Sebenarnya cerita pada Abin tidak sepenuhnya salah sih karena Dhana jadi tahu jadwal kegiatan Rasen dan hari ini Abin akan bertemu Rasen.
Ini waktunya dia melihat Rasen secara live setelah dua bulan matanya kering karena tak melihat crushnya secara live.
Sudah siap Dhan ?
Pesan dari Abin baru saja dibaca oleh Dhana.
Pakai baju yang bagus. Kita biasa duduk di kafe moonlight paling pojok dekat pintu keluar.
"Sepertinya aku memang harus berterima kasih pada Abin untuk ini." Gumam Dhana sambil menatap pantulan dirinya di cermin.
Kali ini Dhana akan pergi sendiri, biarlah disangka jomblo atau single ya memang faktanya dia itu belum punya gandengan eh punya sih bapak ibu gandengannya daripada harus mengajak Liandra, bisa malu lagi dia.
Semua siap.
Dhana sudah siap menemui masa depannya.
***
Sepulang dari kafe moonlight ingatkan Dhana untuk berterima kasih kepada sepupu gembilnya karena dia jadi bisa melihat Rasen tanpa seragam pengawai kafe starlight secara langsung.
Dhana rasanya ingin menangis melihat kegantengan Rasen yang tak terbatas langit.
Ah Dhana alay.
Kali ini Dhana memotret Rasen, tenang dia sudah berpengalaman. Tak ada lagi kejadian flash yang menyala dan suara cekrek cekrek.
Sudah dua jam lebih Dhana duduk di sana -pojok dekat kasir- Dan sudah dua jam pula -bahkan lebih- Rasen-Abin-dan satu lagi lelaki lebih tinggi sedikit dari Abin yang Dhana tak tahu namanya sudah di sana -pojok dekat salah satu pintu-
Untung Dhana sudah menyiasati hal tersebut, dia membawa setumpukan tugas yang dosennya berikan untuk dikumpulkan satu bulan ke depan. Rajin sangat Sayudhana Awandiwangsa ini.
Dhana fokus pada tugasnya sesekali -banyak sih- memandangi pujaan hatinya.
"Eh-"
Dhana mendongak ketika seseorang terasa bersuara di dekatnya.
"Beneeeerrr !! Si cekrek!!" Ucap orang itu lagi. Dan Dhana baru sadar jika orang yang berada di dekatnya saat ini tadi bersama dengan Rasen dan Abin.
"Rasen!!!" Orang itu berteriak ke arah Rasen.
Rasen dan Abin yang sedang bercengkrama pun merasa terusik. Abin langsung berdiri menghampiri orang yang berteriak tadi, Rasen pun sebenarnya sudah mau bangkit tapi tidak jadi.
"Kamu kenal dia, Ris?" Tanya Abin.
Dhana langsung menunduk, menutup matanya malu, menutup seluruh wajahnya dengan buku mata kuliahnya.
"Ini si cekrek yang kamu cari dua bulan lalu kan ya???" Masih dengan suara agak dikeraskan Jaris berbicara.
Cekrek ??
Kejadian di kafe starlight pun kembali terulang di kepala Dhana.
Kenapa selalu hal memalukan yang menimpanya ketika menyangkut Rasen ?? Kenapaaaaaaaa ???
"Rasen!!! Sini!!! Ini orang yang kamu cari braiii" Si Jaris terus berteriak di dalam kafe membuat seluruh atensi pengunjung terfokus kepada mereka.
"Kamu kenal Dhana, Ris?" Abin tak pantang menyerah.
"Iya bener, Sen!!! AKHIRNYA RASEEEEN!!" Suara Jaris semakin tak terkontrol.
"JARIIIIS!!" Galaknya Abin keluar.
"Iyeee aku kenal dia soalnya dia pernah moto Rasen pake flash ditambah suaranya nyala. Aku waktu itu lagi nongkrong di sana. Rasen sering tuh cerita kalo lagi nyari si cekrek ini tapi gak ketemu-ketemu sampek sering tanya ke seluruh pengunjung kafe, ehhh akhirnya ketemu di sini sekarang. JODOH SEN!!."
Abin cengo.
Dhana cengo.
Wah Jaris ember.
Rasen ? Ingin resign dari dunia.
Ternyata tak hanya teman Dhana, teman Rasen juga tak jauh berbeda.
Menyebalkan.
ㅡ Cerah (4) = Canggung ㅡ
Jadi visualisasi selain Rasen-Dhana terserah kalian yep~
KAMU SEDANG MEMBACA
Melebur bersama Minsung✓
Fanfiction(💋) Mari kita bahagia bersama Minsung~ (26012019ㅡ26012020)