Mereka -Dhana dan Rasen- berdua di sini.
Duduk berhadapan namun saling menunduk malu.
Sudah lebih dari dua puluh menit mereka dalam keadaan seperti itu.
Selang dua meja dari mereka terdapat dua ongok manusia yang gemas melihat tingkah dua orang yang saling jatuh cinta di depannya.
Brak!
Jaris menggebrak meja saking kesalnya melihat dua sejoli itu.
"Gemes liat mereka. Kesel!" Gerutu Jaris.
"Sabar Ris sabar sabar" Abin menenangkan sahabatnya itu.
***
"Hai-"
Akhirnya, setelah hampir tiga puluh menit mereka berada di situ, Rasen bersuara.
"Oh hai-"
Dhana mendongak menghadap Rasen. Huhu menatap pujaan dari dekat betapa indahnya dunia milik Dhana saat ini.
"Namaku Rasen."
"Aku Dhana."
Mereka berdua aneh banget!!!
"Salam kenal."
"Salam kenal."
Mereka bersama mengucapkan frasa itu membuat keduanya tertawa kikuk.
"Seperti yang dijelaskan Jaris tadi. Yah, seperti itu." Rasen menggaruk puncak kepalanya yang definit tidak sedang gatal.
"Hehehe iya-"
"Kita seumuran ngomong-ngomong Sen, panggil Dhana aja. Kita juga sejurusan sebenarnya tapi aku ngambil kelas biasa."
Rasen manggut-manggut mendengar penjelasan Dhana.
"Iya Dhan-"
"Woiii jadian belom tuh!!"
Dhana dan Rasen langsung menatap Jaris tajam, Rasen saja sih tepatnya. Mulutnya cant stop tuh bocah.
"Aku minta idlinemu ya, Dhan?"
"Dhana01."
Rasen mengetikkan idline Dhana di ponselnya.
"Add back ya."
"Iya udah kok, nih-" Dhana menunjukkan layar ponselnya untuk bukti.
"Makasih, semoga kita makin deket."
Kikuk sekali ya ampunnnn mereka berdua.
"Mau aku anter pulang?"
Setelah lama diam, Rasen berinisiatif supaya selangkah di depan.
"Aku bareng Abin deh kayaknya."
Ada sedikit kesedihan di raut wajah Rasen mendengar jawaban Dhana.
Abin siapanya Dhana ? Pikir Rasen saat ini.
"Woii kagak!!!! Aku mau mampir dulu entar Dhan. Gak bisa nebengin!" Abin berteriak dari tempatnya duduk.
Denger aja tuh orang. Ucap Dhana dalam hati.
"Ya udah, iya deh Sen."
"Mau pulang sekarang ?" Rasen bertanya. Dengan spontan Dhana mengiyakan, sudah terlalu lama dia di kafe ini.
Rasen berdiri terlebih dahulu kemudian disusul Dhana yang sudah selesai membereskan peralatannya.
"Abin itu siapamu Dhan ? Kok sepertinya kalian deket."
"Oh, dia sepupuku, setiap hari selalu bareng makanya deket."
Rasen manggut-manggut, Dhana kemudian berlalu mendahului Rasen satu langkah.
Di belakang Dhana, Rasen mengangkat tangan, menggumamkan yes yes berkali kali, mengepalkan tangannya di udara.
"Sekarang dia yang malu-maluin diri sendiri." Jaris berbisik pada Abin.
"Cinta membutakan segalanya." Abin bernada serius sok puitis.
"Apasih Biiin!!"
Dan kepala Abin menjadi korban pukulan buku menu dari Jaris.
Rasen setelah melakukan aksi kocak yang tanpa sadar sebenarnya dilihat juga oleh Dhana itu menjajarkan langkahnya dengan Dhana.
Mereka berdua sama-sama tertawa.
Tertawa dalam konteks yang berbeda sebenarnya.
Tapi siapa peduli. Yang penting mereka bahagia.
Dan doakan semoga mereka cepat jadian.
ㅡ Cerah (5): Wiwuw otw jadian ㅡ
Syelesaiiiii kawankuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Melebur bersama Minsung✓
Fiksi Penggemar(💋) Mari kita bahagia bersama Minsung~ (26012019ㅡ26012020)