Han Jisung, seorang kepala humas perusahaan LM Delicious. Perusahaan yang berdiri lebih kurang tiga tahun itu mendapat masalah kembali. Kali ini karena perusaahan difitnah telah menggunakan bahan-bahan kedaluwarsa oleh sosok yang iri pada perusahaan besar ini.
"Sudah pak bos, jangan terlalu dipikirkan," Han Jisung masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dulu padahal bosnya sangat menjaga etika bertamu tapi Jisung memilih abai.
Ia tahu, bosnya tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Lelaki yang mulanya duduk menghadap keluar gedung melalui tembok transparan ruangannya kini menoleh ke seseorang yang sudah berada di depannya.
"Jisung, mau peluk," cicit bosnya pelan.
Tanpa menunggu lagi, Jisung peluk sosok bosnya ini. Sosok yang sudah tiga tahun lebih mengisi hatinya.
"Mengapa mereka terus menyebarkan hoaks tidak penting seperti itu?" Gumam Minho disela dekapan mereka.
"Tak apa, boskan tahu kalau semua ditangani oleh Han Jisung akan beres."
Minho selalu bersyukur karena memiliki kepala humas yang selalu ada untuk perusahaan...
dan juga dirinya.
Minho bersyukur karena hatinya dibawa lelaki yang dia rengkuh ini dan bukan orang lain.
Hanya dengan memeluk tersayang seperti ini saja, dia sudah merasa lebih baik.
Obatnya sungguh mudah dicari.
"Tim humas sudah menangani para wartawan di depan, bos tenang saja. Tapi Jisung izin untuk menangani masalah ini cukup lama ya bos? Hmm masalah kali ini agak runyam," Jisung
"Lakukan sesuai analisismu, Han. Aku selalu setuju dan akan mengizinkannya," masih saling memeluk, Minho berbisik tepat di samping telinga Jisung membuat pemuda mirip tupai itu geli namun juga senang.
"Terima kasih atas izinnya. Jisung jamin, citra bos sebagai bos termuda yang meraih gelar peringkat 1 tercepat tidak akan pudar dan hilang."
Hanya tuturan, tapi sungguh Minho sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Benar-benar definisi dari sosok yang hebat selalu punya seseorang di belakangnya, karena Jisung bertugas menjadi garda terdepan jika perusahaan LM Delicious dan bosnya mengalami masalah.
Han Jisung dan tim humas perusahaan LM Delicious sudah dikategorikan sebagai tim paling berkompeten menangani manajemen krisis sampai beberapa perusahaan ingin merekrut mereka menjadi kepala humasnya dengan iming-iming gaji lebih tinggi dari pemberian perusahaan LM Delicious.
Dan Jisung terima?
Kalau Jisung terima, dia tidak berada di pelukan bosnya ini.
"Mohon maaf sekali kami harus menolak tawaran Anda. Untuk alasannya simpel. Kalian tidak punya Lee Minho, bos yang membuat saya ah kami lebih tepatnya, tidak bisa berpaling, sekali lagi mohon maaf," selalu itu jawaban andalan dari Jisung.
Jisung mengeratkan tautannya pada sang bos tapi bosnya malah mengendurkan lalu tangannya memegang bahu Jisung membuat alis lelaki itu menukik hampir bersatu tanda bingung.
"Setelah masalah ini selesai, menikahlah denganku, Han Jisung. Aku ingin kamu juga mengatasi seluruh manajemen krisis rumah tangga kita kelak, mau kan sayang?"
Kata sayang yang jarang dia dengar dari mulut sang bos membuat pipi Jisung rasanya sangat panas.
"Bodoh jika aku menolak. Aku telah menunggu waktu ini sejak aku masih kuliah bos!"
"Aku mencintaimu, Han Jisung. Sangat! sampai tidak cukup rasanya semesta ini menangkupnya," pengakuan keju dari pengusaha sukses di usia muda ini.
"Jangan berbicara manis pada saat seperti ini bos, aku jadi tidak bisa berpikir," Jisung pun merajuk. Menenggelamkan kepalanya di ceruk lereh Minho.
"Semangat!! Karena hadiahmu jika berhasil kali ini adalah menikah denganku!" Minho mengerling berniat menggoda.
"SAYANG PAK BOS!!! JISUNG AKAN SEMANGAT MENGATASINYA!!"
Dalam hati Minho mengamini. Dikecupnya puncak kepala Jisung penuh rasa sayang dan cinta.
Masalah cepatlah berlalu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita ini disponsori oleh matkul kehumasan yang aku ambil semester ini