Minho bersemangat kali ini. Wajah sumringahnya tidak dapat disembunyikan. Muka kucel sehabis bekerja tidak tampak sama sekali.
Hal seperti apa coba yang membuat lelaki ini sebahagia itu.
Lelaki itu menatap bungkus plastik bening yang dia tenteng, tersenyum sendiri kala membayangkan seseorang yang akan dia berikan itu akan senang pula menerimanya.
Di dalam perjalanan, bus terasa sangat lama namun Minho tetap menikmatinya.
Pemuda itu mengambil sesuatu di plastik bening tadi. Memandangi cupcake berkrim merah mudah yang terlihat menggoda untuk dicicipi.
Minho memasukkan cupcake itu ke dalam mulutnya, menggigitnya dan mengunyah gigitan itu perlahan.
"Hmmm, delicious~" gumam Minho senang ketika gigitan cupcake tadi sudah melewati lidah dan berakhir di dalam perutnya. Ketika orang lain memandang Minho saat ini mungkin orang-orang itu akan mengira jika dia sedang melakukan mukbang kecil-kecilan karena ekspresinya begitu menjiwai.
"Cupcake flower memang selalu dapat diandalkan," tambah Minho lagi.
Bus berhenti tanda bahwa bus telah sampai di halte. Waktunya Minho turun.
"Terima kasih pak," Minho membungkuk sopan pada sopir bus yang dia tumpangi lalu turun dengan hati-hati. Walaupun dia sudah tak sabar untuk sampai tujuan tapi dalam hal ini dia harus tetap hati-hati, dia bukan seseorang yang ceroboh omong-omong kecuali kalau kepepet.
Seperti kejadian tubrukan roti bakar. Hmm, itu lagi yang diingat.
"Nanaananana~ nanannaa~" sembari bersenandung kecil dia berjalan menuju gedung tempat tinggalnya.
Dia berhenti pada flat empat nomor sebelum flatnya.
Yes, flat milik Jisung.
Ting tung!
Minho memecet tombol bel. Sudah terlalu tidak sabar dia.
Ceklek.
Suara pintu berbunyi menandakan orang di dalam sana telah membukanya. Minho mendongak antusias.
Mata Minho sukses membola.
Bukan Jisung yang membukanya melainkan orang lain dan Minho tidak mengenalnya. Mengapa ada orang lain di flat Jisung dengan tanpa pakaian seperti ini?
"Ada perlu apa ya?" Orang itu bertanya canggung lalu menutupi badannya yang tanpa pakaian itu dengan sesuatu ㅡterlihat seperti kaos tapi basah.
"Oh, kak Minho silakan masuk," tiba-tiba kepala Jisung menjebul di balik pintu.
"Ini Ji, aku hanya memberikan ini. Sudah hampir malam, aku langsung ke flat saja," Minho memberikan plastik bening itu.
Tanpa menunggu jawaban Jisung, Minho sudah bergegas pergi.
Dia terlanjur bad mood.
Baru juga mau pendekatan tapi kok dia seperti sudah kalah telak.
Selamat sore~
Seneng deh kak Woojin buat insta, meski baru sadar setelah 3 hari kemudian :)))
KAMU SEDANG MEMBACA
Melebur bersama Minsung✓
Fanfic(💋) Mari kita bahagia bersama Minsung~ (26012019ㅡ26012020)