Kepala Jisung terasa berat, rasanya ada sesuatu yang menempel di dahi cantiknya, bukan sok percaya diri, tapi banyak yang bilang jidat Jisung memang bagus.
Kompres ? jadi Jisung kemarin pingsan ? sangat merusak suasana !
Jisung berusaha untuk berdiri dari tidur panjangnya dan melihat sekeliling ruangan ini yang bisa dia tebak adalah kamar Minho. Kata yang tepat buat mendeskripsikan kamar ini adalah rapi. Sungguh mengherankan memang kalau kamar seorang lelaki bisa serapi ini, kamar Jisung saja tidak serapi ini. Cat kamar ini didominasi dengan warna abu-abu metallic. Cocok dengan kepribadiannya yang sulit ditebak seperti warna abu-abu, kuat tapi kelam. It's just Jisung's opini. Hoho.
Jisung terus menelusuri kamar rapi ini sampai mata Jisung berhenti di sebuah foto besar yang diletakkan di sebuah meja belajar. Foto seorang perempuan manis dengan rambut yang digerai indah, walaupun perempuan di foto itu tidak sedang melihat kamera ㅡ terlihat sekali jika foto ini diambil secara diam-diam tapi aura perempuan itu positif sekali, cantik dan yang terpenting, Jisung jadi minder apalagi di bawah foto itu terdapat tulisan. I can't believe it, I still loving you, Hana.
Hana ? siapa sih perempuan itu ? Hana Gugudan ? perasaan wajah Hana tidak seperti itu, mantannya ? Oh my god, berarti dia masih cinta ke mantannya ? terus pernyataan dia kemarin ?
Memikirkan dugaan sementara dari semua pertanyaan Jisung membuatnya tambah pusing. Jisung memilih keluar dari kamar ini dan menemui si Minho.
Pilihan terbaik kan ?
***
"Kalau kamu sakit kenapa masih dipaksa ke sini sih ?"
Kalian tau ? Jisung baru saja keluar dari pintu kamar tapi dia sudah ditanya seperti itu, kok Jisung jadi tidak suka dengan kepribadian Minho ya ? Sepertinya Minho punya kepribadian ganda ?
Hanya Minho dan Tuhan yang tahu.
Jisung memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan Minho yang tak penting itu.
Minho berjalan ke arah dapur. Kenapa Jisung bisa tau ? Jisung kan sudah seminggu ke sini dan tentu saja Jisung sering ke dapur, selain karena tempatnya dekat ruang tamu yang biasa Jisung tempati belajar, Jisung juga suka makan jadi sering mengambil cemilan Minho di kulkas.
"Itu bubur yang aku buat, semoga aja rasanya masih bisa dinamain bubur." Jisung terperangkap lagi dengan pesona Minho. Perhatian sekali Minho ini.
Jisung yang sudah lapar akhirnya duduk di kursi dapur dan menyendok bubur ini. Lumayan. Minho pintar masak, euy. Lagi lagi Jisung kalah dari Minho.
Minho mengikuti Jisung untuk duduk di kursi depan Jisung.
"Ji, kamu udah baikan ?" Tanya Minho. Jisung mengangguk.
"Ngapain sih, Ji kamu bela-belain ke sini ? udah tau lagi sakit."
Sungguh, Minho itu sulit ditebak. Apa sih isi otaknya ?
"Gak papa, aku pengen aja. Bosen di rumah, kakakku belum pulang." Jawaban yang terlihat dipaksakan. Memalukan ! Untung Jisung punya kakak jadi bisa untuk alibi.
"Aku yakin bukan itu, Ji, atau jangan-jangan kamu suka sama aku dan kangen pengen ketemu ?"
Uhuk.
Kalimat yang keluar dari mulut Minho sukses membuat Jisung tersedak. Minho menyodorkan gelas yang berisi air ke Jisung.
"Sorry, Ji. Aku kirain kamu kangen sama aku."
"Eh, aku mau tanya." Jisung bersuara setelah hening beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melebur bersama Minsung✓
Fiksi Penggemar(💋) Mari kita bahagia bersama Minsung~ (26012019ㅡ26012020)