Cerah (1) : Memalukan!

1K 131 24
                                    

"Dia hampir datang! Dia hampir datang ! Dia hampir datang!" Mulut Dhana tak berhenti komat kamit sedari tadi. Ia terus menerus melihat jam tangan yang bertengger apik di tangannya.

Liandra yang mendengar komat kamit Dhana ingin sekali membekap mulut sahabatnya yang satu ini.

"Kali ini aku harus dapet satu fotonya, buat diliatin waktu mau bobok," ucap Dhana dengan mata berbinar.

"Jijik DHANAA!" Liandra begidik ngeri dengan wajah Dhana saat ini.

Klenteng.

Bunyi bel yang diletakkan di atas pintu berbunyi menandakan seseorang baru saja masuk.

"ITU D-" Dhana sudah ingin berteriak tapi buru-buru tangan Liandra berada di mulutnya.

"Kalem plis. Tenang tenang!!" nasihat Liandra dijawab anggukan oleh Dhana.

"Jadi dia yang kamu taksir?" Tanya Liandra.

Dhana mengangguk bersemangat.

"Hmmm lumayan. Untuk ukuran seorang pelayan dan penjaga kasir dia termasuk ganteng," Liandra bergumam lirih.

"Rasen emang ganteng, Liaan," Dhana menimpali.

"Loh kamu udah tau namanya?" Liandra bertanya lagi.

"Iya, dia kan kalo kerja pake nametag. Jadi ya taulah!!"

"Kirain kamu udah kenalan. Buruan sono kenalan keburu ketikung orang. Dia kayaknya banyak fans noh," Liandra berbicara sambil menunjuk manusia-manusia yang sedang menatap objek yang sama yaitu seorang lelaki di belakang kasir.

"Malu lah. Aku mah apa atuh," jawab Dhana lalu menunduk.

Dhana memang sudah lama suka dengan si penjaga kasir bernama Rasendriya Dwiangga.

Aduh Rasen itu kriteria lelaki yang harus disukai karena banyak hal kelebihannya, satu di antara banyak hal itu kalau kata Dhana ya kegantengannya. Gantengnya seorang Rasen itu tumpah tumpah.

Dhana menatap Rasen lama. Sepertinya ia sampai lupa cara berkedip. Padahal objek yang dilihat tidak balik menatapnya, dia hanya sibuk mengurusi pelanggan yang mau membayar.

"Dhana, cepet katanya mau ambil fotonya!" ucap Liandra mengingatkan.

"Bentar deh. Sedang nyaman memandangi makhluk Tuhan yang begitu sempurna," balas Dhana tanpa pindah dari acara menatap Rasennya.

"Aku ada kuliah bentar lagi, kalo gak sekarang, kamu aku tinggal sendirian."

"Ih Liandra mah suka gitu."

"Ye makanya cepetan. Aku gak mau pacarku nunggu di kampus sedangkan aku masih di sini nemenin sahabat yang lagi ceblok tresno ini," Liandra menjelaskan panjang lebar dengan penegasan bagian pacarku, membuat Dhana eneg tapi lebih ke iri, ingin punya juga.

"Ya udah iya," Dhana akhirnya menyerah dan mengeluarkan gawainya, siap-siap untuk memotret Rasen.

Gawai dia arahkan pada Rasen. Fokuskan dulu. Sudah fokus dan..

Cekrek.

Semua mata langsung tertuju padanya termasuk objek yang dia foto.

Karena apa ???

Sudah bunyi ehhh ditambah flashnya menyala.

Dhana langsung balik tubuhnya ke arah selain arah Rasen.

"DHANA BODOH!!!! Malu dunia akhirat!!! Bye!!!!" Liandra menggerutu dan langsung bangkit dari kursinya,

"Ihh Liandra tungguiin!!!!" Dhana ikut bangkit dan mengikuti Liandra keluar kafe.

Untung tadi sudah bayar setelah pesan, kalau tidak mereka kan jadi buronan karena tidak membayar.

Rasen melihat itu semua dan senyum manisnya tersungging jelas.

"Lucu, siapa ya namanya," gumam Rasen.

ㅡ Cerah (1) selesai ㅡ

Melebur bersama Minsung✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang