapa gerangan yang bertamu sepagi ini?
Minho membukakan pintunya dan disambut Jisung yang sedang menenteng panci.
"Selamat pagi, kak Minho," cengiran Jisung tampilkan. Jisung sudah rapi.
"Selamat pagi Ji. Ada apa y-"
"Ini ada sayur, aku kemarin malam lapar jadi masak sayur. Dan sepertinya aku masak kebanyakan. Hmm, kakak mau?"
Ini namanya pucuk dicinta ulam pun tiba.
"Mauuu banget Ji! Terima kasih!!" Minho menerima panci yang berisikan sayur buatan Jisung itu.
"Masuk dulu Ji, biar saya ganti pancinya. Atau Jisung mau makan di sini sekalian?" Minho masuk diikuti Jisung di belakangnya.
"Aku sudah makan tadi, aku tunggu saja kakak makan, kita berangkat bersama," ajak Jisung.
"Siap, tunggu ya Ji. Ikut ke dapur aja yuk."
Sesuai ajakan Minho, Jisung pun ikut ke dapur. Melihat sekeliling dapur Minho.
"Kakak maniak jelly ya?" Jisung bertanya heran karena melihat setumpukan jelly berbagai bentuk dan rasa di keranjang khusus dekat kompor.
"Iya, sangat hehe, enak lho Ji," cengiran dari mulut Minho.
"Jangan banyak-banyak tapi Kak, kalau kebanyakan kan juga tak baik."
"Siap! Siap! By the way, saya tadi sempat bingung mau makan apa eh Jisung datang. Aduh, senang sekali rasanya."
"Hehe pas banget berarti ya, Kak. Syukurlah,"
"Terima kasih banyak lho Ji,"
"Sama-sama, Kak. Tetangga kan saling memberi."
Mereka melanjutkan mengorbol disambi Minho menyelesaikan sarapannya.
Minho dalam hati tentu senang.
***
Omong-omong, terima kasih banyak atas vomment dari kalian selama ini ♡♡♡♡ masih mau lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Melebur bersama Minsung✓
Fanfic(💋) Mari kita bahagia bersama Minsung~ (26012019ㅡ26012020)