27. Gagal ( REVISI )

5K 225 0
                                    

Pagi buta ini, Ghifa bangun dari tidurnya. Ia sengaja bangun lebih awal untuk membuat masakan yang akan diberikan ke Diga. Hitung hitung mengambil hati cowok itu, pikirnya. Sebelum itu, ia bergegas membersihkan diri dan memakai seragam. Setelahnya, Ghifa berlari kecil menuju dapur.

Ghifa segera menyiapkan bahan masak yang akan dia sulap menjadi makanan enak. Sudah satu jam ia berkutat di dapur, sampai sampai Stevano terbangun dari tidurnya.

" Tumben bangun pagi langsung masak. Biasanya ngebo " cibir Stevano mengambil air soda dari dalam kulkas.

" Suka gue " balaa Ghifa jutek.

Abangnya itu memang selalu membuatnya kesal. Tapi dia harus mempertahankan mood nya yang baik. Kata orang kalau masak dengan suasana hati yang buruk, itu bisa membuat masakan yang dimasak menjadi tidak enak.

" Oh ya, lo kan suka bolos ngapain bawa bekal? " tanya Stevano seketika saat Ghifa mengambil beberapa kotak bekal dari dalam lemari perkakas dapur.

" Gue mau hemat " jawab Ghifa singkat.

" Bhak, Ghifa mau hemat?! Apa kata badut alay? " ejek Stevano dengan nada jenaka.

" Ck, serah lo dah " ujar Ghifa. Jika ia menanggapi abangnya, bisa bisa mood nya jadi kacau.

Tak berapa lama kemudian, masakan gadis itu matang dan siap disajikan.

" Dih wangi. Gue minta dong masakannya " pinta Stevano sambil mendekati Ghifa.

" Buat sendiri " tutur Ghifa ketus.

" Kalau lo pelit, gue sumpahin masakan lo gak enak dan bikin muntaber " ujar Stevano.

" Iye iye gue kasih. Gausah nyumpahin juga keles " pasrah Ghifa. Dasar abang kampret, seenak jidatnya saja menyumpahi makanan yang ia buat dan memakan waktu ± satu jam.

" Nah gitu dong adek gue yang cantek " ucap Stevano disertai kekehannya.

Setelah itu, Ghifa menyajikan masakannya untuk abangnya. Sebelumnya, dia sudah mengisi kotak bekal dengan masakannya tadi. Gadis itu memasak kimchi ( masakan khas Korea ), nasi kuning, opor ayam, dan capcai.

" Abang mau ngantar lo ke sekolah " ujar Stevano disela sela makannya.

Ghifa melotot menatap abangnya. " Ngapain nyet? Mau apel bu Kila? " pekik gadis itu.

" Gue mau jalan jalan cari angin kesana, siapa tau dapat uang satu milyar " jawab Stevano ngawur.

" Heleh, bilang aja lo mau caper sama anak SMA gue " tuduh Ghifa.

" Gak. Gue rindu sama SMA gue, lagian udah lama gue gak kesana. Toh, gue diajak kawan kawan untuk reunian " jelas Stevano.

Ghifa ber-oh-ria lalu melanjutkan sarapannya. Kemudian, abangnya mengantarkan gadis itu ke sekolah.

🐝🐝🐝

Bel istirahat telah berbunyi, tentu hal tersebut sudah di nanti nantikan oleh Ghifa. Gadis tersebut mengeluarkan tumpukan kotak bekal dari tasnya.

" Ngantin kuy " ajak Aurin.

" Gue mau ngasih ini sebentar " ucap Ghifa sambil menunjukkan kotak bekalnya. Diandra yang berdiri disamping Ghifa langsung menarik bekal tersebut dan membukanya satu persatu.

" Widih, kayaknya enak nih. Ini lo yang bikin? " tanya Diandra menatap bekal tersebut penuh minat.

Ghifa langsung menutup kotak tersebut kembali. Setelah itu, ia menatap Diandra sinis karena dengan lancang membuka kotak bekalnya tanpa izin.

" Masakan ini gue bikin 😂khusus untuk Diga " cercah Ghifa.

" Lo? Ngasih bekal ke Diga? " tanya Aurin dan Diandra bersamaan. Ghifa bergumam lalu meniggalkan kedua sahabatnya.

Dengan semangat dia melangkahkan kaki menuju kelasnya Diga. Biasanya saat jam istirahat ini, cowok itu berada di kelas atau tidak di perpustakaan. Sesekali Ghifa tersenyum saat murid murid menyapanya di koridor.

Kini, gadis itu sudah tiba di depan kelas Diga, ia memasuki kelas tersebut. Matanya melihat Diga yang fokus pada laptop dihadapan cowok itu, sedangkan Joni dan Angga sibuk memainkan ponselnya. Gadis itu memasuki kelas Diga dan berjalan menuju tempat duduk lelaki tersebut.

Ghifa berdehem membuat kedua pria di hadapannya mendongak menatapnya. Kecuali Diga yang masih menatap layar laptop.

" Mau ngapain, cantik? " tanya Angga genit lalu dihadiahi tatapan tajam dari Ghifa.

" Itu bekal buat siapa? Buat aku ya? " tanya Joni yang melihat tumpukan kotak bekal yang di pegang Ghifa. Diga yang mendengarnya hanya melirik bekal tersebut sebentar lalu kembali fokus pada laptopnya.

" Ini khusus untuk Diga bukan untuk lo " desis Ghifa. Hal itu membuat Joni mengerucutkan bibirnya.

" Ditolak kok malah terus berjuang? Situ murah apa gak laku? " sindir Angga membuat Ghifa naik pitam.

" Gue berjuang karena gue sayang, dasar goblok! " tandas perempuan itu.

Hampir saja dia meluapkan emosinya kepada Angga. Namun Ghifa kembali menetralkan emosinya, mulai saat ini dia harus menjaga image dihadapan Diga.

" Emm Diga, ini masakan yang khusus gue buat untuk lo. Semoga lo suka, jan lupa dimakan " ucap Ghifa sambil meletakkan bekal tersebut di samping Diga.

Cowok itu tak bergeming, tentu hal itu membuat Ghifa mengumpat dalam hati.

" Gue ke kantin ya. Bye bye " kata Ghifa lalu keluar dari kelas.

Saat tiba di luar kelas dia mendengar ucapan Joni, " Wuih enak nih kek nya " ucap Joni.

" Hmm harumnya " imbuh Angga.

" Ini buat kita aja ya. Lo kan gak laper, ya gak? " sambung Angga.

" Hm " jawab Diga.

" Asekk makasih bosku " tutur Angga.

Ghifa tersenyum kecut, 'Sabar Ghifa sabar. Kegagalan adalah awal menuju kesuksesan batinnya menyemangati diri. Dia menarik nafasnya dan menghembuskannya secara perlahan.

Gadis itu memilih berjalan menuju kelas. Niatnya untuk ke kantin sudah luntur seketika akibat bekalnya tidak dimakan oleh Diga.

***

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang